Lahan bekas Pasar Porong seluas 8.000
meter persegi yang sudah lama mangkrak dipastikan bakal disulap menjadi
Ruang Terbuka Hijau (RTH), tahun ini.
Upaya membuat RTH mirip Taman Bungkul di Surabaya di lahan eks-Pasar Porong itu saat ini sudah mulai tahap pembangunan.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Sidoarjo, Sulaksono mengatakan, diputuskannya lahan
eks-Pasar Porong menjadi RTH berawal dari lomba Program Pengembangan
Kota Hijau (P2KH) tingkat nasional.
Dari lomba itu, peserta diminta membuat proposal tentang rencana pengembangan kota hijau.
Kendati hanya berupa proposal, namun
kala itu diwajibkan ada komitmen dari kepala daerah jika kawasan yang
akan dijadikan pengembangan kota hijau itu harus benarbenar bisa
diwujudkan.
Peserta lomba adalah daerah yang sudah punya rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang sudah diperdakan.
Dari lomba tingkat nasional itu,
Sidoarjo berhasil menyabet juara dua hingga akhirnya berhak mendapatkan
bantuan dana Rp 800 juta dari Kementrian Pekerjaan Umum (PU) untuk
mewujudkan rencana dalam proposal P2KH tersebut.
“Maka, dipilihlah lokasi di bekas Pasar Porong untuk dibuat RTH sesuai proposal P2KH.
Direncanakan sebelum akhir tahun ini, pembangunan RTH itu sudah rampung,” jelas Sulaksono, kemarin (29/10).
Dijelaskan, dipilihnya lahan eks- Pasar Porong yang notabene tak jauh dari tanggul penahan lumpur bukan tanpa sebab.
Lahan di kawasan bencana lumpur itu
sengaja dipilih agar ada gairah masyarakat setempat untuk bangkit dari
bencana lumpur Lapindo.
“Selain menjadi RTH, di kawasan itu bisa
dimanfaatkan untuk multifungsi. Karena akan dibangun pula kolam
resapan, play ground, hingga taman bunga,” terang mantan kepala Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Permukiman
dan Prasarana Bappeda, Eni Rustianingsing menambahkan, pembangunan RTH
di lahan eks-Pasar Porong sekaligus untuk menindaklanjuti amanat dari UU
No 26/2007 tentang penataan ruang.
Dimana, pembangunan RTH itu sekaligus
untuk mendorong tercapainya luasan ruang terbuka hijau publik sebesar 20
persen dari luas perkotaan.
Pembangunan RTH di kawasan Porong,
diakui diharapkan bisa membangun spirit warga Sidoarjo. Bahwa meski ada
permasalahan lumpur, tetap bisa bangkit danmenghijaukan wilayahnya.
“Setelah selesai, nanti terbuka untuk masyarakat.
Mereka bisa memanfaatkan untuk rekreasi
atau kegiatan lainnya,” tandasnya. Di RTH itu juga akan ditanam beberapa
pohon lindung seperti tanaman glodok tiang, bilola, cantiul, trembesi,
cabe puya, hingga sawo kecik.
Selain itu, RTH akan dilengkapi dengan
area wall climbing dan lapangan terbuka untuk kegiatan publik. Mulai
untuk tempat penampungan/ evakuasi bencana, untuk olahraga, sampai
tempat untuk resepsi pernikahan.
“Sebagai leading sector pembangunannya, RTH ini akan ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan,” ucapnya.
Sementara itu, Kabid Pertamanan DKP,
Indra Koes Setyawan mengatakan, RTH itu nantinya diharapkan bisa
menambah luasan RTH di Sidoarjo. “Sekarang sudah mulai dilakukan
pembangunan. Kita targetkan sebelum akhir tahun pembangunannya sudah
selesai,” terang Indra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar