APBD Sidoarjo 2013 mengalami
perubahan. Lagi-lagi belanja modal
yang jadi sorotan. Setelah dievaluasi
gubernur Jawa Timur, besaran
belanja modal APBD mengalami
kenaikan. Jika sebellumnya 24,09
persen, kini peningkatan menjadi
25,3 persen.
Anggota Badan
anggaran DPRD
Sidoarjo, Tarkit
Erdianto
mengatakan
bahwa hasil
evaluasi
gubernur Jatim
terhadap APBD
Sidoarjo telah
diterima 30
Januari lalu.
Pada pokoknya,
belanja daerah
sebesar Rp
2.581.879.644.884 terdiri dari belanja
tidak langsung Rp 1.308.580.603.290
atau 50,68 persen, dan belanja
langsung Rp 1.273.299.041.693 atau
49,32 persen.
Untuk belanja langsung sebesar Rp
1.273.299.041.693 dialokasikan untuk
anggaran belanja pegawai Rp
104.318.343.167 atau 8,19 persen,
anggaran belanja barang dan jasa Rp
515.771.498.858 atau 40,51 persen
dan belanja modal Rp
653.209.199.568 atau 51,30 persen.
Tetapi apabila dibandingkan dengan
total belanja daerah, maka alokasi
anggaran untuk belanja modal hanya
25,30 persen. “Hanya 25,30 persen.
Sebab sesuai permendagri 37 tahun
2013 memang disebutkan sekurangkurangnya
belanja modal 29 persen.
Tetapi dengan 25,3 persen sudah luar
biasa. Sebab di daerah lain ada yang
lebih rendah dari itu,” kata Tarkit.
Mengenai besaran belanja modal menetapkan hanya 18,54
persen. Karena itu melalui
pandangan umum lima dari
enam fraksi di DPRD Sidoarjo
meminta agar draf RAPBD
dikembalikan. Setelah melalui
pembahasan panjang, belanja
modal ditetapkan 29 persen.
Namun pada akhirnya
disepakati 24,09 persen
dimasukkan lebih dulu dan
kini 25,3 persen.
“Hasil evaluasi gubernur
besaran belanja modal
ternyata 25,3 persen. Tetapi
saya ndak tahu dari mana item
perubahan tersebut. Yang
jelas, semakin besar belanja
modal maka belanja fisik
makin banyak, dan itu menjadi
aset,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset (DPPKA)
Joko Sartono yang dikonfirmasi
mengenai penambahan
anggaran hingga menjadi 25,3
persen, mengaku lupa masingmasing
item. “Lupa saya ndak
hafal satu persatu. Tetapi yang
pasti kan lebih bagus. Syukursyukur
bisa 29 persen,”
katanya.
perubahan. Lagi-lagi belanja modal
yang jadi sorotan. Setelah dievaluasi
gubernur Jawa Timur, besaran
belanja modal APBD mengalami
kenaikan. Jika sebellumnya 24,09
persen, kini peningkatan menjadi
25,3 persen.
Anggota Badan
anggaran DPRD
Sidoarjo, Tarkit
Erdianto
mengatakan
bahwa hasil
evaluasi
gubernur Jatim
terhadap APBD
Sidoarjo telah
diterima 30
Januari lalu.
Pada pokoknya,
belanja daerah
sebesar Rp
2.581.879.644.884 terdiri dari belanja
tidak langsung Rp 1.308.580.603.290
atau 50,68 persen, dan belanja
langsung Rp 1.273.299.041.693 atau
49,32 persen.
Untuk belanja langsung sebesar Rp
1.273.299.041.693 dialokasikan untuk
anggaran belanja pegawai Rp
104.318.343.167 atau 8,19 persen,
anggaran belanja barang dan jasa Rp
515.771.498.858 atau 40,51 persen
dan belanja modal Rp
653.209.199.568 atau 51,30 persen.
Tetapi apabila dibandingkan dengan
total belanja daerah, maka alokasi
anggaran untuk belanja modal hanya
25,30 persen. “Hanya 25,30 persen.
Sebab sesuai permendagri 37 tahun
2013 memang disebutkan sekurangkurangnya
belanja modal 29 persen.
Tetapi dengan 25,3 persen sudah luar
biasa. Sebab di daerah lain ada yang
lebih rendah dari itu,” kata Tarkit.
Mengenai besaran belanja modal menetapkan hanya 18,54
persen. Karena itu melalui
pandangan umum lima dari
enam fraksi di DPRD Sidoarjo
meminta agar draf RAPBD
dikembalikan. Setelah melalui
pembahasan panjang, belanja
modal ditetapkan 29 persen.
Namun pada akhirnya
disepakati 24,09 persen
dimasukkan lebih dulu dan
kini 25,3 persen.
“Hasil evaluasi gubernur
besaran belanja modal
ternyata 25,3 persen. Tetapi
saya ndak tahu dari mana item
perubahan tersebut. Yang
jelas, semakin besar belanja
modal maka belanja fisik
makin banyak, dan itu menjadi
aset,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset (DPPKA)
Joko Sartono yang dikonfirmasi
mengenai penambahan
anggaran hingga menjadi 25,3
persen, mengaku lupa masingmasing
item. “Lupa saya ndak
hafal satu persatu. Tetapi yang
pasti kan lebih bagus. Syukursyukur
bisa 29 persen,”
katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar