SIDOARJO – Meskipun banyak
produk fashion di pasaran, produk
fashion indie clothing tetap digemari
masyarakat, khususnya kawula
muda. Hal ini terlihat dari
banyaknya masyarakat yang didominasi
kaum muda mendatangai
pameran indie clothing yang digelar
di GOR Sidoarjo.
Tetap digemarinya produk ini
karena kaum muda tetap suka dengan
fashion, meskipun barang
yang dibeli bukan barang bermerek.
“Selama kaum muda masih
suka dengan dunia fashion, maka
peluang indie clothing untuk merebut
pasar tetap terbuka,” kata
Budi, salah satu peserta pameran.
Menurut dia, kuncinya bisnis ini
terletak pada mereka yang suka
dengan dunia fashion.
Indie clothing memang berbeda
dengan produk fashion lain yang
sudah terkenal. Untuk dapat bersaing
dengan mereka yang sudah
memiliki nama, para pemilik usaha
indie clothing ini memiliki cara
masing masing. Salah satunya
dengan membatasi jumlah produksi
dalam satu desain. Bahkan
cara ini bisa disebut telah menjadi
salah satu ciri khas indie clothing.
“Untuk satu desain maksimal
kita hanya mencetak 12 produk
jadi barang kami terasa lebih
ekslusif,” ungkap Budi.
Indie clothing juga dituntut
mampu bersaing melalui kreatifitas
desain dan model sebuah produk.
“Karena kami bukan brand
besar makanya kami dituntut untuk
kreatif agar tetap bisa
bersaing,” tuturnya.
Desain dan model fashion yang
ada pada indie clothing ini juga
mempunyai ciri khas tersendiri
dan tidak dapat ditemui pada
produk fashion lain yang memiliki
nama besar. Setiap merk dalam
indie clothing juga mengusung
semangat yang berbeda. “Secara
desain memang kami lebih identik
dengan warna gelap dan gambar
yang sangar seperti tengkorak tapi
kami tetap menampilkan pesan
dalam sebuah desain tersebut,”
jabar Budi.
Pesan tersebut diaplikasikan
dalam desain gambar maupun
tulisan.
Sementara itu, meski desainnya
sangar, ternyata kaum hawa
banyak juga yang menyukai desain
tersebut. Salah satunya Rini, siswi
sebuah SMA swasta di Sidoarjo
yang mengaku tertarik dengan
desainnya. “Desainnya unik dan
tidak ada di pasaran,” ujarnya.
Rini yang juga penggemar fashion
ini menilai kehadiran indie
clothing memberi warna lain dalam
dunia fashion di Indonesia.
“Sekarang lebih banyak pilihannya
dan tidak monoton,” tandasnya.
produk fashion di pasaran, produk
fashion indie clothing tetap digemari
masyarakat, khususnya kawula
muda. Hal ini terlihat dari
banyaknya masyarakat yang didominasi
kaum muda mendatangai
pameran indie clothing yang digelar
di GOR Sidoarjo.
Tetap digemarinya produk ini
karena kaum muda tetap suka dengan
fashion, meskipun barang
yang dibeli bukan barang bermerek.
“Selama kaum muda masih
suka dengan dunia fashion, maka
peluang indie clothing untuk merebut
pasar tetap terbuka,” kata
Budi, salah satu peserta pameran.
Menurut dia, kuncinya bisnis ini
terletak pada mereka yang suka
dengan dunia fashion.
Indie clothing memang berbeda
dengan produk fashion lain yang
sudah terkenal. Untuk dapat bersaing
dengan mereka yang sudah
memiliki nama, para pemilik usaha
indie clothing ini memiliki cara
masing masing. Salah satunya
dengan membatasi jumlah produksi
dalam satu desain. Bahkan
cara ini bisa disebut telah menjadi
salah satu ciri khas indie clothing.
“Untuk satu desain maksimal
kita hanya mencetak 12 produk
jadi barang kami terasa lebih
ekslusif,” ungkap Budi.
Indie clothing juga dituntut
mampu bersaing melalui kreatifitas
desain dan model sebuah produk.
“Karena kami bukan brand
besar makanya kami dituntut untuk
kreatif agar tetap bisa
bersaing,” tuturnya.
Desain dan model fashion yang
ada pada indie clothing ini juga
mempunyai ciri khas tersendiri
dan tidak dapat ditemui pada
produk fashion lain yang memiliki
nama besar. Setiap merk dalam
indie clothing juga mengusung
semangat yang berbeda. “Secara
desain memang kami lebih identik
dengan warna gelap dan gambar
yang sangar seperti tengkorak tapi
kami tetap menampilkan pesan
dalam sebuah desain tersebut,”
jabar Budi.
Pesan tersebut diaplikasikan
dalam desain gambar maupun
tulisan.
Sementara itu, meski desainnya
sangar, ternyata kaum hawa
banyak juga yang menyukai desain
tersebut. Salah satunya Rini, siswi
sebuah SMA swasta di Sidoarjo
yang mengaku tertarik dengan
desainnya. “Desainnya unik dan
tidak ada di pasaran,” ujarnya.
Rini yang juga penggemar fashion
ini menilai kehadiran indie
clothing memberi warna lain dalam
dunia fashion di Indonesia.
“Sekarang lebih banyak pilihannya
dan tidak monoton,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar