Senin, 04 Februari 2013

Upacara Nyadran: Larung Hasil Bumi

SIDOARJO – Peringatan
hari Maulid Nabi
Muhammad SAW sudah
lewat. Namun sejumlah
masyarakat Sidoarjo masih
ada yang memperingatinya.
Seperti yang
dilakukan masyarakat
Bluru Sidoarjo. Masyarakat
yang sebagaian besar
berprofesi nelayan ini
memperingati hari kelahiran
Nabi Muhammad
SAW dengan melarung
berbagai macam jenis
makanan ke laut.
Upacara yang disebut
sebagai tasyakuran laut
atau nyadran ini rutin
digelar setiap tahun.
Ritual diawali dengan
membawa sesajen berupa
nasi tumpeng dan hasil
bumi lainnya ke makam
Dewi Sekardadu
yang terletak di Dusun
Kepetingan, Desa Sawohan,
Kecamatan Buduran.
Setelah didoakan,
tumpeng beserta hasil
bumi diberangkatkan
menuju perairan selat
Madura untuk dilarung.
“Ini merupakan salah satu
ungkapan rasa syukur kami
terhadap berkah dari laut yang
telah kami terima selama ini,”
ujar Lukman Fauzi, ketua
panitia nyadran.
Sedikitnya 20 perahu yang
mengantarkan sesajen ke laut.
Masyarakat juga dipersilakan
mengikuti upacara tersebut
hingga ke laut. Untuk semakin
menyemarakan suasana, perahuperahu
itu dihias dengan berbagai
macam hasil pertanian, seperti
pisang, terong dan mentimun
yang diikat sepanjang perahu.
Sepasang sound system juga dipasang
di atas perahu untuk mengiringi
perjalanan perahu.
Lukman Fauzi menyatakan
dengan upacara ini, masyarakat
berharap agar hasil tangkapan
ikan mendatang lebih banyak
lagi. “Kami berharap hasil tangkapan
yang akan datang lebih
banyak dari tangkapan sebelumnya,”
ungkapnya.
Upacara tasyakuran laut kemarin
juga menarik perhatian
masyarakat sekitar yang kebetulan
melintasan kawasan Bluru.
Beberapa orang mengabadikan
momen keberangkatan nyadran
ini dengan menggunakan
kamera HP.
“Mumpung lewat, sekalian
direkam pakai HP saja,” ujar
Cindy, salah satu warga yang
kebetulan melintas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar