Juru Bicara Presiden Julian A Pasha berharap antara warga yang terkena
dampak dan penanggung jawab bencana Lumpur Sidoardjo dapat mencari
titik temu untuk menyelesaikan permasalahan yang telah berlangsung
selama enam tahun itu dengan baik.
"Mudah-mudahan akan ada penyelesaian yang baik. Kita berharap apa yang selama ini menjadi harapan, baik dari warga yang terdampak maupun dari sisi penanggung jawab, benar-benar bisa dicarikan titik temu," kata Julian di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (29/5). Menurut Julian, pemerintah akan tetap memegang teguh komitmennya untuk mengikuti perkembangan kasus itu. Mengenai keluhan sejumlah pihak yang menyebutkan bahwa ganti rugi yang diberikan tidak sepadan, Julian mengatakan bahwa pemerintah akan mendengar dahulu temuan di lapangan. "Menteri Pekerjaan Umum(Djoko Kirmanto,red) akan memberikan laporan terlebih dahulu kalau memang ada kemajuan atau perkembangan baru yang memang perlu dilaporkan pada Presiden," katanya. Sementara itu, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri mengatakan bahwa pemerintah telah secara rutin mengingatkan pihak penanggung jawab kasus Lumpur Sidoarjo untuk memenuhi komitmennya. "Saya pikir wakil rakyat juga perlu untuk bergerak. Itu penting sekali," katanya. Bencana Lumpur Sidoarjo terjadi pada 2006 dan dampaknya terus berlangsung hingga saat ini dengan hilangnya sejumlah perkampungan warga dan infrastruktur publik. Pekan lalu Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menyatakan jika elevasi tanggul penahan Lumpur Lapindo saat ini tinggal satu meter, menyusul tidak adanya penanganan pengaliran lumpur ke Kali Porong akibat adanya aksi blokade korban lumpur. Humas BPLS Akhmad Kusairi mengatakan jika pengaliran lumpur ke Kali Porong tidak segera dilakukan maka besar kemungkinan akan terjadi luberan lumpur dari dalam kolam penampungan karena saat ini kondisi di dalam lumpur di dalam tanggul penampungan sudah cukup mengkhawatirkan. Ia berharap permasalah korban lumpur ini bisa segera diselesaikan mengingat saat ini kondisi luapan lumpur yang ada di dalam kolam penampungan sudah cukup mengkhawatirkan, dan sewaktu waktu bisa mengalami luberan keluar kolam penampungan.
"Mudah-mudahan akan ada penyelesaian yang baik. Kita berharap apa yang selama ini menjadi harapan, baik dari warga yang terdampak maupun dari sisi penanggung jawab, benar-benar bisa dicarikan titik temu," kata Julian di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (29/5). Menurut Julian, pemerintah akan tetap memegang teguh komitmennya untuk mengikuti perkembangan kasus itu. Mengenai keluhan sejumlah pihak yang menyebutkan bahwa ganti rugi yang diberikan tidak sepadan, Julian mengatakan bahwa pemerintah akan mendengar dahulu temuan di lapangan. "Menteri Pekerjaan Umum(Djoko Kirmanto,red) akan memberikan laporan terlebih dahulu kalau memang ada kemajuan atau perkembangan baru yang memang perlu dilaporkan pada Presiden," katanya. Sementara itu, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri mengatakan bahwa pemerintah telah secara rutin mengingatkan pihak penanggung jawab kasus Lumpur Sidoarjo untuk memenuhi komitmennya. "Saya pikir wakil rakyat juga perlu untuk bergerak. Itu penting sekali," katanya. Bencana Lumpur Sidoarjo terjadi pada 2006 dan dampaknya terus berlangsung hingga saat ini dengan hilangnya sejumlah perkampungan warga dan infrastruktur publik. Pekan lalu Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menyatakan jika elevasi tanggul penahan Lumpur Lapindo saat ini tinggal satu meter, menyusul tidak adanya penanganan pengaliran lumpur ke Kali Porong akibat adanya aksi blokade korban lumpur. Humas BPLS Akhmad Kusairi mengatakan jika pengaliran lumpur ke Kali Porong tidak segera dilakukan maka besar kemungkinan akan terjadi luberan lumpur dari dalam kolam penampungan karena saat ini kondisi di dalam lumpur di dalam tanggul penampungan sudah cukup mengkhawatirkan. Ia berharap permasalah korban lumpur ini bisa segera diselesaikan mengingat saat ini kondisi luapan lumpur yang ada di dalam kolam penampungan sudah cukup mengkhawatirkan, dan sewaktu waktu bisa mengalami luberan keluar kolam penampungan.
0 comments:
Posting Komentar