Informasi Sidoarjo on http://www.infosda.com

Kamis, 31 Januari 2013

Juara Atur Lalin Air, Juru Pengairan Sidoarjo Dihadiahi Kambing

Sedikitnya 4 ekor kambing dibagikan kepada juru pengairan Dinas Pengairan Sidoarjo, hadiah kambing tersebut diberikan ke pada 4 juru pengairan, yang berhasil memenangkan lomba yang telah diadakan dalam memperingati hari jadi Kabupaten Sidoarjo ke 154.

Ke empat juru pengarian yang memenangkan lomba tersebut, diantaranya Sumardi Juru Pengairan dari UPTD Prambon, Suryanto Juru Pengairan dari UPTD Kemlaten, Muid Juru Pengairan UPTD Sumput, dan yang terakhir Ali Juru Pengairan UPTD Porong.
Menurut Kepala Bidang OP Dinas PU Pengairan, Ir. H. Agus Hidayat MM, ke empat Juru Pengairan tersebut berhak mendapatkan hadiah kambing karena berhasil mengatur lalu lintas air di wilayahnya dengan baik, tak hanya itu ke empatnya juga mampu menjaga kestabilan kebersihan saluran irigasi.

Tak hanya itu lanjut Agus Hidayat, ke empatnya juga mendapatkan nominasi kategori terbaik dalam masalah pelaporan ke administrasian, seperti selalu melaporkan debit ketinggian air. “Itu artinya mereka semua bekerja secara maksimal dan konsisten dalam melaksanakan pekerjaannya, mudah-mudahan ini sebagai motivasi teman-teman Juru Pengairan yang lain agar di tahun 2013 ini lebih bersemangat dalam bekerja,” tandasnya

Buron Maling Sepeda Ontel Jabon Sidoarjo Dibekuk

Setelah bekerja keras akhirnya anggota reskrim Polsek Jabon berhasil menagkap Sugi Hariyanto alias Bakar (24) warga Desa Besuki RT 6/RW 3 Kecamatan Jabon, pelaku pencurian sepeda ontel merk Polygon di SDN Penjarakan pada April 2011 silam.

Pelaku ditangkap anggota Polsek Jabon sekitar pukul 14.00 wib, saat pelaku sedang asyik menonton TV bersama orang tuanya.Namun sebelum ditangkap Sugi sempat melarikan diri dengan lari lewat belakang dan bersembunyi di gedung kosong yang berada di belakang rumahnya. Polisi yang melihat gelagat tersebut tak menyerah dan berusaha mencarinya hingga akhirnya pelaku Sugi berhasil ditangkap sedang bersembunyi di tumpukan barang bekas.

Dihadapan petugas, pelaku Sugi menceritakan kalau selama ini dirinya bersembunyi di daerah Surabaya dan bekerja disana.”Saya pulang dirumah karena menjenguk orang tua,” ujarnya, Rabu (30/1).

Menurut Kapolsek Jabon AKP Dwi Heri Sukismanto, penangkapan pelaku yang hampir dua tahun menjadi buron atas informasi dari masyarakat. Saat dilakukan pengintaian selama dua hari, petugas langsung melakukan penggrebekan. “Pelaku sempat lari melarikan diri saat akan ditangkap petugas namun petugas dilapangan berhasil menangkapnya,” terangnya.

Dikeluhkan! Rehab SDN Penatarsewu, Tanggulangin Sidoarjo Digarap Setengah Jadi

Proyek rehabilitasi lokal kelas SDN Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin dikeluhkan pengurus sekolah karena dikerjakan tak tuntas. Bahkan Proyek DAK tahun 2012 lalu sudah ditinggal kontraktor sekitar bulan November kemarin. Pihak kontraktor berdalih pekerjaan sudah selesai dan itu sudah sesuai dengan RAB (rencana anggaran biaya) dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo.

Pekerjaan yang sudah selesai diantaranya hanya pembangunan dinding,kusen dan jendela, namun semuanya masih belum finishing, sedangkan pekerjaan seperti finishing tembok,pintu,jendela belum dikerjakan. Parahnya lagi, pemasangan kramik lantai dan plafon belum dikerjakan semua hanya plafon teras dan ruang kepala sekolah saja yang dikerjakan dan itu pun juga belum selesai.

Menurut,Peni salah satu penjaga sekolah, rehap bukan dikerjakan oleh sekolah, tetapi dikerjakan kontraktor sekitar bulan Oktober. Dirinya juga heran dengan hasil pekerjaan yang tidak diselesaikan semua, padahal 3 lokal kelas sangat dibutuhkan bagi murid.

“Karena sudah ditinggal kontraktor,meski belum selesai terpaksa digunakan untuk proses belajar mengajar,” ujarnya.

Kepala Sekolah lanjut Peni, juga merasa jengkel dengan pekerjaan yang menggunakan uang rakyat tersebut, bahkan kepala sekolah saat itu memerintahkannya agar nanti jangan mau menerima kunci sekolahan bila kontraktor memberikannya.

“Bilangnya Kasek seperti itu, namun beberapa waktu lalu ada orang suruhan/pegawai kontraktor yang menitipkan kunci. Saya kira titip saja dan besuk diambil kembali,eh ternyata dia tidak kembali,” lanjut peni.

Masih menurut Peni,sebenarnya banyak wali murid yang bertanya tentang bagunan rehap sekolah yang belum selesai tersebut, bahkan mereka ada wacana untuk urunan guna meneruskan pembangunan. “Namun kalau urunan itu tidak mungkin disetujui kepala sekolah, mengingat dulu ada komite sekolah yang mengajukan urunan namun ditolak karena takut nanti tambah salah,” katanya.

Sementara itu Ketua panitia lelang Dinas Pendidikan Kabupaten Drs Poedji R, Senin (28/1), menampik kalau pekerjaan rehap sekolah SDN Penatarsewu,Tanggulangin ditinggal kontraktor. Ia menjelaskan memang dalam RAB pekerjaan tidak sampai finishing. “Nanti akan dianggarkan pada tahun ini, pihak sekolah bisa
mengajukan ke Dinas Pendidikan untuk rehap selanjutnya,” kata Poedji.

Garapan Molor, CV Delta Persada Rekanan Dinas Kesehatan Sidoarjo Diancam Blacklist

Lantaran garapan proyek molor, kontraktor CV Delta Persada terancam sanksi black list. Pasalnya batas waktu adendum yang diberikan Dinas Kesehatan selama 30 hari sudah berakhir 23 Januari 2012, sementara garapan proyek belum juga selesai.

Kondisi pembangunan proyek senilai kurang lebih Rp 700 juta tersebut, masih berkisar 80-90 %. “Perpanjangan proses pekerjaan yang diberikan Dinas Kesehatan terhadap rekanan selama 30 hari, namun pengerjaaannya masih belum selesai,” ujar Kepala Puskesmas Jabon dr Djoko Stijono saat ditemui di kantornya, kemarin.

Djoko menilai bahwa pekerjaan yang dikerjakan kurang mengedepankan kualitas serta konstruksi bangunan yang dikerjakan, indikasinya bahwa dalam pengerjaan atap bangunan terlalu pendek, tentunya hal tersebut akan berpengaruh pada cat tembok jika terjadi hujan deras. “Dengan atap pendek tersebut, jika hujan tentunya akan terkjena rembesan auir hujan, tidak menutup kemungkinan cat bangunan akan mudah terkelupas” paparnya.

Pantauan dilapangan, tidak banyak jumlah pekerja yang diterjukan oleh rekanan untuk melaksanakan pekerjaan, kurang lebih sekitar 4 orang. Tentunya dengan jumlah yang minim akan memperlambat proses finishing proyek. “Selain pekerjaan nya masih kurang professional, rekanan juga sering gonta-ganti pekerja, sehingga proyek ini menjadi lambat. Kurang lebih ganti pekerja ini sudah dua kali, alasannya pekerja pulang kampung karena masih belum dibayar” ujar sumber di puskesmas saat menanyai pekerja yang pertama.

Dengan molornya pembanguan puskesmas Jabon ini, tentunya berpengaruh dalam pelayanan masyarakat untuk mendapatkan pengebotan, ruang rawat inap yang semula terdiri sebanyak 10 unit kini d alihkan ke tempat lain menjadi 4 unit.
Sedangkan tiap harinya puskesmas juga banyak menerima pasien yang seharunya rawat inap. “Karena bangunan puskesmas masih belum selesai kami terpaksa banyak mengeluarkan rujukan terhadap pasien,” tandas Djoko.

Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Ika Harnasti, mengatakan pihaknya bersama tim sudah meninjau lokasi proyek. “Tentunya rekanan dari CV Delta Persada yang dipimpin Munajat ini bakal didenda sesuai dengan aturan yang ada. Rekanan kan masih punya hak melakukan perpanjangan selam 50 hari untuk melanjutkan pekerjaannya, yang jelas jika memang terlambat akan diberlakukan denda sesuai ketentuan yang ada” paparnya. Sementara Munajat ketika dihubungi ponselnya terdengar nada sambungnya, namun tidak diangkat

Rabu, 30 Januari 2013

Rumah Dinas Wakil Ketua DPRD Diganti Tunjangan Perumahan

RENCANA penarikan rumah dinas
(rumdis) wakil ketua DPRD tinggal
menunggu waktu. Ketua DPRD
Sidoarjo Dawud Budi Sutrisno menegaskan
pihaknya sangat mendesak
membutuhkan kebutuhan ruang rapat
untuk tiga kelengkapan dewan, yakni
banggar, banmus dan banleg.
Sekarang ini, ruang rapatnya
bergantian. Kadang-kadang malah
menggunakan ruangan rapat
paripurna. “Repotnya kalau
jadwalnya bersamaan, harus ada
yang mengalah,” katanya.
Namun bagi tiga wakil ketua
DPRD, ditariknya rumdis bakal
menambah pundit-pundi pendapatan
mereka. Sebab konsekwensi tidak
didapatnya rumdis, akan diganti
dengan tunjangan perumahan. “Saya
ndak hafal berapa nilainya untuk
pimpinan, tetapi untuk anggota yang
tidak mendapatkan rumdis, ada
tunjangan sekitar Rp 7,8 juta per
bulan,” tambahnya.
Sementara itu, HM Zainul Lutfi,
anggota komisi B DPRD yang tidak
menampik jika tiga alat kelengkapan
dewan tidak memiliki ruang rapat
khusus. Biasanya, rapat dilaksanakan
dengan menggunakan ruang sidang paripurna. “Ruangan
paripurna itu pun sudah tidak
layak karena dibangun tahun
1971-an,” katanya.
Karenanya dia setuju jika
tiga kelengkapan dewan
memiliki ruang rapat. Tetapi,
ia menjelaskan tidak harus
dengan mengalihfungsikan
rumdis, sebab masih ada
ruangan yang bisa
dimaksimalkan.
Di sisi lain, Dawud Budi
Sutrisno kembali mengatakan
meski butuh cepat, hanya saja
keinginan itu belum bisa terealisasi
cepat. “Ternyata
anggaran untuk pengalihfungsian
tiga rumdis itu belum dianggarkan.
Ini baru dilaporkan oleh
sekwan,” katanya.

Belum Semua Jalan di Kota Delta Mulus

SIDOARJO – Keinginan Dinas PU Bina Marga
untuk membebaskan Sidoarjo dari jalan rusak
tahun 2013, sepertinya harus butuh kerja keras.
Selain harus disupport anggaran yang besar, Dinas
PU Bina Marga harus memetakan jalan mana saja
yang menjadi prioritas untuk diperbaiki.
Salah satu jalan rusak yang
butuh perbaikan itu adalah Jl
Raya Karangnongko, Desa Pekarungan,
Kecamatan Sukodono.
Di jalan ini, masih ada jalan
berlubang dan mengancam kenyamanan
pengguna jalan. Warga
yang protes menanami lubang
itu dengan pisang. Bahkan juga
ikut ‘ditanam’ sepeda pancal
sebagai peringatan bahaya.
Lubang ini sebetulnya tidak
terlalu besar, tetapi mengkhawatirkan
bagi pengguna jalan.
Bagi yang tidak hafal lokasi tersebut,
bisa terjungkal. Seperti
yang dialami Ardi (21), warga
Sukodono. “Kemarin (Senin, red)
ada pengendara motor yang melintas
tetapi ndak tahu kalau
ada lubang karena badan jalan
tertutup air,” kata Imam, salah
satu warga.
Kebetulan, saat itu memang
hujan deras. Lubang itu tertutup
air sehingga yang nampak
adalah genangan. Ardi yang tidak
mengetahui lubang itu lewat
begitu saja. “Ia langsung terperosok
bersama sepeda motornya,”
terus Imam.
Pria yang bekerja di salah satu
showroom motor di desa setempat
ini mengatakan korban
akhirnya dilarikan ke UGD Puskesmas
Sukodono yang berjarak
sekitar 200 meter dari TKP.
Tiga puluh menit kemudian,
kata Imam, lubang itu juga mengakibatkan
seorang perempuan
bernama Sari, warga Perum
Anggaswangi, terjatuh.
Untuk menghindari korban
selanjutnya, warga pun berinisiatif
memberikan tanda pada
lubang tersebut. Menempatkan
pohon pisang, batu, dan sebuah
sepeda pancal. “Ya biar tidak
ada pengendara yang terperosok
lubang itu lagi,” paparnya.
Sementara itu, di kawasan Sedati,
dan Buduran juga terdapat
jalan rusak. Tepatnya di Jl Raya
Desa Kwangsan. Di beberapa
titik ada kerusakan hingga ke
arah Desa Damarsi, Kecamatan
Buduran. Ada lubang yang hampir
memotong badan jalan.
Di Jl Raya Banjarsari yang
merupakan jalan alternatif dari
Jl Lingkar Timur ke Sedati, juga
mengalami kerusakan. Itu
terlihat jelas dengan masih
adanya genangan air setelah
sebelumnya diguyur hujan.
Bahkan, di sana juga terdapat
papan tulisan yang seolah
menyindir.
Papan tulisan itu bertuliskan,
“Awas jalan berlobang”. Di
bawahnya tertulis lagi, “Sapai
Kapan Pak Lek”.

Siapkan Fasilitas Olahraga di Lingkar Timur Sidoarjo

SIDOARJO – Pemkab
Sidoarjo berusaha mewadahi
para penggemar olahraga
tertentu. Tahun ini,
pemkab melalui Dinas Pemuda,
Olahraga
dan Pariwisata
(Disporbudpar)
berencana
membangun
fasilitas
baru untuk
olahraga skateb
o a r d i n g ,
rollerskating,
sepatu roda,
dan lain-lain.
Kawasan di
lingkar timur
dibidik sebagai
lokasi pembangunan
fasilitas olahraga
ini. “Kita punya lahan seluas
2,1 hektare, sedangkan
dana yang akan dibutuhkan
berkisar sekitar Rp
10 miliar,” kata Kepala Disporbudpar, Pramu Sigit.
Jumlah tersebut, menurut
Pramu Sigit, sangat
besar. Ia berharap pemerintah
pusat ikut membantu
pembangunan
fasilitas
itu. Anggaran
pusat itu
nantinya akan
digabungkan
dengan alokasi
dana yang disiapkan
dari
APBD Sidoarjo.
“Tahun 2012
kemarin, kita
diberitahu pusat,
katanya
ada dana untuk
pembangunan
fasilitas olahraga ekstrem
jika Sidoarjo mau
membangun. Di daerah
lain sepertinya sudah ada
yang mendapatkannya,” terusnya.
Saat ini, Pramu Sigit telah menyiapkan
proposalnya ke Kementerian
Olahraga (Kemenpora).
Sebab, syarat-syarat yang
lain, seperti lahan dengan status
milik pemda dan luasan minimum
1 hektare, sudah ada.
“Kita malah sudah punya lahan
seluas 2,1 hektare,” paparnya.
Dengan fasilitas baru itu,
diharapkan para muda penyuka
olahraga ekstrem tidak lagi
bermain di sembarang tempat.
Selain membahayakan, juga ada
kemungkinan berbenturan
kepentingan dengan pihak lain.
“Lantai GOR kita juga banyak
yang rusak karena anak-anak
suka main skateboard. Untuk
penyuka olahraga sepatu roda
juga akan kita beri tempat di
lingkar timur karena di parkir
timur GOR berbenturan dengan
kepentingan lainnya,” kata
Pramu.
Kepentingan lain yang dimaksudkan
adalah usaha menaikkan
pendapatan dari kawasan
GOR. Sebab, parkir
timur sangat potensial untuk
kegiatan musik, pameran, dan
kegiatan lain yang bisa mengundang
massa. “Acara-acara
nasional pun sering dilakukan
di parkir timur GOR. Kalau
waktunya berbenturan, kan
kasihan juga mereka,” katanya.

Balita Tewas Tercebur Sungai di Sedati Sidoarjo

SEDATI – Nasib tragis
menimpa M Bagus Yulianto
(2,5). Balita asal RT 4/
RW 2 Desa Sedati Agung,
Kecamatan Sedati ini tewas
akibat tenggelam di
sungai di depan rumahnya,
kemarin. Volume dan arus
sungai yang deras juga
sempat menyeret korban
sekitar 200 meter dari
Tempat Kejadian Perkara
(TKP). Saat ditemukan,
Bagus sudah tewas.
Dari informasi yang dihimpun
Radar Sidoarjo,
Bagus keluar rumah pagi
hari. Dengan hanya memakai
kaus putih, balita itu
mendekati sungai yang volume
airnya penuh karena
hujan. Diduga, Bagus semakin
berjalan mendekati
bibir sungai yang kemudian
menyebabkan dia terpeleset masuk sungai.
Salah satu saksi mata, Budi
Prasetyo yang pertama kali menemukan
Bagus mengungkapkan,
sekitar pukul 14.30 ketika
melintas di pinggir sungai melihat
balita dengan memakai
kaus putih mengambang. Karena
penasaran, Budi mendekati.
“Ternyata benar itu (Bagus)
adalah balita yang mengapung,”
ujarnya.
Budi pun langsung meminta
bantuan warga untuk mengangkat.
Saat itu ternyata Bagus sudah
tidak tertolong karena diduga
sudah banyak kemasukan air.
Kasi Humas Polsek Sedati
Aiptu Zaenal Arifin saat dikonfirmasi
mengakui bahwa M Bagus
Yulianto ditemukan meninggal
setelah dievakuasi dari
sungai. Diduga Bagus terlalu ke
pinggir sehingga terpeleset. “Saat
diangkat korban sudah tidak
bernyawa,” terangnya.
Dia mengungkapkan, kondisi
rumah korban yang sepi yang
mengakibatkan korban tidak terawasi
sehingga bisa keluar rumah.
Saat itu orangnya yakni
bapaknya Mulyadi sedang kerja
dan ibunya mencuci di belakang
rumah. “Mungkin tidak terawasi
sehingga bisa main di dekat
sungai,” jelasnya.
Setelah ditemukan, Bagus
langsung dibawa ke Puskesmas
Sedati. Ditemani pihak identifikasi
Polres Sidoarjo, korban kemudian
divisum. Saat itu
kondisi korban memang teridentifikasi
banyak kemasukan air.
Namun sesuai dengan kesepakatan
pihak keluarga yang diketahui
RT dan perwakilan desa,
korban tidak diotopsi. Keluarga
sudah mengikhlaskan kematian
Bagus. “Kita minta surat pernyataan
yang ditandatangai keluarga,”
kata Zaenal.
Sementara itu, di hari yang sama
sekitar pukul 10.00 kemarin
juga ditemukan mayat tanpa
identitas di pintu 1 rolak Songo
Desa Mlirip Rowo Kecamatan
Tarik.
Kapolsek Tarik AKP Heriyanto
mengatakan, mayat yang diduga
berusia sekitar 45 tahun
tersebut ditemukan warga setempat
yang sedang mencari
ikan. Mayat berambut pendek
dengan memakai kaus warna cokelat
dan celana dalam tersebut
pertama kali ditemukan dalam
keadaan tengkurap dan menggelembung.
“Di bagian pinggang
ada luka lecet yang diduga
karena benturan dengan
tanggul sungai,” ucapnya.
Untuk memastikan kematian
korban, kata Heriyanto, korban
akan diotopsi di RS Pusdik
Gasum Porong. Hasil dari otopsi
tersebut akan dapat menentukan
penyebab kematian
korban.

Selasa, 29 Januari 2013

Mayat Di Keboansikep Gedangan diduga Tewas karena Dianiaya

PENYEBAB kematian Suwandi (60) yang
tinggal di Desa Keboansikep RT 9/RW 3 Kecamatan
Gedangan akhirnya terungkap. Pria
sebatang kara yang awalnya diduga melakukan
percobaan bunuh diri tersebut ternyata tewas
karena penganiayaan berat. Dari hasil otopsi di
RS Pusdik Gasum Porong, terungkap ada luka
parah di pelipis korban yang mengakibatkan
nyawa Suwandi tidak tertolong.
Kapolsek Gedangan Kompol Kamran
mengatakan, penganiayaan berat itulah yang
menyebabkan korban meninggal. Meski
sempat dirawat di RSUD Sidoarjo, namun
nyatanya, Suwandi tidak bisa selamat karena
luka yang cukup serius. “Luka yang parah
terlihat di pelipis korban,” ungkapnya.
Bagaimana dengan luka di bagian dada?
Kamran mengungkapkan, empat luka yang
ada di bagian tubuh depan korban merupakan
luka kecil. Menurut dia, luka itu bukan
menjadi penyebab Suwandi meninggal. Luka
di pelipis itulah yang diduga membuat korban
menjadi tidak sadarkan diri.
Dijelaskan, setelah menerima hasil otopsi,
polisi memang langsung menyebarkan
personel untuk mencari keberadaan pelaku
penganiayaan tersebut. Saat ini, pihaknya
memang masih belum menemui titik terang,
apa motif pelaku menganiaya korban. “Kita
memang masih buntu terhadap identitas
pelakunya,” ucapnya.
Keberadaan Suwandi yang ngekos tanpa
ditemani keluarga, juga membuat banyak
orang tidak mengetahui perilaku dan tingkah
laku korban. Apalagi usia korban sudah
mencapi 60 tahun.

Tiga Point Perdana Deltras Sidoarjo

SIDOARJO – Keinginan Pelatih Deltras Sidoarjo
Djoko Susilo bisa mencuri poin di kandang
Persekam Metro FC, terwujud. Tidak
hanya membawa satu poin, bahkan
anak-anak asuhnya mampu
menggondol tiga poin. Ini setelah
dalam pertandingan perdananya
di Stadion Kanjuruhan, Malang,
Deltras mampu mengalahkan
tuan rumah dengan skor 2-0.
Dua gol kemenangan Deltras diborong
oleh striker muda Engkus
Kuswaha pada menit ke-52 dan 71.
Namun, kemenangan itu harus dibayar
mahal dengan hukuman kartu
merah yang diterima penjaga
gawang Ari Kurniawan, pada
menit ke-76.
Tanda-tanda kekalahan
Persekam
Metro FC sebetulnya sudah terlihat awal babak pertama. Pertahanan
Persekam yang dimotori Agung Yudha
tidak bisa berbuat banyak dibombardir para
pemain Deltras. Karena terus ditekan, minim
sekali serangan Persekam ke jantung
pertahanan tim kebanggaan Arek-arek Sidoarjo
ini. Tetapi masih untung, beberapa peluang
striker Deltras Traore Abdoul Hamidou di
babak pertama tidak mampu
menjembol gawang Efendi Dwi
Cahyo. Hingga turun minum,
pertandingan masih 0-0.
Memasuki babak kedua,
kedua tim mulai
saling jual beli serangan.
Sama dengan babak
pertama, Persekam
Metro FC hanya bisa mengimbang
Deltras sekitar
lima menit awal babak kedua. Setelah itu, Persekam
Metro FC kembali diserang
gencar. Hasilnya, menit 52,
gawang Efendi Dwi cahyo kebobolan
oleh tembakan menyisir
tanah yang dilepaskan Engkus
Kuswana.
Tertinggal 1-0, tim lawan
mencoba bangkit. Tetapi, karena
asyik menyerang, Persekam
lengah menghadapi serangan
balik Deltras. Dari
skema counter attack itulah,
Engkus Kuswaha kembali menjebol
gawang Efendi memanfaatkan
umpan Traore
dengan sundulan menit 71.
Persekam Metro FC sebenarnya
punya peluang memperkecil
kedudukan saat wasit Muhaimin
dari Blitar menunjuk titik putih
menit 78. Penalti diberikan
karena kiper Deltras Ari Kurniawan
melanggar Andi Faturrahman
di kotak terlarang. Bahkan,
Ari diganjar kartu merah.
Sayang, Gilang Dedik sebagai
algojo gagal menyelesaikan
tugasnya karena tembakannya
mampu diblok kiper kedua
Deltras Afriyanto. ”Pemain
masih terlihat grogi. Mungkin ini
karena laga perdana,” ucap
Siswantoro, pelatih Metro FC.
Sementara itu, Djoko gembira
dengan kemenangan perdana
ini. Namun menurutnya masih
ada beberapa lini yang harus
diperbaiki lagi. “Meskipun kami
menang namun ada beberapa
lini yang masih perlu ditingkatkan
lagi,” ujarnya.
Kerja sama tim, kata dia, akan
ditingkatkan lagi dalam latihan.
Selanjutnya Deltras akan
melakoni laga tandang lagi
melawan Persid FC Jember
Jumat (1/2).

Tak ada anggaran, SMKN Waru Sidoarjo Batal Dibangun

KEINGINAN masyarakat Waru
untuk dibangunkan SMK negeri di
wilayahnya, tampaknya harus
tertunda. Ini karena anggaran untuk
pengadaan lahan SMKN Waru sudah
tidak tercantum di APBD 2013 alias
didrop. Padahal dalam dua tahun
terakhir, anggaran itu tetap dialokasikan.
Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo,
Wijono membenarkan tidak adanya
anggaran ini. “Tahun ini pengadaan
lahan untuk pembangunan SMKN
Waru tidak dialokasikan lagi,”
ujarnya.
Menurut dia, pencoretan anggaran
dikarenakan selama dua tahun ini
anggaran yang nilainya Rp 18 miliar
itu tidak terserap. Politisi PDIP ini
menjelaskan, anggaran tersebut
akhirnya terpaksa dikembalikan ke
kas daerah lantaran tidak dapat
diserap. “Harga tanah yang diminta
warga terlalu tinggi dan kita belum
menemukan tempat lain yang luasannya
sesuai,” imbuhnya. Keputusan pencoretan
anggaran pengadaan lahan
SMKN Waru ini, menurut dia,
merupakan hasil hearing
Komisi D dengan Dinas Pendidikan
(Dispendik). Selain
meniadakan anggaran
pengadaan lahan untuk SMKN
Waru, hearing juga membahas
penambahan anggaran untuk
pembebasan lahan SMKN
Prambon.
Hal tersebut juga diakui Sekertaris Dispendik Mustain.
Menurutnya, harga tinggi yang
dipatok pemilik lahan seluas 3,5
hektare di Waru menjadi alasan
tidak dialokasikannya dana
pengadaan lahan SMKN. “Lahan
tersebut merupakan hasil studi
kelayakan yang dilakukan oleh
konsultan jasa penilai publik dan
itu lahan yang terakhir di
Waru,” ungkapnya.
Mustain menuturkan,
dengan pencoretan anggaran
ini, Dispendik akan lebih fokus
terhadap pengadaan lahan
SMKN Prambon. Anggaran
yang dicoret tadi itu, kemudian
dialihkan untuk menambah
anggaran pengadaan lahan di
Prambon.
Sebelumnya, pengadaan
lahan untuk SMKN Waru dan
Prambon selalu dianggarkan
dalam APBD 2011 dan 2012.
Untuk di Prambon, Mustain
menyatakan, sudah ada lahan
yang sesuai dengan
kelayakan SMKN. “Semoga
tahun ini tidak ada masalah
dengan pembebasan lahan,
sehingga segera dibangun,”
tandasnya.

USAID Tinjau Lokasi Pengadaan Air Bersih di Sidoarjo

Dulu Rp 1.500 per Tiga Hari, Kini Rp 8.200 per Bulan

Tim USAID mengunjungi lokasi padat penduduk di Desa Lemah Putro. Kedatangan tersebut untuk melihat langsung perkembangan penyediaan air bersih di desa itu. Sebelumnya,USAID melalui Indonesian Urban Water, Sanitation, and Hygiene (IUWASH) yang bekerja sama dengan PDAM Sidoarjo telah melakukan pemasangan master meter yang dilakukan bulan Agustus tahun lalu.
COBA KRAN: Rombongan USAID berkunjung ke rumah Musrini yang tiga bulan ini sudah menikmati air PDAM.
COBA KRAN: Rombongan USAID berkunjung ke rumah Musrini yang tiga bulan ini sudah menikmati air PDAM.
PEMASANGAN master meter ini rupanya sangat bermanfaat bagi warga.Ini terlihat dari semakin bertambahnya warga yang menikmati air bersih dari hasil pemasangan tersebut.
Dengan program tersebut, warga dapat meminimalisasi dana pengeluaran untuk mendapatkan air bersih.Musrini, wanita berumur 62 tahun yang kesehariannya berjualan jus ini mengaku, biasanya dia mengeluarkan uang Rp 1.500 per satu jeriken.
Air itu digunakan untuk tiga hari. Berikutnya, untuk tiga hari ke depan, dia harus membeli air dalam jeriken lagi.
Begitu seterusnya.Namun setelah adanya proyek tersebut, rumahnya telah terpasang meteran PDAM dan tiap bulan dia hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 8.200.
“Ya senang sekali, sekarang saya bisa lebih hemat dan airnya sangat bersih,” ujar Musrini saat dikunjungi rombongan USAID di rumahnya.
Proyek penyediaan air bersih di Desa Lemah Putro Sidoarjo Kota RT 07 RW 02 ini menjadi percontohan bagi daerah lain.Sebelum tim ini datang, telah ada tim dari luar Sidoarjo yang juga telah mengunjungi desa untuk melihat langsung proyek tersebut. Setelah adanya pengaliran air.
Bersih melalu pipa PDAM, beberapa toilet umum di wilayah tersebut juga direnovasi sesuai standar kesehatan.Deputy Chip of Party IUWASH, Foort Bustraan merasa senang dengan perubahan kondisi di wilayah lemah Putro ini. “Ini contoh yang bagus dan dapat diaplikasikan di beberapa daerah di Indonesia,” ungkapnya.
Foort juga menjelaskan, saat ini USAID bersama IUWASH sedang melaksanakan proyek yang sama di tiga desa di Sidoarjo dan beberapa daerah lain.
“Untuk Sidoarjo, proyek semacam ini tengah kita garap di Karanggayam, Pecantingan, dan Celep,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia sangat merespons pemerintahan kabupaten yang tanggap mencari solusi pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Sepi Pengunjung, Dinas Perikanan Bakal Swakelolakan Pusat Oleh-Oleh Ikan Sidoarjo

SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)-Sepinya pengunjung pusat oleh-oleh olahan ikan yang berada di eks pasar Ikan Sidoarjo, sejak diresmikan oleh Bupati Sidoarjo pada bulan Juli 2012 silam, sepertinya membuat Dinas Perikanan Dan Kelautan kehabisan akal.
Salah satu stand pusat olahan ikan
Salah satu stand pusat olahan ikan
Buktinya, Dinas yang memiliki tanggung jawab penuh pengelolaan pusat oleh-oleh ikan ini, akan menggandeng pihak swasta untuk melakukan swakelola keberadaan pusat olahan ikan ini.
Menurut M.Bahruni salah satu pejabat Dinas Kelautan Dan Perikanan kabupaten Sidoarjo, langkah swakelola ini merupakan langkah alternatif untuk menghidupkan sentra olahan ikan tersebut.
“Saat ini terbukti melalui UKM, sentra olahan ikan sepi pengunjung. Untuk itu akan kita swakelolakan agar sentra olahan ikan ini hidup,” terang Bahruni.
Dari pantauan di lapangan, kondisi sentra olahan ikan ini memang cukup sepi.
Dari 40 stand yang tersedia, hanya 5 stand saja yang masih beraktifitas sedangkan sisanya terlihat tutup.
Padahal sesuai harapan, komplek pasar ikan olahan ini diharapkan menjadi lokasi wisata baru karena memiliki produk lengkap menjual berbagai makanan olahan lengkap mulai bandeng asap, terasi, krupuk dari ikan.
Lilik salah satu pedagang menyatakan setiap harinya ia cuma duduk melamun karena sepinya pembeli.
Ia mengaku hanya pasrah menunggu pembeli karena kadang seharian tidak satupun pengunjung datang.
“Sepi pengunjung mas,” terangnya singkat.
Sementara itu, upaya DKP untuk swakelola sentra olahan ikan ini mendapat kritikan dari komisi B DPRD Sidoarjo.
Tarkit Erdianto wakil ketua komisi B menegaskan,  langkah swakelola pusat olahan ikan yang aka dilakukan DKP ini, sangat tidak tepat karena bisa semakin memberatkan pedagang.
“Kalau swakelola dilakukan sebelum pembangunan stand, itu bisa saja dilakukan. Namun jika swakelola dilakukan saat ini, berarti menambah beban para penyewa stand yang tidak lain adalah pedagang kecil,” tandas Tarkit.
Untuk itu, Tarkit berharap agar DKP memiliki gebrakan lain untuk menghidupkan sentra olahan ikan itu.

Karena Dispendik Sidoarjo Tak Punya Program Pendidikan Inklusif Ketua Komisi D DPRD Mempertanyakan Penghargaannya

SIDOARJO – Sidoarjo telah mendeklarasikan diri sebagai kabupaten pendidikan inklusif Minggu lalu.
MACHMUD Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo
MACHMUD Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo
Acara yang diresmikan Menteri Pendidikan Mohammad Nuh dan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah itu merupakan tindak lanjut penghargaan Inclusive Education Award 2012 yang diterima dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PPK-LK). Penghargaan itu memicu reaksi beragam dari kalangan anggota DPRD Sidoarjo.
Sebagian di antara mereka bahkan mengaku terkejut atas penghargaan tersebut. Alasannya, Dinas Pendidikan (Dispendik) Sidoarjo tidak mempunyai program pengembangan sekolah inklusif.
Selain itu, anggaran untuk pengem bangan program inklusif terbilang minim. ’’Saya kaget, kok bisa menang?’’ ucap Ketua Ko misi D Machmud.
Berdasar data DPRD, dispendik hanya mengajukan anggaran Rp 175 juta untuk pelatihan guru pendamping sekolah inklusif. Machmud mengungkapkan, saat pembahasan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2013, komisi D sempat memanggil dispendik.
Waktu itu, komisi yang membidangi pendidikan tersebut bertanya mengenai anggaran dan program inklusif. Dewan sempat kaget karena anggaran yang diajukan sangat kecil.
’’Kami langsung menambah menjadi Rp 350 juta,’’ jelasnya. Program kerja yang diajukan dispendik hanya pelatihan guru selama satu kali.
Menurut dia, seharusnya pemkab mengajukan penambahan sarana dan prasarana seperti kursi roda serta alat bantu pembelajaran.
Selain itu, perlu pembangunan laboratorium khusus untuk memantau perkembangan anak berkebutuhan khusus (ABK). Dia menyebutkan, minat guru Sidoarjo untuk mengajar ABK sangat kecil.
Jumlahnya hanya 40 guru. Karena itu, dia mendesak dispendik untuk segera melakukan rekrutmen guru. ’’Pidato bupati bahwa Sidoarjo punya 134 sekolah inklusif itu tidak benar.
Itu hanya rencana ke depan, bukan realitas sekarang ini,’’ ujar kader PAN tersebut. Menurut Machmud, yang layak menyandang sekolah inklusif hanya SMPN 4 Sidoarjo.
Sebab, sekolah itu telah memenuhi semua ketentuan untuk disebut sekolah inklusif. Sementara itu, sekolah-sekolah lain masih belum layak.
Dia menyatakan, banyak yang harus ditingkatkan pemkab selain guru dan jumlah sekolah. Misalnya, sarana-prasarana, peralatan, dan gedung.

Lelang Bandeng Kawak Kabupaten Sidoarjo Banyak Peminat

Sidoarjo- Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1434 Hijriyah yang secara kebetulan moment ini bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo yang ke-154 Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menggelar acara Lelang Bandeng Kawak Sabtu malam (26/1) di Alun – alun Sidoarjo.

Acara lelang bandeng kawak dengan leading sector dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sidoarjo ini yang dibuka oleh Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah, SH, M.HUM diikuti oleh para pengusaha Kabupaten Sidoarjo. Mereka sangat antusias mengikuti penawaran lelang bandeng kawak.

Ada empat ekor bandeng kawak yang dilelang pada malam kemarin, yang merupakan hasil dari penimbangan bandeng kawak. Bandeng kawak yang dilelang adalah milik dari H. Sultoni dari tambak Kali kajeng Desa Gebang umur bandeng kawaknya 9 tahun, berat 8,43 kg, panjang 93 cm dan lebar 20 cm berhasil menjadi juara pertama.

Juara kedua diraih oleh HM. Wachrul Yusuf dari Salembang Desa Sekardangan umur bandeng 9 tahun, berat 8,07, panjang 91,5 dan lebar 21 cm, juara ketiga bandeng milik H. H. Saiful Bachri dari Kamira Desa Sekardangan umur bandeng 8 tahun, berat 7,22 kg, panjang 86,5 cm dan lebar 20,5 cm. Dan juara keempat diraih oleh dr. M. Fatih Ilmawan dengan umur bandeng 7 tahun, berat 6,26 kg, panjang 82 cm dan lebar 19 cm.

Penawaran lelang pertama kali oleh Bupati Sidoarjo sebesar Rp. 5 juta dilanjutkan dengan Wakil Bupati Sidoarjo sebesar Rp. 2,5 juta dan Sekertaris Daerah sebesar Rp. 1 juta.

Dari pelelangan keempat bandeng kawak tersebut dana yang terkumpul menembus angka Rp. 478 juta dimenangkan oleh Ketua Majelis Pengurus Cabang Pemuda Pancasila H. Mursidi dengan penawaran lelang tertinggi yakni Rp. 111 juta.

Pemenang lelang kedua CV. Hasta Praja Tama dengan penawaran Rp. 105 juta, pemenang ketiga PT AMJ Mitra Jasindo dengan penawaran Rp. 100 juta, dan pemenang lelang terakhir dari Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) dengan penawaran Rp. 35 juta.

Hasil lelang ini akan digunakan untuk pembangunan masjid, mushola, anak yatim, anak berkebutuhan khusus dan keluarga miskin.

Asisten Pembangunan dan Perekonomian Drs. Muslik Yasin menjelaskan bahwa kegiatan lelang bandeng kawak ini sempat vakum beberapa tahun karena adanya bencana lumpur lapindo dan kini mulai dihidupkan kembali.

Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan lelang bandeng ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat petani tambak Sidoarjo. Kegitan ini harus terus dilestarikan sebagai budaya di Kabupaten Sidoarjo.

“Diharapkan kegiatan lelang bandeng ini bisa membangkitkan motivasi petani tambak lainnya agar lebig meningkatkan hasil ikan bandengnya,” jelas Saiful.

Senin, 28 Januari 2013

Bandeng 8 Kilogram Laku Rp 111 Juta

SIDOARJO – Memperingati HUT Sidoarjo ke-
154, pemkab menggelar lelang bandeng di alun-alun
Sidoarjo (26/1) malam. Lelang ini dimenangkan
Pemuda Pancasila (PP) Sidoarjo. Organisasi
kepemudaan yang dikomandani H Mursidi itu
menutup lelang bandeng seberat 8,48 kg seharga
Rp 111 juta.
Dalam lelang bandeng yang berhasil mengumpulkan
dana sebesar Rp 478 juta itu, pemenang lelang
kedua disabet H. Imam Rahmat dari PT Hasta
Praja Tama sebesar Rp 105 juta. Pemenang lelang
ketiga dari PT AJM Surabaya sebesar Rp 100 juta
dan pemenang keempat dari Asosiasi Kontraktor
Listrik Indonesia (AKLI) Sidoarjo Rp 35 juta.
Lelang yang digelar selama
dua jam itu, dimulai dengan
penawaran Bupati Sidoarjo
Saiful Ilah Rp 5 juta. Lelang
semakin memanas ketika dari
kalangan pengusaha dan perorangan
mulai menaikkan penawaran.
Hingga akhirnya proses
lelang memasuki lelang
tertutup yang diikuti PP Sidoarjo
dan PT Hasta Praja
Tama. Setelah dibuka panitia,
PP diputuskan memenangkan
lelang karena penawarannya
tertinggi yakni Rp 111 juta, sedangkan
PT Hasta Praja Tama
Rp 105 juta.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah
mengatakan, tradisi lelang bandeng
merupakan pesta rakyat
petambak. “Ini harus dilestarikan
serta digelar tiap tahun.
Saya mengucapkan terima kasih
atas partisipasi masyarakat,”
kata Saiful Ilah.
Ikan bandeng kawak (besar)
yang dilelang dengan penawar
tertinggi itu, merupakan bandeng
petambak yang terbesar
dan pagi harinya sudah ditimbang
untuk mencari yang terberat.
Akhirnya, diperoleh empat
pemenang dengan bobot
ikan bandeng terberat. Empat
ikan bandeng ini milik H. Sultoni
warga Perumahan Magersari,
Sidoarjo. Budidaya bandengnya
dari Tambak Kali Kajang
Desa Gebang Sidoarjo dengan
berat bandeng 8,48 kg,
panjang 93 cm, lebar 20 cm dan
usia 9 tahun. Berikutnya, milik
HM Wachrul Yusuf, warga
Bukit Kismadani II/23 Bluru
Kidul, asal bandeng dari Tambak
Desa Sekardangan yang berumur
9 Tahun, lebar bandeng
21 cm, panjang 91,5 cm, dan berat
bandeng 8,07 kilogram. Sedangkan
bandeng ketiga milik H
Saiful Bahri Sekardangan I/I Sidoarjo.
Bandeng ini dari Tambak
Sekardangan dengan panjang
86,5 cm, lebar 20,5, berat 7,22
kg, dan umur bandeng 8 tahun.
Sementara itu, bandeng milik
Fatih Ilmawan asal Serujo,
Sidoarjo, dari Tambak Sawohan,
Kecamatan Buduran dengan
berat 6,26 kg, panjang bandeng
82 cm, lebar 19 cm, dan usia
tujuh tahun menjadi bandeng
keempat.
Setelah dilakukan penimbangan
berat, lebar, panjang, dan
usia bandeng, dewan juri memutuskan,
bandeng kawak juara I
diperoleh bandeng milik H Sultoni.
Sedangkan untuk juara II,
bandeng milik Wachrul Yusuf,
juara III bandeng H Saiful Bahri
dan juara terakhir/ IV didapat
bandeng milik H Fatih.
Menurut Mursidi, PP terus
mengikuti lelang bandeng dan
berusaha memenangkan lelang
karena ingin berpartisipasi dalam
pembangunan. Sebab, uang
hasil lelang nantinya juga digunakan
untuk membangun Sidoarjo.
“Tradisi yang dilakukan
turun-temurun harus lebih meriah
lagi dan melibatkan masyarakat.
Tapi niat kita ingin berpartisipasi
dalam pembangunan
di Sidoarjo,” kata pria yang juga
pengusaha ini.

Razia Senpi di Porong Sidoarjo Dapat Sajam

MENANGKAL maraknya pencurian dan
perampasan motor, polisi menggencarkan
razia. Dini hari kemarin, dalam operasi Sikat
Semeru yang dilakukan gabungan Polsek
Porong dan Polsek Krembung, polisi mengamankan
satu unit mobil serta tiga motor
tanpa STNK.
Selain itu, polisi juga menahan Wahyu
Hidayat (23) asal Desa Bulusari RT 1/RW 3
Kecamatan Gempol, Pasuruan. Pemuda ini
ditangkap setelah polisi menemukan senjata
tajam (sajam) yang tersimpan dalam jok motor
Yamaha Jupiter Nopol N 3782 TI yang
dikendarainya.
Kapolsek Porong Kompol Eddy Siswanto
mengatakan, razia ini sasaran
utamanya adalah senjata api, bahan peledak,
dan sajam. Tidak hanya kendaraan yang
digeledah, tetapi pengemudi, penumpang,
serta barang bawaan juga harus diperiksa.
“Tanpa terkecuali, semua dilakukan
pemeriksaan,” jelasnya.
Razia digelar di jalur Sidoarjo-Pasuruan,
tepatnya di perempatan jalur arteri Kelurahan
Juwet Kecamatan Porong. Polisi langsung
memberhentikan seluruh kendaraan yang
melintas. Razia dilaksanakan mulai pukul
01.00 hingga 03.00.
Kapolsek Krembung AKP Ilham Purwo
Utomo juga mengaku anggotanya terus intens
melakukan razia. Pengemudi maupun
penumpang yang menggunakan mobil dan
motor serta barang bawaan wajib diakukan
pemeriksaan. “Jangan sampai ada yang lolos
dari razia. Semua kendaraan harus diperiksa,”
terangnya.
Dalam razia tersebut, polisi mengamankan
satu mobil Picanto, tiga unit motor tanpa
dilengkapi STNK. Sedangkan, Wahyu Hidayat
yang membawa sajam masih dalam pemeriksaan.
Wahyu mengatakan, sajam yang
tersimpan di jok sebelumnya digunakan untuk
memperbaiki aki motor pada siang harinya.
“Saya lupa mengambil sehingga masih ada di
jok,” akunya.

Street Drum Sidoarjo, Komunitas Drummer Jalanan

Sekelompok remaja tampak asyik
mengerumuni pemuda yang sedang
bermain drum di pinggir jalan. Dengan
menggunakan iringan lagu minus one,
pemuda itu begitu menikmati gebukan
drumnya. Meski tidak di studio, dia
tampak begitu bersemangat pagi itu.



DEWA, itulah nama sang penabuh
drum. Dewa merupakan salah
satu anggota Street Drum Sidoarjo
(SDS) yang menjadi salah satu pengisi
dalam acara Sidoarjo Fun
Carnival. Komunitas yang baru berdiri
selama setahun ini mengusung
konsep bermain dan belajar. “Siapa
pun boleh bermain dan belajar drum
di komunitas ini,” ujarnya. Untuk itu, mereka selalu bermain
di tempat terbuka, seperti
pinggir jalan dan alun-alun
Sidoarjo pada setiap hari
Minggu. “Kalau Minggu kita
biasa bermain di paseban alunalun,”
tuturnya.
Anggota dalam komunitas tersebut
juga lintas genre musik.
Ada yang rock, metal, blues,
punk, dan aliran jenis musik
lainnya. SDS memang tidak
memasang komunitas mereka
untuk aliran musik tertentu.
“Kita tidak mengkhususkan
satu genre musik saja tapi apa
pun genrenya bisa masuk menjadi
anggota SDS,” imbuhnya.
Untuk drum, mereka juga memodifikasi
sendiri. Dua bas
drum mereka jadikan satu sehingga
terlihat lebih panjang
dari bas drum ukuran standar.
“Agar suaranya terdengar lebih
dalam lagi,” terang Afri, salah
satu anggota lain.
Komunitas tersebut juga sering
melakukan kolaborasi dengan
berbagai jenis musik yang
ada. Saat berlatih, mereka bergabung
dengan komunitas lain
seperti beat box dan perkusi.
Aksi para anggota SDS ini banyak
diminati oleh masyarakat.
Tak jarang, masyarakat yang
kebetulan lewat, mencoba bermain
drum bersama anggota
SDS. Seperti yang dilakukan
oleh Haris warga Sukodono yang
kebetulan jalan bersama keluarga.
“Melihat mereka, jadi
tertarik bermain drum lagi, kebetulan
sudah lama juga tidak
menggebuk drum,” ujarnya.
Haris sendiri tampak begitu
menikmati permainannya pagi
itu. Dari ketukan dan tempo pukulan,
sudah cukup membuktikan
bahwa Haris merupakan
salah satu penabuh drum. Beberapa
anggota yang ada, kemudian
ikut memainkan bagian
drum yang lain sehingga permainan
Haris terdengar sangat
kaya warna dan variasi. Bagi
Haris, komunitas seperti ini bisa
mengobati kerinduannya dalam
bermusik. “Lumayan bisa
mengobati rasa kangen bermain
musik,” ungkapnya.

Tukar Link Disini :

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Templates


Powered By Blogger
Informasi Sidoarjo 2012. Diberdayakan oleh Blogger.