Sering Dituduh Candi Palsu
JANSEN Jasien menduga, yang ia
temukan masih bagian kecil dari
Candi Terung. Salah satunya merupakan
arena bermain, karena terdapat
tangga dan bagian menonjol
sejenis di sebelah timur. “Batu bata
di sisi timur memang memanjang ke
selatan dan diperkirakan aslinya
masih panjang lagi,” kata pelukis
bernama asli Mochammad Yasin ini.
Banyak orang memandang sebelah
mata usaha Jansen mengungkap situs
bersejarah. Ada juga yang menuduh,
batu bata di bawah air itu
sengaja dipasang Jansen dan timnya.
Apalagi, batu bata berukuran
besar itu tertata rapi, meski ada
yang retak.
“Kalau orang baru lihat, memang
banyak yang mengira begitu. Tapi,
kalau mereka mengikuti penggalian,
mereka aka tahu sendiri bahwa ini
semua asli,” maklum Jansen.
Jansen meneliti, ada enam jenis
ukuran batu bertumpuk di Candi
Terung. Yang terkecil ukuran 10x15
sentimeter, terbesar 30x25 sentimer.
Kini Jansen akan fokus melakukan
penggalian batu bata, yang baru
ditemukan setinggi satu meter. Dia
yakin, ukuran utuh candi jauh lebih
tinggi dari satu meter. Nanti, jika
penggalian sudah maksimal, Jansen
dan kawan-kawan akan pindah
menggali sisi selatan, meneruskan
bagian candi yang ia yakini masih
memanjang jauh ke sana.
Dia belum memikirkan sisi barat
karena harus minta izin si pemilik
tanah, yang masih saudara Mbah
Huri.
“Jika tanah sisi selatan sih, sudah
oke dapat izin Mbah Huri. Tapi, sisi
barat masih belum,” ucapnya.
Ia memperkirakan, penggalian
akan tuntas pada 2013. Ketika
bangunan asli candi nanti terlihat,
ia berencana memugarnya. Sisi luar
candi yang masih berupa tanah liat
akan diberi batu bata, menyerupai
batu bata asli candi. “Supaya tidak
longsor,” jelas Jansen.
Laki-laki kelahiran Gresik, 15
April 1974 ini menyusun rencana
jangka panjang mengenai penemuannya.
Nanti kalau candi itu
sudah berdiri utuh dan bisa dilihat
semua orang, Jansen akan menggelar
pameran hasil temuan bermacam
benda di kawasan Terung. Mulai
kereweng sampai benda-benda yang
berhubungan dengan sejarah, seperti
gentong dan batu manggis dari
dalam sumur. “Kita akan pamerkan
biar semuanya dapat melihat sejarah
di Desa Terung Wetan ini,” tekad
Jansen.
Ia berharap, keberadaan Candi Terung
dapat mengungkap sejarah baru
kawasan Terung Wetan. Kegunaannya
sendiri merupakan tanggung
jawab Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3) Trowulan maupun
Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
dan Pariwisata setempat.
“Kita hanya ingin menunjukkan
bahwa ada situs bersejarah di Terung.
Itu saja. Lain-lainya biar pihak
berwenang yang mengungkap,” ujar
Jansen.
JANSEN Jasien menduga, yang ia
temukan masih bagian kecil dari
Candi Terung. Salah satunya merupakan
arena bermain, karena terdapat
tangga dan bagian menonjol
sejenis di sebelah timur. “Batu bata
di sisi timur memang memanjang ke
selatan dan diperkirakan aslinya
masih panjang lagi,” kata pelukis
bernama asli Mochammad Yasin ini.
Banyak orang memandang sebelah
mata usaha Jansen mengungkap situs
bersejarah. Ada juga yang menuduh,
batu bata di bawah air itu
sengaja dipasang Jansen dan timnya.
Apalagi, batu bata berukuran
besar itu tertata rapi, meski ada
yang retak.
“Kalau orang baru lihat, memang
banyak yang mengira begitu. Tapi,
kalau mereka mengikuti penggalian,
mereka aka tahu sendiri bahwa ini
semua asli,” maklum Jansen.
Jansen meneliti, ada enam jenis
ukuran batu bertumpuk di Candi
Terung. Yang terkecil ukuran 10x15
sentimeter, terbesar 30x25 sentimer.
Kini Jansen akan fokus melakukan
penggalian batu bata, yang baru
ditemukan setinggi satu meter. Dia
yakin, ukuran utuh candi jauh lebih
tinggi dari satu meter. Nanti, jika
penggalian sudah maksimal, Jansen
dan kawan-kawan akan pindah
menggali sisi selatan, meneruskan
bagian candi yang ia yakini masih
memanjang jauh ke sana.
Dia belum memikirkan sisi barat
karena harus minta izin si pemilik
tanah, yang masih saudara Mbah
Huri.
“Jika tanah sisi selatan sih, sudah
oke dapat izin Mbah Huri. Tapi, sisi
barat masih belum,” ucapnya.
Ia memperkirakan, penggalian
akan tuntas pada 2013. Ketika
bangunan asli candi nanti terlihat,
ia berencana memugarnya. Sisi luar
candi yang masih berupa tanah liat
akan diberi batu bata, menyerupai
batu bata asli candi. “Supaya tidak
longsor,” jelas Jansen.
Laki-laki kelahiran Gresik, 15
April 1974 ini menyusun rencana
jangka panjang mengenai penemuannya.
Nanti kalau candi itu
sudah berdiri utuh dan bisa dilihat
semua orang, Jansen akan menggelar
pameran hasil temuan bermacam
benda di kawasan Terung. Mulai
kereweng sampai benda-benda yang
berhubungan dengan sejarah, seperti
gentong dan batu manggis dari
dalam sumur. “Kita akan pamerkan
biar semuanya dapat melihat sejarah
di Desa Terung Wetan ini,” tekad
Jansen.
Ia berharap, keberadaan Candi Terung
dapat mengungkap sejarah baru
kawasan Terung Wetan. Kegunaannya
sendiri merupakan tanggung
jawab Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3) Trowulan maupun
Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
dan Pariwisata setempat.
“Kita hanya ingin menunjukkan
bahwa ada situs bersejarah di Terung.
Itu saja. Lain-lainya biar pihak
berwenang yang mengungkap,” ujar
Jansen.
0 comments:
Posting Komentar