Kepergok saat mengedarkan pil koplo, Sugiarno (36) warga Kecamatan
Balongbendo Sidoarjo, diringkus anggota Satreskoba Polres Mojokerto.
Dari penangkapan Sugiarno, polisi mengamankan 20 ribu pil koplo.
Sugiarno ditangkap petugas saat akan menyerahkan 20 ribu butir pil koplo ini pada pembelinya.
"Tersangka kita tangkap di Desa Ngrame, Kecamatan Pungging, Mojokerto saat menunggu pembeli," ungkap AKP Saibuddin, Kasatnarkoba Polres Mojokerto, Senin (9/8/2012).
Menurut Saibuddin, begitu tersangka menyerahkan barang haram itu di kos kamling, polisi langsung menyergapnya. Setelah digeledah, barang bukti sebanyak 20 ribu butir pil koplo serta satu unit HP merk Nokia langsung disita.
Tersangka yang setiap hari berprofesi sebagai sopir pengiriman sapi ke beberapa pasar hewan di Mojokerto serta Sidoarjo ini langsung digelandang ke Mapolres untuk dilakukan penyidikan. Tersangka mengakui, jika ia melakukan pekerjaan sebagai kurir koplo itu lantaran terhimpit ekonomi.
Sugiarno nekat menjual pil koplo itu lantaran tak ada biaya lagi untuk kebutuhan pendidikan anaknya yang mulai masuk SD.
"Ya karena saya butuh uang buat anak saya masuk sekolah SD, buat beli seragam dan buku-bukunya. Kalau tak begini, tak ada penghasilan," kata tersangka.
Ia menambahkan, jika dirinya membeli koplo per 1000 butir dengan harga Rp 220 ribu dan dijual lagi seharga Rp 250. Jika terjual semua, Sugiarno mendapat untung Rp 600 ribu. Itu pun dibagi dengan teman saya yang sudah kabur.
Akibat perbuatan ini, keduanya dijerat pasal 197 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan RI dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.
"Kita juga masih melacak jaringannya. Dugaannya, barang tersebut didapat dari Surabaya," tambah Saibuddin.
Sugiarno ditangkap petugas saat akan menyerahkan 20 ribu butir pil koplo ini pada pembelinya.
"Tersangka kita tangkap di Desa Ngrame, Kecamatan Pungging, Mojokerto saat menunggu pembeli," ungkap AKP Saibuddin, Kasatnarkoba Polres Mojokerto, Senin (9/8/2012).
Menurut Saibuddin, begitu tersangka menyerahkan barang haram itu di kos kamling, polisi langsung menyergapnya. Setelah digeledah, barang bukti sebanyak 20 ribu butir pil koplo serta satu unit HP merk Nokia langsung disita.
Tersangka yang setiap hari berprofesi sebagai sopir pengiriman sapi ke beberapa pasar hewan di Mojokerto serta Sidoarjo ini langsung digelandang ke Mapolres untuk dilakukan penyidikan. Tersangka mengakui, jika ia melakukan pekerjaan sebagai kurir koplo itu lantaran terhimpit ekonomi.
Sugiarno nekat menjual pil koplo itu lantaran tak ada biaya lagi untuk kebutuhan pendidikan anaknya yang mulai masuk SD.
"Ya karena saya butuh uang buat anak saya masuk sekolah SD, buat beli seragam dan buku-bukunya. Kalau tak begini, tak ada penghasilan," kata tersangka.
Ia menambahkan, jika dirinya membeli koplo per 1000 butir dengan harga Rp 220 ribu dan dijual lagi seharga Rp 250. Jika terjual semua, Sugiarno mendapat untung Rp 600 ribu. Itu pun dibagi dengan teman saya yang sudah kabur.
Akibat perbuatan ini, keduanya dijerat pasal 197 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan RI dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.
"Kita juga masih melacak jaringannya. Dugaannya, barang tersebut didapat dari Surabaya," tambah Saibuddin.
0 comments:
Posting Komentar