Informasi Sidoarjo on http://www.infosda.com

Senin, 31 Desember 2012

Razia Warung Miras Di GOR Sidoarjo, 14 Pemabuk Diamankan

SIDOARJO - Razia secara intens
terus dilakukan jajaran Polres
Sidoarjo. Seperti yang dilakukan
Polsek Sidoarjo yang menggelar
razia minuman keras (miras) di
kawasan GOR Sidoarjo. Dalam
razia yang dilaksanakan pada
Sabtu (29/12) malam itu, polisi
mengamankan 14 pemabuk, tiga
penjual miras dan ratusan botol
miras beserta oplosannya.
Razia dimulai sekitar pukul
22.00. Kegiatan secara dadakan
ini membuat para pemuda yang
nongkrong di warung sekitar GOR
kalang kabut. Pemuda yang ratarata
sudah terpengaruh alkohol
itu lari tunggang langgang menghindari
razia. Sebagian dari
mereka juga terlihat bingung
mencari motor masing-masing.
Sebanyak 24 personel Polsek Sidoarjo
yang sudah siaga, siap langsung
tanggap. Sebagian dari mereka
berhasil diamankan untuk dimintai
keterangan. “Mereka kami
amankan dan kita mintai keterangan,”
ujar Kapolsek Sidoarjo
Kompol Mujiono.
Pada razia ini, polisi menggeledah
tiga warung yang diduga
menyediakan miras. Warung
berada di sisi utara stadion GOR
Delta itu satu per satu diperiksa.
Benar dugaan polisi, dari tiga
warung ini, polisi mendapatkan
miras. Tiga warung ini milik
Marjuki, Mega, dan Doni. Ketiga
penjual itu pun tidak mampu
mengelak karena polisi juga menemukan
bahan oplosan untuk
campuran miras tersebut.
Salah satu penjual miras, Marjuki
(41), warga perumahan Bluru
RT 5/RW 14 Sidoarjo mengatakan
sudah menjual miras sejak 2002
silam. Miras yang dijual itu
didapat dari Semanding Tuban.
“Saya membeli Rp 24 ribu dan saya jual Rp 35 ribu,” akunya.
Kapolsek Sidoarjo Kompol Mujiono
mengatakan, kawasan GOR
memang kerap disalahgunakan
untuk penjualan miras. Karena
itu, dalam Operasi Cipta Kondisi,
Polsek Sidoarjo melakukan razia
di kawasan tersebut. “Upaya
ini untuk mencegah tindakan
kejahatan dan premanisme di
kawasan GOR,” katanya.
Dari razia yang dilakukan tersebut,
selain penjual dan pemabuk
yang didata, polisi juga menyita
satu jeriken berisi 25 liter arak
putih beserta ratusan miras. Di
antaranya, tiga dos berisi 36 botol
arak, dua dos oplosan, serta satu dos
sirup sebagai bahan campuran.
Mujiono mengatakan, penjual
dan pemabuk tersebut dikenai
pasal tindak pidana ringan (tipiring)
dan tidak ditahan. Namun
tetap akan dilakukan pendataan
agar pelaku tidak mengulangi perbuatannya
lagi.
“Kita tetap akan berantas penjualan
miras yang dapat meresahkan
masyarakat,” pungkasnya.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Sidoarjo Percantik Kawasan Alun-Alun

SIDOARJO - Kawasan di sekitar alunalun
makin dipercantik. Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) kini
memasang hiasan tulisan Asmaul Husna.
Saat ini, sekitar 50 titik telah dipasangi
hiasan tulisan tersebut.
Bahkan, sejumlah jalan menuju pusat
kota juga sedang digarap untuk pemasangan
hiasan yang sama. Di antaranya
di depan kantor bupati Jl Gubernur
Suryo, depan Pendapa Delta Wibawa Jl
Cokronegoro dan Jl Ahmad Yani.
Kepala DKP Sidoarjo M Syafiq
mengatakan, pemasangan hiasan ini
merupakan permintaan para ulama di
Sidoarjo. “Banyak ulama meminta agar
di Sidoarjo diberi hiasan nama Allah.
Sekarang keinginan itu terpenuhi
meskipun masih sebagian,” katanya.
Karena keterbatasan anggaran, sementara
ini baru dipasang 50 Asmaul Husna
di sekitar alun-alun. Anggaran pemasangan
ini Rp 185 juta yang dialokasikan
melalui Perubahan Anggaran Keuangan
(PAK) APBD tahun 2012.
Namun pada tahun 2013, pemasangan
itu akan dilanjutkan. Menurut Syafiq,
pada 2013, akan ada penambahan
pemasangan di 49 titik. “Untuk sisanya,
kita lengkapi pada tahun anggaran
2013,” terusnya.

Minggu, 30 Desember 2012

Tanggul Lumpur Lapindo Sidoarjo di Titik 81 Kritis

HUJAN deras yang mengguyur
Sidoarjo beberapa hari terakhir
membuat tanggul penahan lumpur di
titik 81 dalam kondisi kritis. Untuk
itu, Badan Penanggulangan Lumpur
Sidoarjo (BPLS) meningkatkan status
dari aman menjadi awas.
Pada titik tersebut terlihat retakan
sepanjang kurang lebih seratus meter.
Beberapa bagian tanah di titik tersebut
tanah ambles. Tinggi elevasi air meningkat
menjadi 120 sentimeter dari
batas normal 2 meter dari permukaan,
sehingga rawan terjadi luberan.
Untuk mengantisipasi luberan,
BPLS mencoba untuk mengalirkan
air lumpur dari titik 81 ke titik 43.
Sekalipun belum diperbolehkan
warga korban lumpur untuk melakukan
aktifitas.
“Langkah ini kami ambil untuk
mengantisipasi terjadinya luberan air
lumpur ke Desa Glagaharum, Porong,”
kata Humas BPLS, Hengki
Listria Adie.
Dikatakan Hengki, saat ini BPLS
masih belum bisa mengalirkan air
lumpur ke sungai Porong. Sebab warga
masih melarangnya, terkait belum
dilakukannya pelunasan ganti rugi oleh
Minarak Lapindo Jaya (LMJ). “Pengaliran
ke titik 43 ini hanya bersifat
sementara sambil menunggu BPLS
diperbolehkan warga melanjutkan
aktivitasnya lagi,” paparnya.
Menurut Hengki, titik 81 diperlukan
perbaikan agar tidak jebol
seperti pernah 2 tahun lalu. Tetapi
untuk sementara ini BPLS hanya
bisa memantau dan memeriksa
kondisi tanggul saja. “Secara keseluruhan
kondisi tanggul dalam
kondisi aman.”
Meski begitu, Hengki tidak menampik
terjadinya retakan baru
sepanjang 20 meter di titik 83.
Bahkan disertai pula dengan amblesnya
tanah. Tetapi kondisinya
diyakini masih cukup kuat. “Untuk
retakan di titik 83 belum terlalu
mengkhawatirkan. Karena elevasi air
masih diambang normal dan kekuatan
tanah masih stabil.” jelasnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi
dari hal yang tidak diinginkan
beberapa petugas Polsek Porong
dan Polres Sidoarjo tampak berjaga
di sepanjang lokasi pengaliran air
lumpur. “Beberapa petugas kita
minta berjaga jaga mengantisipasi
hal yang tidak di inginkan selama
proses pengaliran air lumpur ini,”
ujarnya.

Ambrolnya Plengsengan Sungai Pucang di Desa Pagerwojo

SIDOARJO—Kesan saling lempar
tanggung jawab untuk menangani
ambrolnya plengsengan sungai
pucang di Desa Pagerwojo, ditepis
Dinas PU Bina Marga dan
Dinas PU Pengairan. Keduanya,
akhirnya gotong-royong memasang
penahan dan papan peringatan kepada
pengguna jalan agar berhatihati
saat melintas.
Pemasangan penahan berupa sesek
dan tonggak bambu itu dilakukan
oleh PU Pengairan dengan
menggunakan backhoe. Selanjutnya,
pemasangan papan rambu peringatan
dilaksanakan PU Bina Marga. Pemasangan tersebut dikabarkan
oleh Kepala PU Pengairan,
Fatchurrahman dan Kepala Dinas
PU Bina Marga, Sigit Setyawan secara
terpisah, kemarin sore. Namun,
sebelumnya keduanya bertemu
satu meja untuk menanggapi
kesan saling lempar atas ambrolnya
plengsengan tersebut kepada
Radar Sidoarjo.
“Riwayatnya, jalan itu dulu jalan
inspeksi pengairan. Dalam perkembangannya
jalan diperlebar dan
menjadi arus lalu lintas truk-truk
bertonase besar. Sebab, kendaraan
besar dari arah Surabaya ke Krian
melalui Sidoarjo tidak lagi lewat Jl
Pahlawan, begitu juga sebaliknya,”
papar Sigit Setyawan.
Perubahan fungsi jalan tersebut
belum diimbangi perubahan kontruksi
plengsengan yang semula hanya
menahan air, menjadi penahan
beban jalan. Hal tersebut juga
dibenarkan Fatchurrahman. “Memang
betul apa yang dikatakan Pak
Sigit. Konstruksi plengsengan sangat
jauh berbeda,” kata Fatchurrahman.
Sigit dan Fatchurrahman mengatakan
bahwa masalah pembanggunan
plengsengan di kawasan
tersebut sudah dibicarakan dengan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten (Bapekab),
Sulaksono. “Untuk tahun 2013, kita
minta anggaran senilai Rp 5 miliar.
Nah, itu mau ditempatkan ke Bina
Marga atau Pengairan, kita lihat
saja nanti,” kata Sigit.
Direncanakan, plengsengan yang
saat ini terbuat dari batu kali, akan
diganti dengan sheet pile. “Kita
belum tahu sampai berapa meter
pengerjaan belum dilakukan. Apakah
dana sebesar itu bisa disetujui
juga belum tahu karena anggaran
tahun 2013 sendiri belum digedog,”
katanya.

2012 Polsek Candi Sidoarjo Ungkap 77, Nunggak 7 Kasus

CANDI-Selama kurun
waktu 2012, terjadi 84
kasus yang masuk ke Polsek
Candi. Dari jumlah tersebut
baru 77 perkara
yang dapat diselesaikannya.
Sedangkan 7 lainnya
masih menjadi tunggakan.
Hal itu, disampaikan Kapolsek
Candi, Kompol Andi
Febrianto Ali, kemarin saat
memamerkan hasil pengungkapannya
selama tahun
2012. “Ada 7 kasus yang hingga
saat ini masih kita telusuri
dan semoga sebelum tahun
baru sudah bisa kita ungkap,”
katanya, Sabtu (29/12).
Dikatakan Andi, ketujuh
kasus yang masih menjadi
tunggakan tersebut terdiri
dari 2 perkara pencurian
dengan kekerasan (curas),
2 kasus curanmor, 1 kasus
pencurian dengan pemberatan
(curat), 1 kasus penggelapan,
dan 1 kasus melarikan
anak di bawah umur.
“Untuk kasus curas, curat
dan curanmor sebagian
diminta polres Sidoarjo
sedangkan untuk 2 kasus
lain kita jadikan target
ungkap,” terangnya.
Di sisi lain Andi mengaku
selama 2012, anggotanya
candi berhasil menyita
ratusan botol minuman
keras dari berbagai merek
yang beredar di pasaran.
Yakni 250 botol Newport
Mild, 260 botol Anggur
Hitam, 120 botol Anggur
Ketan Hitam, 50 botol arak
beras, dan 60 liter arak
Tuban. Serta mengamankan
sejumlah barang bukti
yang belum jelas siapa
tersangkanya. Yaitu 2 bilah
pedang dan 2 unit motor
yang diduga hasil curas.
Andi mengklaim hasil
pengungkapan tahun 2012
telah memenuhi harapan.
“Memang sudah mencapai
target tapi akan kita tingkatkan
lagi kewaspadaan
kita,” katanya tanpa menjelaskan
berapa target
yang seharusnya dicapai.
Sebagai evaluasi ke depan
Andi mengaku bahwa untuk
tahun 2013 mendatang, kasus
3-C, yaitu curas, curat
dan curanmor masih menjadi
prioritas utama. “Untuk 3C
memang masih menjadi prioritas
kami namun tidak menutup
untuk mengungkap kasus
lain,” ujarnya.

Demi Suksesnya Sidoarjo Car Free Night, Dishub & Satlantas Sidoarjo All-Out

SIDOARJO—Rencana
launching Car Free Night
(CFN) yang akan dilaksanakan
31 Desember 2012 bertepatan
dengan pergantian tahun,
kemarin dimantapkan.
Dinas Perhubungan Kabupaten
Sidoarjo yang memiliki
ide bekerja sama dengan
Satlantas Polres Kota Delta
ini siap all-out untuk menyukseskannya.
Demikian pula beberapa
pihak terkait yang menyatakan
siap untuk mendukung
kegiatan tersebut. Yakni Radar
Sidoarjo, Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia
(Hipmi) Sidoarjo, Honda,
Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) Sidoarjo, Dinas Pendidikan
(Dispendik), Masyarakat
Transportasi Indonesia
(MTI) Kota Delta, Kodim,
CPM, Satpol PP, Dinas Pemuda
Olahraga, Budaya, dan
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan, dan
ESDM. Tak ketinggalan, komunitas
B2W (Bike to Work)
Sidoarjo, Sun City, dan beberapa
pihak lainnya.
Rapat koordinasi dipimpin
langsung oleh kepala Dinas
Perhubungan, M Husni
Thamrin. “Dengan rapat
koordinasi terakhir tadi,
dapat diketahui Insya Allah,
launching Car Free Night
yang diprakarsai Dishub
bekerja sama dengan polres
Sidoarjo dapat berjalan
lancar, bersamaan dengan
pergantian tahun,” katanya.
Dipastikan, launching CFN
akan dilaksanakan di alunalun
Sidoarjo dan dibuka oleh
Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah.
Hadir dalam malam kegiatan
adalah seluruh anggota Forpimda,
dan akan diisi berbagai
kegiatan berupa panggung
hiburan musik dangdut, ada
cheerleader, pesta kembang api,
dan fune game dengan hadiahhadiah
menarik.
Yang tidak kalah penting
adalah penyematan pin pelopor
lalu lintas oleh Forpimda.
“Selain penyematan pin, juga
pemberian kaus dan topi,” kata
AKP Fahri dalam kesempatan
itu. Serta penandatanganan
MoU Forpimda dan Radar
Sidoarjo serta Honda untuk
pelaksanaan CFN yang mulai
dilaksanakan tanggal 19 Januari
2012, dan selanjutnya
digelar setiap dua kali sebulan.
Yakni malam minggu I dan
malam minggu III.
Ratusan petugas, baik dari
Polres Sidoarjo, Satpol PP,
Dishub, dan instansi samping
akan dilibatkan untuk
pengamanan, baik di alunalun,
maupun di simpulsimpul
penutupan arus. Wakil
Direktur Radar Surabaya,
Lilik Widyantoro mengatakan
bahwa CFN sangat
positif. “Bisa mengurangi
tingkat polusi, mendukung
hemat energi, sekaligus
memberikan ruang kreasi
pada berbagai komunitas, sehingga
bisa menjadi wahana
rekrasi baru bagi masyarakat,”
katanya.

Cegah flu burung, Sidoarjo proteksi unggas luar daerah

Dinas Pertanian Perkebunan dan Pertanian (Disperbuntan) Sidoarjo menyatakan akan memproteksi unggas dari luar daerah. Hal ini dilakukan untuk mencegah virus flu burung masuk ke Sidoarjo.

Kepala Bidang Peternakan Disperbuntan Sidoarjo Bambang Erwanto mengatakan, proteksi unggas dari luar daerah dilakukan di perbatasan masuk Sidoarjo.

"Kita sudah menurunkan petugas untuk mengawasi unggas dari luar daerah yang dikirim ke Sidoarjo," ujar Bambang, di Kantor Disperbuntan, Sidoarjo.

Bambang mengaku, setiap harinya unggas yang masuk ke Sidoarjo antara 30 sampai 70 ribu ekor. Unggas tersebut terdiri dari ayam, bebek dan jenis lainnya itu dikirim dari Blitar, Kediri dan sekitarnya.

Proteksi yang dilakukan Disperbuntan, lanjutnya, juga dengan menyiagakan petugas di beberapa titik tempat pemotongan unggas dan pasar. Jika ada unggas yang sakit, petugas akan mendeteksinya. Bila ada indikasi terserang virus flu burung akan dimusnahkan.

Bukan hanya itu, Disperbuntan juga mensosialisasikan antisipasi virus flu burung ke kantong-kantong peternak unggas. Petugas juga memberi desinfectan ke kawasan peternak unggas.

"Kita juga sudah mengumpulkan kepala desa diberi pengarahan terkait pencegahan virus flu burung. Diharapkan bisa disosialisasikan kepada warga," papar Bambang.

Saat ini populasi unggas di Sidoarjo tak sebanyak daerah Blitar dan daerah lainnya. Kantong peternakan unggas di Sidoarjo berada di Kecamatan Balongbendo, Candi, Buduran, Sukodono dan Tarik.

"Terutama unggas jenis bebek," ucap Bambang.

Sejauh ini, di Sidoarjo belum ada laporan unggas yang terserang flu burung. Meski demikian, Disperbuntan mengantisipasi dengan menggencarkan sosialisasi pencegahan virus  flu burung.

Sementara itu, imbas dari virus flu burung yang menyerang unggas di Tulungagung membuat permintaan unggas menurun. Hal ini bisa dilihat dari beberapa penjual daging ayam di beberapa pasar.

"Beberapa hari ini permintaan daging ayam menurun. Pelanggan saya takut flu burung," ujar seorang pedagang ayam di kawasan Bluru Sidoarjo dan sekitarnya.

KPK Temukan Banyak Pejabat Sidoarjo Terima Gratifikasi

Praktik KKN di Sidoarjo mulai dicium KPK. Salah satu bentuk KKN itu yakni kasus gratifikasi yang terjadi di level eksekutif Pemkab Sidoarjo masih marak. Itu sesuai temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kini terjun di Sidoarjo.

Penegasan itu disampaikan petugas KPK yang turun untuk kegiatan sosialisasi gratifikasi di Sidoarjo. Masih banyak pemberian uang untuk kepentingan jabatan. "Praktek gratifikasi di lingkungan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Sidoarjo masih marak," ucap Ketua Tim Gratifikasi KPK, Edi Suryanto, Kamis (27/12) petang.

Masih marakanya praktek pemberian dari pihak lain yang dinilai melanggar dan menjadi kebiasaan itu, banyak belum dipahami pejabat. Contohnya soal reklame, pemkab harus patuh pada peraturan daerah pemasangan reklame. "Tidak boleh gampang memberikan diskon kemudahan pada pengusaha reklame," tukas Edi.

Ditegaskannya, sanksi yang akan diterima oleh penerima dan pemberi gratifikasi sangat berat. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2001 pasal 12 B mengatakan bahwa ancaman hukuman penjara maksimal seumur hidup. Atau minimal penjara 4-20 tahun serta denda Rp 200 sampai Rp 1 miliar.

Dalam sosialisasi tersebut, Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah menganggukkan kepala bahwa banyak pengusaha reklame yang meminta diskon kepada pemkab. "Mereka minta, ya saya berikan," kata Saiful.

Sayang, Andreas Budi Sampurno, anggota tim gratifikasi KPK yang lain, tidak bersedia membeberkan SKPD yang ditemukan melakukan praktek gratifikasi. "Dari temuan di lapangan, potensi gratifikasinya ada," jawabnya.

Disinggung soal pejabat pemkab yang terlanjur menerima gratifikasi, kata dia, pejabat itu harus melaporkan ke KPK dalam kurun waktu 30 hari pasca pemberian. Harus juga disertakan siapa pemberi, berapa nilainya dan tujuan pemberian barang itu.

Andreas juga menyarankan pemkab harus segera membuat peraturan daerah perda mengenai pemberian pada pejabat. "Apabila sudah ada perdanya, pejabat akan tahu mana yang boleh dan tidak bisa diterima," terang Andreas.

Sabtu, 29 Desember 2012

Diguyur Hujan, Plengsengan Sungai Desa Pagerwojo Ambrol

SIDOARJO ––Plengsengan Kali Pucang,
di kawasan Pagerwono, Buduran,
ambrol. Imbasnya, besi pembatas putus.
Selain itu, paving stone yang digunakan
sebagai trotoar longsor. Sampai
kemarin, plengsengan yang ambrol sepanjang
sekitar 15 meter itu belum diperbaiki.
Padahal, plengsengan itu sangat
berdekatan dengan jalan raya. Sebab
kawasan itu termasuk jalur lingkar
barat yang digunakan sebagai jalur alternatif
dari arah Surabaya ke Krian.
Menurut warga sekitar, ambrolnya
plengsengan ini sudah terjadi sejak 25
Desember lalu. Hal itu disebabkan hujan
yang saat itu turun deras di kawasan
Sidoarjo dan sekitarnya. “Ambrol
Selasa (25/12) sore, tapi sepertinya belum
ada tanda-tanda perbaikan,” kata
Sholeh, warga setempat.
Ironisnya, di sekitar ambrolnya
plengsengan ini sebenarnya juga pernah
ambrol, sekitar empat bulan lalu.
Bedanya, kejadian yang sebelumnya
sudah diperbaiki meski belum sempurna.
Perbaikan itu hanya dipasangi sesek
atau anyaman bambu, dan diberi
tonggak bambu, sehinga bagian atasnya
tidak dapat digunakan pejalan
kaki. Kepala PU Pengairan, Fatchurrahman
yang dikonfirmasi
mengatakan jika plengsengan di
sisi utara kali, merupakan
wewenang PU Bina Marga.
Alasannya, plengsengan tersebut
merupakan penyangga jalan
lingkar barat.
“Kalau di sisi selatan jalan, dekat
perkampungan, itu wewenang kami,”
katanya.
Ia membantah pihaknya belum
melakukan perbaikan. Menurut
dia, saat plengsengan di dekat traffic
light ambrol, pihaknya sudah
berusaha memperbaiki.
“Tetapi digeremengi orang karena
bukan wewenang kami, sehingga
kami hanya bisa memperbaiki apa
adanya,” terusnya.
Sementara itu, Kepala PU Bina
Marga, Sigit Setyawan mengatakan
melalui SMS bahwa hal itu tidak
perlu dipermasalahkan.
“Terserah mau dimasukkan ke
tugasnya siapa, yang jelas Bina
Marga dan Pengairan sudah ada
tupoksinya masing-masing,” kata
Sigit.
“Apa mungkin Bina Marga disuruh
menangani plengsengan,
atau pengairan disuruh menangani
jalan. Yang ditangani yang sesuai
tupoksinya,” papar Sigit.

Polres Sidoarjo: Pasang Knalpot Brong, Langsung Tilang

SIDOARJO ––Perayaan malam tahun baru
biasanya dilakukan dengan bersepeda motor
keliling kota. Banyak knalpot motor yang didesain
aneh-aneh sehingga suaranya memekakkan
telinga. Namun, pada malam tahun baru
nanti, jangan coba-coba melakukan hal tersebut.
Sebab, Satlantas Polres
Sidoarjo akan bersikap
tegas dengan menindak
para pemilik motor dengan
knalpot brong.
Kasatlantas Polres Sidoarjo
AKP Fahri Anggia
Natua Siregar mengatakan,
kenyamanan
saat perayaan tahun
baru lebih diutamakan.
Langkah menertibkan
pengendara motor dengan
knalpot brong, diharapkan
dapat menciptakan
suasana nyaman bagi pengendara lainnya.
“Kita akan tilang bagi kendaraan yang
knalpotnya brong,” tegasnya.
Selama ini, banyak masyarakat terutama para
anak muda yang sengaja membuat knalpotnya
mengeluarkan suara yang lebih keras. Tujuanya
agar perayaan lebih semarak, namun justru
mengganggu kenyamanan pengguna jalan lain.
“Boleh merayakan tahun baru tapi harus sewajarnya.
Sedangkan knalpot brong mengganggu
pengguna jalan lain,” terus Fahri.
Sebelum melakukan tindakan pada perayaan
malam tahun baru nanti, ucapnya, pihaknya juga
akan memberikan surat edaran pada sejumlah
bengkel di Sidoarjo. Surat itu mengimbau para
pemilik bengkel agar menolak jika para pelanggan
mereka meminta untuk membuat knalpot.
Tidak hanya knalpot brong, motor dengan
modifikasi yang tidak sewajarnya juga akan
ditilang. Kondisi motor yang tidak standar juga
akan membahayakan pengguna jalan lain saat
di jalan.
Di antaranya, vespa yang sejauh ini banyak
dimodifikasi oleh pemiliknya. “Pelanggaran
bentuk apa pun tetap akan kita tilang, apalagi
sangat mengganggu dan merugikan orang lain,”
pungkasnya.

Deltras Sidoarjo Digelontor Empat Gol tanpa Balas

LAMONGAN – Deltras
Sidoarjo gagal total di turnamen
Piala Gubernur
2012. Bergabung di Grup
A bersama Perseba Bangkalan
dan Persela, tim kesayangan
warga Sidoarjo
ini tidak mampu memetik
poin dari dua pertandingan.
Setelah kalah 2-1 dari
Perseba pada pertandingan
perdana, kemarin Deltras
malah jadi lumbung
gol oleh Persela dengan
skor telak, 4-0.
Kemenangan empat
gol tanpa balas
anak asuh Gomez de Oliviera
itu berkat permainan
impresif. Dua gol diciptakan
di babak pertama, dua
gol lagi babak kedua. Dua
gol dilesakkan oleh Samsul
Arif pada menit ke-33 dan
71, sisanya dicetak Inkyun
Oh pada menit ke-31 dan
Gustavo Fabian Lopez menit
ke-64.
Pelatih Deltras Djoko Susilo
mengakui Persela tampil
bagus. Di sisi lain, ia
menyebutkan, anak asuhnya
tampil kurang disiplin.
Padahal, dia sempat merasa
senang bisa bertahan
hingga setengah jam pertandingan.
“Lini depan kita
perlu dibenahi,” kata Djoko.
Kemenangan Persela kemarin
tidak lepas dari peran
besar Samsul. Selain
mampu mencetak dua gol,
mantan striker Persibo Bojonegoro
ini juga berperan
atas dua gol lainnya. Gol
pembuka Inkyun merupakan
umpan tarik Samsul
dari kiri gawang lawan
yang langsung disambut
tendangan kaki kanan
Inkyun. Demikian juga gol
Gustavo yang berawal dari
pemain bernomor 9 itu.
Djoko menambahkan juga
bakal mengevaluasi lini
belakang. Sebab, dari petandingan
di turnamen Piala
Gubernur dan beberapa
uji coba yang digelar, Deltras
sering kebobolan. “Lini
pertahanan juga perlu dibenahi
karena ternyata
kita banyak kebobolan gol,”
ujar Djoko.
Sementara itu, dengan
kemenangan ini, Persela
menggeser posisi Perseba
Super Bangkalan dan lolos
ke final. Sama-sama memiliki
poin empat, tapi selisih
gol Persela lebih baik dari
tim asal Pula Garam Madura
itu. Perseba hanya kelebihan
sebiji gol dari kemenangan
yang didapat
atas Deltras 2-1, sedangkan
Persela selisih empat
gol. Sebenarnya, untuk bisa
lolos ke final, tim berjuluk
Laskar Joko Tingkir ini
hanya butuh dua gol.
Pelatih Persela, Gomez
de Oliviera mengatakan,
permainan timnya memang
lebih hidup jika dibandingkan
saat bertemu
Perseba. “Kekompakan seperti
ini ingin terus kita
tingkatkan dan kita akan
bekerja lebih maksimal lagi,”
kata pelatih asal Brasil
ini.

Inilah Denah & Lokasi Sidoarjo Car Free Night malam pergantian tahun 31 Desember 2012

Bupati Sidoarjo Belum Menyebut Besaran UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota)

RIBUAN buruh yang berasal dari beberapa
persatuan buruh Sidoarjo, mendatangi
Pendapa Kabupaten Sidoarjo, kemarin. Buruh
meminta kejelasan rekomendasi Upah
Minimum Sektoral Kota (UMSK). “Kita
meminta bupati untuk mengusulkan nominal
untuk UMSK Sidoarjo sebagai salah satu
acuan kota lain,” ujar Ketua Presidium MPBI
Jawa Timur, Sukarji.
Buruh membagi UMSK menjadi 3 sektor.
Untuk sektor 1 usulannya 30 persen, sektor 2
adalah 20 persen dan sektor 3 yakni 10 persen
dari nominal UMK yang telah diputuskan.
Pembagian sektor tersebut berdasarkan
tingginya risiko pekerjaan.
Perwakilan buruh tersebut harus gigit jari.
“Hasil terakhir Bupati memutuskan untuk tidak
menyebutkan nominal besaran UMSK kepada
Provinsi,” ujar Sumarbowo Kepala Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Belum adanya
kesepakatan antara pihak buruh dengan
asosiasi pengusaha terkait menjadi salah satu
alasan bupati tidak menyebutkan nominal
besaran UMSK. “Dalam peraturannya harus
ada kesepakatan antara pihak buruh dan
pengusaha terkait besaran nominal, baru bupati
mengeluarkan rekomendasi,” jelasnya.

2012 Sidoarjo Kasus Curat Tertinggi, Curanmor Nomor Dua

SIDOARJO – Kasus pencurian
dengan pemberatan (curat) mendominasi
dalam catatan kriminalitas
di wilayah hukum Polres
Sidoarjo selama 2012. Jumlahnya
mencapai 187 kasus. Angka ini lebih
banyak jika dibandingkan dengan
kasus pencurian kendaraan
bermotor (curanmor) sebanyak 97
kasus yang menduduki ranking
kedua. Sedangkan kriminalitas
ketiga adalah pencurian dengan
kekerasan (curas), 62 kasus.
Meski demikian, dari total kejadian
curas, curat dan curamor
(3C) dengan total 346 kasus itu,
jumlahnya menurun jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Tahun 2011, jumlah 3C menembus
angka 499 kasus. “Curat
sepanjang 2012 memang tertinggi,
namun secara keseluruhan,
3C mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2011,” ungkap
Kapolres Sidoarjo AKBP
Marjuki.
Dari kasus curat sebanyak 187
kasus, polisi bisa mengungkap 130
kasus. Sedangkan untuk curas,
dari 62 kasus terungkap 52 kasus.
Sementara itu, curanmor dari 97
kasus berhasil diungkap 50 kasus.
“Sejumlah kasus yang belum terungkap
tetap akan kita selesaikan,”
tandasnya.
Ia menjelaskan, selama 2012,
tercatat 1.265 kasus kriminalitas
di Kota Delta ini. Dari ribuan kasus
tersebut, sebanyak 1.050 kasus
bisa diungkap dan dinyatakan
P21 di Kejaksaan Negeri (Kejari)
Sidoarjo. “Sebanyak 83 persen kasus
kriminalitas telah berhasil
kita ungkap,” ujarnya.
Sementara itu, dari 9 kasus
pembunuhan, enam di antaranya
telah terungkap, sedangkan tiga
kasus masih menjadi tunggakan.
Yakni kasus pembunuhan TKP
Perum Sidokare Indah, Tambak
Cemandi Sedati, dan Perumtas
Kemiri Tulangan.
Bagaimana dengan kasus pembunuhan
di Taman? Menurut Marjuki,
wanita muda yang diduga dibunuh
dan hingga kini masih belum
terungkap identitasnya tersebut
masih dianggap penemuan mayat.
“Kita masih menganggap penemuan
mayat karena lokasi
pembunuhan dan identitas korban
juga belum jelas,” kata mantan Kapolres
Jombang ini.

Tukar Link Disini :

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Templates


Powered By Blogger
Informasi Sidoarjo 2012. Diberdayakan oleh Blogger.