Hari Suwandi (44) korban lumpur Sidoarjo, Jawa Timur membuat pernyataan
yang mengejutkan. Dalam wawancara di tvOne, Pria yang tinggal di Desa
Kedung Bendo RT 08 RW 03, Tanggul Angin, Sidoarjo itu menyatakan
menyesal telah melakukan aksi jalan kaki menuntut penyelesaian ganti
rugi Lapindo.
Dalam wawancara itu, Hari mengaku percaya kepada keluarga Bakrie yang bisa menyelesaikan persoalan lumpur Sidorarjo. Bahkan, Hari sudah tidak menyebut lumpur Lapindo, melainkan menyebutnya dengan lumpur Sidoarjo.
"Saya yakin dan percaya keluarga besar Bapak Aburizal Bakrie mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di Sidoarjo, khususnya keluarga besar korban lumpur Lapindo, eh keluarga korban lumpur Sidoarjo yang berada di Perpres 12 tahun 2007," kata Hari seperti dilansir /video.tvonenews.tv.
Pernyataan Hari itu menuai kecaman dari rekan Hari, Harto Wiyono yang juga mendampinginya dalam perjalanan dari Porong ke Jakarta. “Saya tidak tahu dia wawancara dengan tvOne, kemarin dia dari mess di Kontras hanya pamit ingin membelikan susu untuk cucunya, tapi ternyata malah wawancara di tvOne,” kata Harto saat dihubungi okezone, Kamis (26/7/2012).
Harto mengaku kecewa dengan pernyataan Hari saat wawancara tersebut. “Jelas saya kecewa, saya tidak tahu apakah dia sudah terbeli atau tidak,” katanya.
Dikatakan Harto, ide untuk jalan kaki dari Porong ke Jakarta, merupakan ide Hari. “Itu murni ide pak Hari dan saya yang mendampinginya, dia jalan kaki, saya naik motor, yang jelas kami kecewa. Saya juga belum bertemu dengan Hari. Setelah wawancara itu dia tak bisa saya kontak. Yang jelas pernyataannya itu mengkhianati teman-teman KontraS, dan korban lumpur di Porong,” kata Harto.
“Saya sangat kecewa,” tegas Harto.
Ketika ditanya, apakah aksi tersebut ada yang menunggangi alias Hari disuruh oleh kelompok tertentu, Harto tak bisa menjelaskan. “Setahu saya aksi itu ide pak Hari, tapi saya tak tahu kalau ada yang menyuruhnya,” katanya.
Dalam wawancara itu, Hari mengaku percaya kepada keluarga Bakrie yang bisa menyelesaikan persoalan lumpur Sidorarjo. Bahkan, Hari sudah tidak menyebut lumpur Lapindo, melainkan menyebutnya dengan lumpur Sidoarjo.
"Saya yakin dan percaya keluarga besar Bapak Aburizal Bakrie mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di Sidoarjo, khususnya keluarga besar korban lumpur Lapindo, eh keluarga korban lumpur Sidoarjo yang berada di Perpres 12 tahun 2007," kata Hari seperti dilansir /video.tvonenews.tv.
Pernyataan Hari itu menuai kecaman dari rekan Hari, Harto Wiyono yang juga mendampinginya dalam perjalanan dari Porong ke Jakarta. “Saya tidak tahu dia wawancara dengan tvOne, kemarin dia dari mess di Kontras hanya pamit ingin membelikan susu untuk cucunya, tapi ternyata malah wawancara di tvOne,” kata Harto saat dihubungi okezone, Kamis (26/7/2012).
Harto mengaku kecewa dengan pernyataan Hari saat wawancara tersebut. “Jelas saya kecewa, saya tidak tahu apakah dia sudah terbeli atau tidak,” katanya.
Dikatakan Harto, ide untuk jalan kaki dari Porong ke Jakarta, merupakan ide Hari. “Itu murni ide pak Hari dan saya yang mendampinginya, dia jalan kaki, saya naik motor, yang jelas kami kecewa. Saya juga belum bertemu dengan Hari. Setelah wawancara itu dia tak bisa saya kontak. Yang jelas pernyataannya itu mengkhianati teman-teman KontraS, dan korban lumpur di Porong,” kata Harto.
“Saya sangat kecewa,” tegas Harto.
Ketika ditanya, apakah aksi tersebut ada yang menunggangi alias Hari disuruh oleh kelompok tertentu, Harto tak bisa menjelaskan. “Setahu saya aksi itu ide pak Hari, tapi saya tak tahu kalau ada yang menyuruhnya,” katanya.
0 comments:
Posting Komentar