Mahalnya harga kedelai menyebabkan perajin tahu dan tempe di Sidoarjo
kelimpungan. Harga kedelai yang semula hanya Rp 5000/kg kini naik
menjadi Rp 8000/kg.
Ketua Koperasi Perajin Tahu dan Tempe Karya Mulya yang ada di Desa Sepande, Kecamatan Candi Sidoarjo, Sukari, mengatakan mahalnya harga kedelai ini menyebabkan 40 persen anggotanya gulung tikar.
“Anggota kami itu semuanya ada 282, kasihan yang perajin kecil banyak yang gak mampu kulak kedelai, jadi ya gak bisa buat tahu-tempe,” keluhnya, Rabu (25/7).
Sudah lama Desa Sepande, Kecamatan Candi yang berlokasi sekitar 3 kilometer di selatan pusat kota Sidoarjo ini dikenal sebagai sentra kerajinan tahu-tempe terbesar di Sidoarjo, sehingga kedelai merupakan satu-satunya bahan baku yang sangat menentukan kelangsungan usaha para perajin tahu-tempe di Desa Sepande.
Bagi perajin tahu-tempe yang masih bisa bertahan untuk sementara mereka bertahan dengan cara memperkecil ukuran tahu-tempe yang akan dipasarkan.
“Biasanya tahu yang saya jual itu satu kotak saya potong-potong menjadi 54 buah , sekarang saya perkecil menjadi 60 buah,” papar Masnunah, perajin tempe Sepande.
Menurutnya, setiap hari ia membutuhkan kedelai sekitar 570 Kilogram.
Para perajin tahu-tempe ini berharap agar pemerintah bisa memberikan solusi terhadap permasalahan mereka dan bisa menekan harga kedelai menjadi normal kembali.
Ketua Koperasi Perajin Tahu dan Tempe Karya Mulya yang ada di Desa Sepande, Kecamatan Candi Sidoarjo, Sukari, mengatakan mahalnya harga kedelai ini menyebabkan 40 persen anggotanya gulung tikar.
“Anggota kami itu semuanya ada 282, kasihan yang perajin kecil banyak yang gak mampu kulak kedelai, jadi ya gak bisa buat tahu-tempe,” keluhnya, Rabu (25/7).
Sudah lama Desa Sepande, Kecamatan Candi yang berlokasi sekitar 3 kilometer di selatan pusat kota Sidoarjo ini dikenal sebagai sentra kerajinan tahu-tempe terbesar di Sidoarjo, sehingga kedelai merupakan satu-satunya bahan baku yang sangat menentukan kelangsungan usaha para perajin tahu-tempe di Desa Sepande.
Bagi perajin tahu-tempe yang masih bisa bertahan untuk sementara mereka bertahan dengan cara memperkecil ukuran tahu-tempe yang akan dipasarkan.
“Biasanya tahu yang saya jual itu satu kotak saya potong-potong menjadi 54 buah , sekarang saya perkecil menjadi 60 buah,” papar Masnunah, perajin tempe Sepande.
Menurutnya, setiap hari ia membutuhkan kedelai sekitar 570 Kilogram.
Para perajin tahu-tempe ini berharap agar pemerintah bisa memberikan solusi terhadap permasalahan mereka dan bisa menekan harga kedelai menjadi normal kembali.
0 comments:
Posting Komentar