Ratusan perajin tempe dan tahu akhirnya berunjuk rasa mendatangi gedung DPRD Sidoarjo,Kamis (26/7/2012).
Mereka sambat terkait melonjaknya harga kedelai yang tembus hingga Rp 8 ribu perkilogram.
Para perajin tempe dan tahu ini berasal dari tiga sentra usaha kecil menengah (UKM) tempe dan tahu di Sidoarjo,yakni dari Desa Sepande Kecamatan Candi,Desa Taman Kedungboto Kecamatan Taman dan Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon, pukul 13.00, WIB.
Para perajin tempe dan tahu ini datang menaiki ratusan sepeda motor yang dilengkapi rengkek dan keranjang untuk berjualan tempe dan tahu. Mereka juga membawa tiga unit truk,diantaranya dilengkapi pengeras suara serta membawa sejumlah spanduk,diantaranya bertuliskan
"Pikirkan Nasib Rakyat Kecil",Loh Bakul Tempe Kok Kuru2 Mikir Dele Larang" dan tulisan bernada sindiran soal melonjaknya harga kedele.
Menurut Sukarji,perajin tempe asal Desa Taman Kedungboto,jualan mereka merosot hingga 50 persen akibat harga kedelai naik.
"Sebab pembeli enggan membeli tempe yang harganya kami naikkan karena harga kedelai naik," ucapnya.
Saat mendatangi gedung dewan ini,sejumlah perwakilan pengurus Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (KOPTTI) dari tiga desa itu,ditemui anggota Komisi B,Kepala Dinas Indag dan ESDM Maksum,Kepala Dinas Pertanian Handajani dan utusan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait lainnya.
"Kami menuntut agar pemerintah mengembalikan bea masuk impor kedelai menjadi nol persen," ucap Ketua KOPTTI Karya Mulya,Sukari.
Mereka sambat terkait melonjaknya harga kedelai yang tembus hingga Rp 8 ribu perkilogram.
Para perajin tempe dan tahu ini berasal dari tiga sentra usaha kecil menengah (UKM) tempe dan tahu di Sidoarjo,yakni dari Desa Sepande Kecamatan Candi,Desa Taman Kedungboto Kecamatan Taman dan Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon, pukul 13.00, WIB.
Para perajin tempe dan tahu ini datang menaiki ratusan sepeda motor yang dilengkapi rengkek dan keranjang untuk berjualan tempe dan tahu. Mereka juga membawa tiga unit truk,diantaranya dilengkapi pengeras suara serta membawa sejumlah spanduk,diantaranya bertuliskan
"Pikirkan Nasib Rakyat Kecil",Loh Bakul Tempe Kok Kuru2 Mikir Dele Larang" dan tulisan bernada sindiran soal melonjaknya harga kedele.
Menurut Sukarji,perajin tempe asal Desa Taman Kedungboto,jualan mereka merosot hingga 50 persen akibat harga kedelai naik.
"Sebab pembeli enggan membeli tempe yang harganya kami naikkan karena harga kedelai naik," ucapnya.
Saat mendatangi gedung dewan ini,sejumlah perwakilan pengurus Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (KOPTTI) dari tiga desa itu,ditemui anggota Komisi B,Kepala Dinas Indag dan ESDM Maksum,Kepala Dinas Pertanian Handajani dan utusan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait lainnya.
"Kami menuntut agar pemerintah mengembalikan bea masuk impor kedelai menjadi nol persen," ucap Ketua KOPTTI Karya Mulya,Sukari.
0 comments:
Posting Komentar