Semua Pasien Miskin Wajib Di-cover RSUD Sidoarjo

Seluruh masyarakat
miskin (maskin) di
Sidoarjo diharapkan bisa
masuk database Surat
Keterangan Tidak Mampu
(SKTM). Karena itu, Dinas
Kesehatan Sidoarjo meminta
semua kepala desa/
lurah dan camat memberikan
rekomendasi
jumlah maskin di wilayahnya
secara objektif.
Kepala Dinkes Sidoarjo
Ika Harnasti mengatakan,
database pasien SKTM
berasal dari pendataan
Badan Pusat Statistik
(BPS) Sidoarjo. Jumlah
tersebut atas rekomendasi
dari 18 kecamatan yang
menugaskan aparat desanya
melakukan pendataan.
“Hasil yang diterima
sebenarnya sudah usulan
dari desa. Namun, ternyata
masih ada maskin yang
tidak masuk dalam database
SKTM,” kata Ika
kemarin.
Menurut dia, kriteriakriteria
maskin yang
masuk SKTM sebenarnya
telah ditentukan. Karena
itu, seharusnya database
SKTM bisa meng-cover
semua pasien miskin.
“Belum masuknya sejumlah
pasien miskin
kedalam database memang
harus dikaji kembali,”
katanya.
Dinkes sendiri memang
tidak punya wewenang
menentukan maskin yang
memperoleh SKTM. Hanya
saja, Dinkes memberikan
rujukan kepada pasien
yang hendak dirawat ke
RSUD dr Soetomo yang
biasanya tidak mampu
dirawat oleh RSUD
Sidoarjo. “Kewenangan
menentukan jumlah pasien
SKTM tersebut ada di
BPS,” terangnya.
Direktur RSUD Sidoarjo
Eddy Kostantono mengatakan,
meski pasien tidak
masuk database SKTM,
pasien tetap akan
mendapat layanan di RSD
Sidoarjo. Koordinasi telah
dilakukan dengan Komisi
D DPRD Sidoarjo agar
menampung pasien miskin
yang tidak masuk SKTM.
“Pembengkakan biaya
akan diiris nanti,”
ucapnya.
Seperti diketahui, sejumlah
pasien cuci darah
beberapa waktu lalu melakukan
unjuk rasa di
DPRD Sidoarjo. Alasannya,
mereka yang awalnya
masuk data SKTM ternyata
terpental dari database
SKTM. Bahkan, salah satu
pasien meninggal dunia,
yakni Agus Purwanto, yang
sempat ditolak mendapatkan
layanan gratis di RSUD
Sidoarjo.