Tak hanya jalan raya saja yang memakan korbannya saat sejumlah
pengendara hendak mudik maupun balik, tetapi 3 nyawa juga melayang saat
pemudik berdesak-desakan di terminal Purabaya atau yang sering disebut
Bungurasih.
Ketiga korban dikategorikan lansia, yang meninggal saat hendak melanjutkan perjalanan mereka mudik ke daerah lain.
Kemarin malam, Sabtu (25/8/2012), sekitar pukul 20.30 WIB, seorang ibu bernama Siti (58), warga Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang, yang baru turun dari bus jurusan Malang-Surabaya, mengalami kejang-kejang. Para tim medis di Purabaya pun terpaksa melarikan sang ibu ke RSUD Sidoarjo, namun sayangnya sang ibu tak tertolong dan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Kami juga tak tahu penyebab sakitnya, tapi ada indikasi karena kecapekan. Menurut keluarganya yang ikut mudik, mereka sekeluarga hendak meneruskan perjalanan dari Surabaya ke Jogjakarta," jelas May Ronald, Kepala UPTD Terminal Purabaya, Minggu (26/8/2012).
Sebelumnya dua penumpang juga menjadi korban dan meninggal di tempat, antara lain Kabul Joni (50), desa Oro-Oro Ombo, Tanjung Anom, Nganjuk, meninggal 16 Agustus lalu pada pukul 18.00 WIB. Dua hari sebelumnya juga penumpang bernama Hilal Al Samsudin (68) warga Desa Sambiroto, Kecamatan Baron, Nganjuk, pada pukul 21.30 WIB juga menghembuskan nafas terakhirnya di kawasan Terminal Purabaya, keduanya terjatuh pingsan saat hendak naik bus di pintu keluar bus di Jl A Yani.
"Keduanya meninggal diduga karena serangan jantung dan faktor usia yang tak memungkinkan mereka melakukan perjalanan jauh," jelasnya.
Totalnya selama arus mudik dan balik kini ada 3 nyawa melayang hanya demi merayakan mudik di tempat sanak keluarga mereka. Dan selama 2 tahun terakhir ini, May Ronald mengakui, jumlah korban meninggal dunia terbanyak terjadi di tahun ini. Bahkan tahun kemarin tak satupun ada korban nyawa di Purabaya.
"Selain kasus meninggalnya penumpang kami juga menemukan beberapa kasus penumpang yang membawa senjata tajam seperti parang dan golok. Tetapi sudah kami amankan dan jumlahnya tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya," tandasnya.
Ketiga korban dikategorikan lansia, yang meninggal saat hendak melanjutkan perjalanan mereka mudik ke daerah lain.
Kemarin malam, Sabtu (25/8/2012), sekitar pukul 20.30 WIB, seorang ibu bernama Siti (58), warga Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang, yang baru turun dari bus jurusan Malang-Surabaya, mengalami kejang-kejang. Para tim medis di Purabaya pun terpaksa melarikan sang ibu ke RSUD Sidoarjo, namun sayangnya sang ibu tak tertolong dan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Kami juga tak tahu penyebab sakitnya, tapi ada indikasi karena kecapekan. Menurut keluarganya yang ikut mudik, mereka sekeluarga hendak meneruskan perjalanan dari Surabaya ke Jogjakarta," jelas May Ronald, Kepala UPTD Terminal Purabaya, Minggu (26/8/2012).
Sebelumnya dua penumpang juga menjadi korban dan meninggal di tempat, antara lain Kabul Joni (50), desa Oro-Oro Ombo, Tanjung Anom, Nganjuk, meninggal 16 Agustus lalu pada pukul 18.00 WIB. Dua hari sebelumnya juga penumpang bernama Hilal Al Samsudin (68) warga Desa Sambiroto, Kecamatan Baron, Nganjuk, pada pukul 21.30 WIB juga menghembuskan nafas terakhirnya di kawasan Terminal Purabaya, keduanya terjatuh pingsan saat hendak naik bus di pintu keluar bus di Jl A Yani.
"Keduanya meninggal diduga karena serangan jantung dan faktor usia yang tak memungkinkan mereka melakukan perjalanan jauh," jelasnya.
Totalnya selama arus mudik dan balik kini ada 3 nyawa melayang hanya demi merayakan mudik di tempat sanak keluarga mereka. Dan selama 2 tahun terakhir ini, May Ronald mengakui, jumlah korban meninggal dunia terbanyak terjadi di tahun ini. Bahkan tahun kemarin tak satupun ada korban nyawa di Purabaya.
"Selain kasus meninggalnya penumpang kami juga menemukan beberapa kasus penumpang yang membawa senjata tajam seperti parang dan golok. Tetapi sudah kami amankan dan jumlahnya tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya," tandasnya.
0 comments:
Posting Komentar