Pembangunan
gedung SMK baru di wilayah Waru,
terancam batal. Pasalnya,
sejumlah lahan
yang telah diajukan,
masih terkendala luas
lahan. Dinas Pendidikan
(Dispendik) yang
telah mengajukan
enam wilayah, semuanya
mental karena tidak
sesuai dengan syarat
luas tanah yang
dibutuhkan.
Enam wilayah yang
diajukan Dispendik
ada di kawasan Pondok
Candra, Tambak
Sumur, Wadungasri, Tropodo,
Rewwin, dan Ngingas. Sedangkan,
dua wilayah lagi yakni di Tambak
Sawah dan Tambak Rejo, masih
dalam monitoring Badan Perencanaan
Pembangunan Kabupaten
(Bappekab) Sidoarjo.
Sekretaris Dispendik Sidoarjo,
Mustain Baladan mengatakan,
belum ditemukannya
lahan untuk gedung
SMK baru di Waru memang
sepenuhnya disebabkan
kesulitan mencari
lahan. Kebutuhan
lahan minimal 3 hektare,
menjadi hambatan
untuk menentukan
lokasi pembangunan
SMK baru. “Enam wilayah
yang telah diajukan
semuanya tidak layak,”
tandasnya, kemarin
(14/8).
Dia menambahkan,
Bappekab yang menjadi salah satu
tim pencari lahan memang sedang
mengevaluasi dua lahan di
Tambak Sumur dan Tambak
Rejo. Kedua lahan itu dinilai
memiliki syarat yang cukup,
terkait kebutuhan luas lahan.
Tidak hanya luas lahan, namun
lokasi yang strategis juga menentukan
layak atau tidaknya
lahan tersebut dibangun gedung
sekolah. “Nantinya akan dibangun
gedung untuk kebutuhan
lima prodi (program studi),”
jelasnya.
Dikatakan, anggaran Rp 18
miliar untuk kebutuhan pembangunan
SMK di Waru sejatinya
sudah tersedia di APBD 2012.
Namun, jika pada tahun ini
pelaksanaan pengadaan lahan
belum tuntas, maka pembangunan
SMK baru di Waru tersebut
bisa jadi tertunda. “Tapi,
kita tetap optimis pada 2012 ini,
lahan untuk SMK di Waru segera
ditemukan,” katanya.
Sementara itu, untuk pembangunan
SMK di Kecamatan
Prambon yang telah menentukan
lahan di Desa Kajar Trengguli,
peluang pembangunannya
lebih besar. Tim apprasial dari
Sucofindo akan segera menentukan
jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk pembangunan
SMK di Prambon tersebut.
Lahan seluas 3,8 hektare di
Prambon tersebut dianggap
sudah sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, lokasinya dipandang
strategis karena dapat
dijangkau oleh semua elemen
masyarakat di Prambon dan
wilayah sekitarnya. “Jika sudah
ditentukan harganya oleh tim
apprasial, pembangunan bisa
segera dilakukan pada 2013
nanti,” ucapnya.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo,
Mahmud mengatakan, jika
anggaran pengadaan lahan untuk
SMKN di Waru itu kembali
tak terserap, tidak menutup kemungkinan,
pembangunan sekolah
kejuruan tersebut dialihkan
ke kecamatan lain yang masih
satu klaster. Anggaran sebesar
Rp 18 miliar untuk pengadaan
lahan SMKN Waru kembali
disediakan di APBD pada tahun
ini. Anggaran yang sama sudah
disediakan pada tahun sebelumnya,
namun tak berhasil diserap
oleh eksekutif. “Jika masih ada
kendala lagi, seharusnya dialihkan
ke wilayah lain,” kata politisi
asal PAN ini.
gedung SMK baru di wilayah Waru,
terancam batal. Pasalnya,
sejumlah lahan
yang telah diajukan,
masih terkendala luas
lahan. Dinas Pendidikan
(Dispendik) yang
telah mengajukan
enam wilayah, semuanya
mental karena tidak
sesuai dengan syarat
luas tanah yang
dibutuhkan.
Enam wilayah yang
diajukan Dispendik
ada di kawasan Pondok
Candra, Tambak
Sumur, Wadungasri, Tropodo,
Rewwin, dan Ngingas. Sedangkan,
dua wilayah lagi yakni di Tambak
Sawah dan Tambak Rejo, masih
dalam monitoring Badan Perencanaan
Pembangunan Kabupaten
(Bappekab) Sidoarjo.
Sekretaris Dispendik Sidoarjo,
Mustain Baladan mengatakan,
belum ditemukannya
lahan untuk gedung
SMK baru di Waru memang
sepenuhnya disebabkan
kesulitan mencari
lahan. Kebutuhan
lahan minimal 3 hektare,
menjadi hambatan
untuk menentukan
lokasi pembangunan
SMK baru. “Enam wilayah
yang telah diajukan
semuanya tidak layak,”
tandasnya, kemarin
(14/8).
Dia menambahkan,
Bappekab yang menjadi salah satu
tim pencari lahan memang sedang
mengevaluasi dua lahan di
Tambak Sumur dan Tambak
Rejo. Kedua lahan itu dinilai
memiliki syarat yang cukup,
terkait kebutuhan luas lahan.
Tidak hanya luas lahan, namun
lokasi yang strategis juga menentukan
layak atau tidaknya
lahan tersebut dibangun gedung
sekolah. “Nantinya akan dibangun
gedung untuk kebutuhan
lima prodi (program studi),”
jelasnya.
Dikatakan, anggaran Rp 18
miliar untuk kebutuhan pembangunan
SMK di Waru sejatinya
sudah tersedia di APBD 2012.
Namun, jika pada tahun ini
pelaksanaan pengadaan lahan
belum tuntas, maka pembangunan
SMK baru di Waru tersebut
bisa jadi tertunda. “Tapi,
kita tetap optimis pada 2012 ini,
lahan untuk SMK di Waru segera
ditemukan,” katanya.
Sementara itu, untuk pembangunan
SMK di Kecamatan
Prambon yang telah menentukan
lahan di Desa Kajar Trengguli,
peluang pembangunannya
lebih besar. Tim apprasial dari
Sucofindo akan segera menentukan
jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk pembangunan
SMK di Prambon tersebut.
Lahan seluas 3,8 hektare di
Prambon tersebut dianggap
sudah sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, lokasinya dipandang
strategis karena dapat
dijangkau oleh semua elemen
masyarakat di Prambon dan
wilayah sekitarnya. “Jika sudah
ditentukan harganya oleh tim
apprasial, pembangunan bisa
segera dilakukan pada 2013
nanti,” ucapnya.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo,
Mahmud mengatakan, jika
anggaran pengadaan lahan untuk
SMKN di Waru itu kembali
tak terserap, tidak menutup kemungkinan,
pembangunan sekolah
kejuruan tersebut dialihkan
ke kecamatan lain yang masih
satu klaster. Anggaran sebesar
Rp 18 miliar untuk pengadaan
lahan SMKN Waru kembali
disediakan di APBD pada tahun
ini. Anggaran yang sama sudah
disediakan pada tahun sebelumnya,
namun tak berhasil diserap
oleh eksekutif. “Jika masih ada
kendala lagi, seharusnya dialihkan
ke wilayah lain,” kata politisi
asal PAN ini.
0 comments:
Posting Komentar