Pasca ambruknya atap gedung TK Semampir
pada 25 Januari 2012 lalu akibat diterjang angin putting beliung, hingga
detik ini belum ada perbaikan yang dilakukan oleh BPBD Sidoarjo.
Tentu saja kenyataan itu, membuat Khulaim Junaedi wakil ketua DPRD Sidoarjo dari Dapil Sedati mengaku kecewa berat.
“Saya kecewa karena ternyata tidak ada langkah serius dari Pemkab
untuk membantu rehab atap gedung TK pasca ambruk dulu,” terang Khulaim
Junaedi, Senin (10/9/2012).
Masih menurut Khulaim, mestinya jika mau serius, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo bisa mengajukan ke bupati, untuk bisa mencairkan dana tanggap darurat yang ngendon di DPPKA.
Karena aturannya sudah jelas, ketika bencana terjadi di Sidoarjo, maka bisa dicairkan dana tanggap darurat itu.
“Meskipun harus melalui mekanisme yang jelas, namun dana tanggap darurat itu bisa dimintakan untuk membantu pembangunan atap gedung TK Semampir ini,” ulas Khulaim lagi.
Masih menurut Khulaim, jika memang BPBD takut mencarikan dana lewat anggaran tanggap darurat, dirinya mendorong Dikkab untuk mengajukan lewat anggaran PAK atau jika terbatas waktu, maka diajukan pada APBD 2013.
‘Pokoknya kita dorong eksekutif untuk segera memikirkan rehab atap gedung TK Semampir ini, krena sangat mendesak,” tutup Khulaim.
Dari informasi yang ada, pengajuan dana bantuan renovasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo ke Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) ternyata ditolak.
BPBD sendiri tidak mempunyai dana untuk memperbaiki gedung TK yang ambruk tersebut karena belum ada anggaran khusus dari APBD.
“Anggaran perbaikan gedung TK itu ke BPBN, tapi pengajuan tersebut ditolak,” ujar Kepala BPBD Sidoarjo Ahmad Zaini.
Disebutkannya, untuk perbaikan gedung tersebut pihaknya mengajukan bantuan dana sebesar Rp 400 juta ke BPBN.
Tak lama setelah proposal bantuan diajukan, tim dari BPBN datang dan langsung menysurvey gedung yang roboh akibat angin puting beliung.
“Tim dari BPBP yang datang ke lokasi tidak menemukan adanya tanda-tanda kalau gedung TK tersebut rubuh akibat diterjang angin puting beliung. Indikasinya, bangunan dekat TK tersebut tidak ambruk.
Tentu saja kenyataan itu, membuat Khulaim Junaedi wakil ketua DPRD Sidoarjo dari Dapil Sedati mengaku kecewa berat.
Masih menurut Khulaim, mestinya jika mau serius, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo bisa mengajukan ke bupati, untuk bisa mencairkan dana tanggap darurat yang ngendon di DPPKA.
Karena aturannya sudah jelas, ketika bencana terjadi di Sidoarjo, maka bisa dicairkan dana tanggap darurat itu.
“Meskipun harus melalui mekanisme yang jelas, namun dana tanggap darurat itu bisa dimintakan untuk membantu pembangunan atap gedung TK Semampir ini,” ulas Khulaim lagi.
Masih menurut Khulaim, jika memang BPBD takut mencarikan dana lewat anggaran tanggap darurat, dirinya mendorong Dikkab untuk mengajukan lewat anggaran PAK atau jika terbatas waktu, maka diajukan pada APBD 2013.
‘Pokoknya kita dorong eksekutif untuk segera memikirkan rehab atap gedung TK Semampir ini, krena sangat mendesak,” tutup Khulaim.
Dari informasi yang ada, pengajuan dana bantuan renovasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo ke Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) ternyata ditolak.
BPBD sendiri tidak mempunyai dana untuk memperbaiki gedung TK yang ambruk tersebut karena belum ada anggaran khusus dari APBD.
“Anggaran perbaikan gedung TK itu ke BPBN, tapi pengajuan tersebut ditolak,” ujar Kepala BPBD Sidoarjo Ahmad Zaini.
Disebutkannya, untuk perbaikan gedung tersebut pihaknya mengajukan bantuan dana sebesar Rp 400 juta ke BPBN.
Tak lama setelah proposal bantuan diajukan, tim dari BPBN datang dan langsung menysurvey gedung yang roboh akibat angin puting beliung.
“Tim dari BPBP yang datang ke lokasi tidak menemukan adanya tanda-tanda kalau gedung TK tersebut rubuh akibat diterjang angin puting beliung. Indikasinya, bangunan dekat TK tersebut tidak ambruk.
0 comments:
Posting Komentar