Keberhasilan Sidoarjo meraih penghargaan dalam pendidikan inklusi mendapat apresiasi besar.
Dekan Fakultas Pendidikan dari
Queensland University Australia Prof Suzanne Carington menghadiri
sosialisasi pendidikan inklusi kepada sekolah se-Sidoarjo kemarin.
Muncul rencana men dirikan Autis Center
di Sidoarjo sebagai pusat informasi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Tidak cuma hadir. Suzanne juga memberikan pandangan soal pendidikan
inklusi. Menurut dia, pada prinsipnya, setiap anak didik memiliki
kebutuhan khusus.
”Masing-masing punya kebutuhan berbeda. Karena itu, penanganannya juga berbeda,” ucapnya.
Suzanne mengatakan, salah satu faktor
keberhasilan pendidikan inklusi berasal dari tenaga pendidik. Tenaga
pendidik harus mampu memahami karakter siswa.
Setiap anak didik wajib dihargai dan
dihormati, bagaimanapun karakternya. Pendidikan inklusi itu bukan hanya
kewajiban sekolah yang ditempati, tapi juga semua orang di lingkungan
sekitarnya.
”Semua anak yang diajar memiliki
kebutuhan khusus,” ucapnya. Kepala Bidang TK, SD, dan Pendidikan Khusus
Dispendik Provinsi Jatim Nuryanto mengatakan, selama ini pendidikan
inklusi di Sidoarjo memang cukup baik.
Salah satu indikatornya adalah
persebarannya yang relatif merata. Pendidikan inklusi tak hanya berada
di satu kecamatan, tetapi telah disebar di masing-masing kecamatan
se-Sidoarjo.
”Memang jumlah sekolahnya tidak sebesar
kota besar lain, tetapi kebijakan penataan di masing-masing kecamatan
menjadi nilai lebih,” ucapnya.
Selama ini, lanjut Nuryanto, pendidikan
inklusi terfokus ke sekolah luar biasa.Padahal, anak berkebutuhan khusus
bisa juga dimasukkan ke sekolah reguler.
”Sedikit demi sedikit kami ingin tanamkan pengetahuan ini kepada masyarakat,” ucapnya.
Kepala Dispendik Sidoarjo Agoes Boedi
Tjahjono mengatakan, ke depan dispendik mengupayakan pendidikan inklusi
menyebar pada setiap jenjang di semua kecamatan. ”Mulai tingkat TK, SD,
SMP, hingga SMA,” katanya.
Agoes menyebut hampir semua sekolah di
Kabupaten Sidoarjo sudah memiliki pendidikan inklusi. Hanya ada satu
kecamatan, Tarik, yang hingga kini belum tersentuh pendidikan itu. ”Akan
kami upayakan secepatnya,” tuturnya.
Setiap ABK berhak mendapat pendidikan
yang layak dan terjangkau dari tempat tinggalnya. Sebagai apresiasi atas
prestasi dan komitmen Sidoarjo, kata Nuryanto, pihaknya berencana
mendirikan Autis Center.
Fasilitas itu akan jadi tempat untuk
mengkaji anak-anak yang mengalami autis. ”Bagaimana penanganannya akan
diteliti di sini,” ucapnya. Di Jawa Timur, hanya Sidoarjo dan Kota
Malang yang ditempati itu.
0 comments:
Posting Komentar