Sekolah inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus, bakal
dikembangkan di Sidoarjo. Kabarnya, sekolah ini akan dirintis di
beberapa SMK di Sidoarjo. “Rencana ke depan kami, akan mengadakan
layanan sekolah inklusi di beberapa SMK di Sidoarjo,” ujar Kabid Dikdas
Dispendik Kabupaten sidoarjo, Djoko Supriyadi, Senin (8/10).
Menurutnya, dengan dibukanya sekolah inklusi di tingkat SMK, diharapkan anak berkebutuhan khusus (ABK) juga dapat menyalurkan potensi bakat yang mereka miliki, serta mendidik mereka menjadi mandiri agar kelak mampu mencari nafkah sendiri dengan bermodal ketrampilan yang mereka dapatkan semasa di sekolah SMK.
Untuk tahun 2012 ini, di Sidoarjo telah dibuka sebanyak 52 sekolah inklusi mulai dari pendidikan tingkat SD hingga SMA. Rinciannya, untuk SMP ada 19 sekolah, SMA hanya ada satu sekolah, dan SD ada 32 sekolah yang tersebar di 18 kecamatan di Sidoarjo. “Minimal di tiap kecamatan ada satu,” terangnya.
Jumlah siswa ABK yang saat ini masuk ke sekolah inklusi pun cukup bbanyak. Untuk tahun 2012 ini, jumlah siswa ABK yang masuk di SD inklusi ada 424 siswa. Siswa ABK tingkat SMP jumlahnya 25 siswa., sedangkan untuk tingkat SMA masih belum ada laporan datanya.
Di dalam sekolah inklusi, seorang anak yang berkebutuhan khusus dapat menerima pelajaran bersama-sama dengan anak normal pada umumnya. Di Sidoarjo, sekolah inklusi telah dimulai sejak tahun 2009 silam hingga sekarang.
Dasar hukum yang menguatkan adanya pembauran ABK di lingkungan sekolah reguler ada tiga. Pertama, Permendiknas nomor 70 tahun 2009. Kedua, perbup nomor6 tahun 2011. Dan ketiga, Perda nomor 13 tahun 2008.
Lebih lanjut, Djoko menjelaskan, dengan adanya sekolah inklusi ini diharapkan akan menimbulkan percepatan proses sosialisasi antara siswa normal dengan ABK. Selain itu, dengan adanya sekolah inklusi ini, dapat pula mempercepat proses rehabilitasi anak ABK. “Paling penting adalah dengan adanya pendidikan yang demokratis, tidak boleh ada diskriminasi,” jelasnya.
Menurutnya, dengan dibukanya sekolah inklusi di tingkat SMK, diharapkan anak berkebutuhan khusus (ABK) juga dapat menyalurkan potensi bakat yang mereka miliki, serta mendidik mereka menjadi mandiri agar kelak mampu mencari nafkah sendiri dengan bermodal ketrampilan yang mereka dapatkan semasa di sekolah SMK.
Untuk tahun 2012 ini, di Sidoarjo telah dibuka sebanyak 52 sekolah inklusi mulai dari pendidikan tingkat SD hingga SMA. Rinciannya, untuk SMP ada 19 sekolah, SMA hanya ada satu sekolah, dan SD ada 32 sekolah yang tersebar di 18 kecamatan di Sidoarjo. “Minimal di tiap kecamatan ada satu,” terangnya.
Jumlah siswa ABK yang saat ini masuk ke sekolah inklusi pun cukup bbanyak. Untuk tahun 2012 ini, jumlah siswa ABK yang masuk di SD inklusi ada 424 siswa. Siswa ABK tingkat SMP jumlahnya 25 siswa., sedangkan untuk tingkat SMA masih belum ada laporan datanya.
Di dalam sekolah inklusi, seorang anak yang berkebutuhan khusus dapat menerima pelajaran bersama-sama dengan anak normal pada umumnya. Di Sidoarjo, sekolah inklusi telah dimulai sejak tahun 2009 silam hingga sekarang.
Dasar hukum yang menguatkan adanya pembauran ABK di lingkungan sekolah reguler ada tiga. Pertama, Permendiknas nomor 70 tahun 2009. Kedua, perbup nomor6 tahun 2011. Dan ketiga, Perda nomor 13 tahun 2008.
Lebih lanjut, Djoko menjelaskan, dengan adanya sekolah inklusi ini diharapkan akan menimbulkan percepatan proses sosialisasi antara siswa normal dengan ABK. Selain itu, dengan adanya sekolah inklusi ini, dapat pula mempercepat proses rehabilitasi anak ABK. “Paling penting adalah dengan adanya pendidikan yang demokratis, tidak boleh ada diskriminasi,” jelasnya.
0 comments:
Posting Komentar