Polemik buruh di PT Langgeng
Makmur Industri (PT LMI), Waru tak
kunjung menemui titik terang. Kemarin (9/
11), buruh outsourcing yang masih menduduki
depan PT LMI terlibat bentrok.
Bukannya antara buruh dengan polisi, tetapi
buruh outsourcing vs buruh tetap pabrik.
Bentrokan ini terjadi sekitar pukul 09.00.
Tidak diketahui pasti apa pemicu bentrokan
ini. Namun akibat bentrokan tersebut, lalu
lintas di Jl Letjen Sutoyo sempat macet total.
Sebab antara dua kubu saling lempar batu.
Sedikit lima orang menjadi korban baik itu
dari buruh tetap pabrik hingga buruh
outsourcing.
Sementara itu, dari aksi bentrok tersebut
sebanyak lima buruh mendapat perawatan di
RSD Sidoarjo. Diantaranya, Yono, Khoirul,
Suherni dan Agus Spriyadi. Terparah adalah
Agus Supriyadi yang menderita di bagian
kepala akibat pukulan benda keras.
Pantauan Radar Sidoarjo, sekitar 150 buruh
outsourcing yang melakukan aksi di depan
PT LMI, memang masih bertahan di depan pabrik. Tiba-tiba sekitar pukul
09.00 terjadi aksi saling dorong
antara buruh tetap dengan
buruh outsourcing. Karena ingin
membantu, buruh dari dalam
pabrik langsung menggeruduk
buruh yang ada di luar.
Benturan tak dapat dihindarkan.
Para buruh terlibat aksi saling
pukul. Ada yang membawa
kayu hingga helm sebagai alat
menaklukkan lawan. Aksi anarkis
yang berlangsung sekitar
setengah jam tersebut tidak
berhenti begitu saja. Ratusan
buruh dari dalam pabrik yang
dapat memukul mundur buruh
outsourcing tampaknya tidak
puas begitu saja.
Para buruh melanjutkan aksi
saling lemparnya dari jarak sekitar
100 meter. Mereka menggunakan
batu maupun kayu sebagai
senjata. Yono, salah satu
buruh outsourcing mengatakan
ia dan teman-temannya sebenarnya
hanya duduk-duduk di
depan pabrik. Namun secara
tiba-tiba buruh dari dalam
pabrik melakukan serangan.
“Kita juga membela diri,”
ucapnya.
Catur Adi Prasetyo, salah satu
koordinator buruh outsourcing
menambahkan para buruh yang
menunggu di depan PT LMI
sebenarnya menunggu realisasi
dari isi Pernyataan Ikatan Kerja
(PIK) yang difungsikan untuk
buruh dan pabrik. Menurut dia,
ada beberapa poin yang dianggap
sangat memberatkan
dan perlu revisi. Di antaranya
terkait kelengkapan surat serta
peraturan perusahaan pemutusan
hubungan kerja.
“Kita sebenarnya hanya ingin
revisi saja,” jelasnya.
Terpisah, Mahmudi dari buruh
tetap mengatakan buruh yang
ada di dalam pabrik sangat terganggu
dengan aktivitas buruh di
luar pabrik. Secara spontan buruh
yang ada di pabrik menggeruduk
buruh yang ada di luar. Tujuannya
meminta para buruh tidak
mengganggu aktivitas pabrik
yang sudah dua bulan terganggu
dengan demo buruh tersebut.
“Kita ini sangat dirugikan. Mereka
kadang menutup jalan dan
seenaknya melakukan demo,”
jelasnya.
Makmur Industri (PT LMI), Waru tak
kunjung menemui titik terang. Kemarin (9/
11), buruh outsourcing yang masih menduduki
depan PT LMI terlibat bentrok.
Bukannya antara buruh dengan polisi, tetapi
buruh outsourcing vs buruh tetap pabrik.
Bentrokan ini terjadi sekitar pukul 09.00.
Tidak diketahui pasti apa pemicu bentrokan
ini. Namun akibat bentrokan tersebut, lalu
lintas di Jl Letjen Sutoyo sempat macet total.
Sebab antara dua kubu saling lempar batu.
Sedikit lima orang menjadi korban baik itu
dari buruh tetap pabrik hingga buruh
outsourcing.
Sementara itu, dari aksi bentrok tersebut
sebanyak lima buruh mendapat perawatan di
RSD Sidoarjo. Diantaranya, Yono, Khoirul,
Suherni dan Agus Spriyadi. Terparah adalah
Agus Supriyadi yang menderita di bagian
kepala akibat pukulan benda keras.
Pantauan Radar Sidoarjo, sekitar 150 buruh
outsourcing yang melakukan aksi di depan
PT LMI, memang masih bertahan di depan pabrik. Tiba-tiba sekitar pukul
09.00 terjadi aksi saling dorong
antara buruh tetap dengan
buruh outsourcing. Karena ingin
membantu, buruh dari dalam
pabrik langsung menggeruduk
buruh yang ada di luar.
Benturan tak dapat dihindarkan.
Para buruh terlibat aksi saling
pukul. Ada yang membawa
kayu hingga helm sebagai alat
menaklukkan lawan. Aksi anarkis
yang berlangsung sekitar
setengah jam tersebut tidak
berhenti begitu saja. Ratusan
buruh dari dalam pabrik yang
dapat memukul mundur buruh
outsourcing tampaknya tidak
puas begitu saja.
Para buruh melanjutkan aksi
saling lemparnya dari jarak sekitar
100 meter. Mereka menggunakan
batu maupun kayu sebagai
senjata. Yono, salah satu
buruh outsourcing mengatakan
ia dan teman-temannya sebenarnya
hanya duduk-duduk di
depan pabrik. Namun secara
tiba-tiba buruh dari dalam
pabrik melakukan serangan.
“Kita juga membela diri,”
ucapnya.
Catur Adi Prasetyo, salah satu
koordinator buruh outsourcing
menambahkan para buruh yang
menunggu di depan PT LMI
sebenarnya menunggu realisasi
dari isi Pernyataan Ikatan Kerja
(PIK) yang difungsikan untuk
buruh dan pabrik. Menurut dia,
ada beberapa poin yang dianggap
sangat memberatkan
dan perlu revisi. Di antaranya
terkait kelengkapan surat serta
peraturan perusahaan pemutusan
hubungan kerja.
“Kita sebenarnya hanya ingin
revisi saja,” jelasnya.
Terpisah, Mahmudi dari buruh
tetap mengatakan buruh yang
ada di dalam pabrik sangat terganggu
dengan aktivitas buruh di
luar pabrik. Secara spontan buruh
yang ada di pabrik menggeruduk
buruh yang ada di luar. Tujuannya
meminta para buruh tidak
mengganggu aktivitas pabrik
yang sudah dua bulan terganggu
dengan demo buruh tersebut.
“Kita ini sangat dirugikan. Mereka
kadang menutup jalan dan
seenaknya melakukan demo,”
jelasnya.
0 comments:
Posting Komentar