Satreskrim Sidoarjo tengah mendalami laporan Manager Operasional Bank
Bukopin Cabang Sidoarjo terkait dugaan pencucian uang (money loundry)
nilainya mencapai Rp 7 milyar.
Uang sebesar itu mendadak raib saat proses pembayaran kredit oleh Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) kepada bank Bukopin Cabang Sidoarjo pada November 2011 lalu.
Kasatreskim Polres Sidoarjo AKP Andi Sinjaya melalui Kanit Tipiternya Iptu Stevie Arnold Rampengan membenarkan pengusutan kasus pelimpahan yang dilaporkan ke Polda Jatim Maret 2012 lalu oleh pihak managemen Bank Bukopin Cabang Sidoarjo."Kini masih tengah dilakukan penyelidikan terhadap dugaan money laundry di Bank Bukopin Cabang Sidoarjo tersebut," ucapnya Rabu (7/11/2012).
Stevie menyebut, masih ada delapan saksi yang kami periksa, diantaranya kepala cabang Bank Bukopin Cabang Sidoarjo dan tujuh orang tellernya. Hasil pemeriksaan juga masih terus didalami oleh penyidik.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, dugaan money laundry ini bermula ketika pemohon kredit atas nama Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) mengajukan kredit sebesar Rp 7 Miliar kepada Bank Bukopin Cabang Sidoarjo pada awal 2010 lalu.
Begitu disetujui, pencairan dana pun diserahkan dalam dua tahap yakni bulan Juni dan Oktober 2010 sebesar masing-masing Rp 3,5 milyar. Dalam pinjaman itu, Bank Bukopin
memberi jatuh tempo hingga Desember 2011. Setahun kemudian, KPTR pun melakukan pembayaran dengan cara menyetorkan uang ke rekening KPTR senilai Rp 3,5 miliar.
Sementara sisanya dibayar pada November 2011 dengan mekanisme yang sama. Namun ketika akan dilakukan penarikan pada rekening KPTR oleh Bank Bukopin,
saldo rekeningnya kosong. Diduga dari jeda waktu jatuh tempo pembayaran itulah, salah seorang oknum melakukan penarikan pada rekening KPTR.
"Pelaku tahu bila jatuh tempo pembayaran pada Desember 2011. Pada jeda itu pelaku melakukan penarikan," imbuh Stevie sembari mengatakan dugaan kuat, money laundry ini dilakukan oleh pihak internal Bank Bukopin.
Uang sebesar itu mendadak raib saat proses pembayaran kredit oleh Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) kepada bank Bukopin Cabang Sidoarjo pada November 2011 lalu.
Kasatreskim Polres Sidoarjo AKP Andi Sinjaya melalui Kanit Tipiternya Iptu Stevie Arnold Rampengan membenarkan pengusutan kasus pelimpahan yang dilaporkan ke Polda Jatim Maret 2012 lalu oleh pihak managemen Bank Bukopin Cabang Sidoarjo."Kini masih tengah dilakukan penyelidikan terhadap dugaan money laundry di Bank Bukopin Cabang Sidoarjo tersebut," ucapnya Rabu (7/11/2012).
Stevie menyebut, masih ada delapan saksi yang kami periksa, diantaranya kepala cabang Bank Bukopin Cabang Sidoarjo dan tujuh orang tellernya. Hasil pemeriksaan juga masih terus didalami oleh penyidik.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, dugaan money laundry ini bermula ketika pemohon kredit atas nama Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) mengajukan kredit sebesar Rp 7 Miliar kepada Bank Bukopin Cabang Sidoarjo pada awal 2010 lalu.
Begitu disetujui, pencairan dana pun diserahkan dalam dua tahap yakni bulan Juni dan Oktober 2010 sebesar masing-masing Rp 3,5 milyar. Dalam pinjaman itu, Bank Bukopin
memberi jatuh tempo hingga Desember 2011. Setahun kemudian, KPTR pun melakukan pembayaran dengan cara menyetorkan uang ke rekening KPTR senilai Rp 3,5 miliar.
Sementara sisanya dibayar pada November 2011 dengan mekanisme yang sama. Namun ketika akan dilakukan penarikan pada rekening KPTR oleh Bank Bukopin,
saldo rekeningnya kosong. Diduga dari jeda waktu jatuh tempo pembayaran itulah, salah seorang oknum melakukan penarikan pada rekening KPTR.
"Pelaku tahu bila jatuh tempo pembayaran pada Desember 2011. Pada jeda itu pelaku melakukan penarikan," imbuh Stevie sembari mengatakan dugaan kuat, money laundry ini dilakukan oleh pihak internal Bank Bukopin.
0 comments:
Posting Komentar