Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, belum bisa membangun frontage road Sidoarjo-Surabaya yang rencananya dimulai tahun ini. Sejauh ini pembangunan masih terkendala lahan yang belum dibebaskan.
Kepala Dinas PU Binamarga Sidoarjo, Sigit Setiawan, mengakui pihaknya kesulitan memulai pembangunan jalan yang rencananya berada disisi timur Jalan Sidoarjo-Surabaya itu. Padahal, tahun ini sudah dianggarkan dana Rp1 miliar untuk memulai pengerjaan jalan.
Dinas PU Binamarga sebenarnya sudah mendekati perusahaan yang lahannya bakal terkena proyek jalan. Namun, sejauh ini belum ada yang mau melepas lahan untuk kepentingan umum tersebut. “Kalau sudah ada beberapa perusahaan yang mau melepas lahannya, frontage road sudah bisa digarap,” ujar Sigit.
Meski demikian, Sigit mengaku tidak patah arang. Pihaknya akan terus melakukan pendekatan kepada perusahaan pemilik lahan. Sebab, proyek frontage road untuk kepentingan umum dan jangka panjangnya bisa memecah kemacetan jalur Sidoarjo-Surabaya.
Menurutnya, tidak mudah untuk membangun frontage road. Hal ini juga terjadi pada proyek frontage road di sisi Jalan Ahmad Yani yang digagas Pemkot Surabaya. Proyek tersebut sampai saat ini belum juga selesai.
Sementara itu, Komisi C berharap agar perusahaan yang terkena proyek frontage road mau menghibahkan lahannya ke pemkab. Namun, bila perusahaan keberatan, pemkab bisa membelinya dengan konsekuensi lahan yang dijual harganya lebih murah.
“Frontage road untuk kepentingan bersama. Harus ada solusi agar perusahaan mau menghibahkan lahannya untuk jalan,” ujar Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo, Nur Akhmad Syaifuddin.
Pembangunan frontage road harus dilakukan secara berkala. Pembangunan jalan sepanjang 10 kilometer itu diambil dari dana APBD dalam beberapa tahun ke depan.
Kepala Dinas PU Binamarga Sidoarjo, Sigit Setiawan, mengakui pihaknya kesulitan memulai pembangunan jalan yang rencananya berada disisi timur Jalan Sidoarjo-Surabaya itu. Padahal, tahun ini sudah dianggarkan dana Rp1 miliar untuk memulai pengerjaan jalan.
Dinas PU Binamarga sebenarnya sudah mendekati perusahaan yang lahannya bakal terkena proyek jalan. Namun, sejauh ini belum ada yang mau melepas lahan untuk kepentingan umum tersebut. “Kalau sudah ada beberapa perusahaan yang mau melepas lahannya, frontage road sudah bisa digarap,” ujar Sigit.
Meski demikian, Sigit mengaku tidak patah arang. Pihaknya akan terus melakukan pendekatan kepada perusahaan pemilik lahan. Sebab, proyek frontage road untuk kepentingan umum dan jangka panjangnya bisa memecah kemacetan jalur Sidoarjo-Surabaya.
Menurutnya, tidak mudah untuk membangun frontage road. Hal ini juga terjadi pada proyek frontage road di sisi Jalan Ahmad Yani yang digagas Pemkot Surabaya. Proyek tersebut sampai saat ini belum juga selesai.
Sementara itu, Komisi C berharap agar perusahaan yang terkena proyek frontage road mau menghibahkan lahannya ke pemkab. Namun, bila perusahaan keberatan, pemkab bisa membelinya dengan konsekuensi lahan yang dijual harganya lebih murah.
“Frontage road untuk kepentingan bersama. Harus ada solusi agar perusahaan mau menghibahkan lahannya untuk jalan,” ujar Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo, Nur Akhmad Syaifuddin.
Pembangunan frontage road harus dilakukan secara berkala. Pembangunan jalan sepanjang 10 kilometer itu diambil dari dana APBD dalam beberapa tahun ke depan.
0 comments:
Posting Komentar