Wajah cantik dan bodi aduhai, semua mata lelaki pasti terpesona, itulah
impian wanita pada umumnya. Bagi yang merasa kurang cantik, jangan
buru-buru minder. Wanita yang dikategorikan memiliki badan seksi,
feminim dan payudara besar justru rentan terserang endometriosis.
Endometriosis adalah peradangan akibat pertumbuhan jaringan endometrium atau lapisan rahim. Gejalanya berupa kram parah ketika menstruasi yang terasa hingga ke punggung dan kaki. Penyebabnya belum diketahui dengan jelas sampai saat ini, namun diketahui dapat mengganggu kesuburan sampai-sampai dapat membuat mandul. Untuk mengobatinya, bisa menggunakan pemberian hormon dan pembedahan.
Gangguan endometriosis parah disebut endometriosis rektovaginal. Dalam laporan yang dimuat jurnal Fertility and Sterility, ditemukan bahwa sebanyak 31 persen wanita yang mengalami endometriosis parah ternyata memiliki penampilan menarik hingga sangat menarik.
"Beberapa peneliti percaya bahwa ada fenotipe umum yang berkaitan dengan penyakit ini. Mungkin tipe tubuh yang lebih feminin merupakan hasil dari karakteristik fisik yang mempengaruhi terjadinya endometriosis parah," kata Dr Paolo Vercellini, dokter kandungan dan ginekolog di Universita Degli di Milan seperti dilansir Fox News, Senin (24/9/2012).
Dalam penelitian ini, para peneliti mengamati 100 orang wanita yang menderita endometriosis rektovaginal, 100 wanita yang mengalami endometriosis ringan dan 100 wanita yang tidak mengidap endometriosis namun menjalani operasi ginekologi untuk alasan lain. Sebagian besar wanita dalam penelitian berusia akhir 20 tahunan hingga awal 30 tahunan.
Sebanyak 2 orang laki-laki awam dan 2 orang dokter wanita yang tidak tahu diagnosa peserta diminta menemui semua peserta selama beberapa menit. Keempat orang ini diminta menilai daya tarik peserta pada skala 5 poin. Peneliti juga mengukur indeks massa tubuh, perbandingan pinggang dengan pinggul dan mengukur payudara peserta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan endometriosis parah memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah serta memiliki payudara yang lebih besar dibandingkan wanita yang tidak mengidap endometriosis.
Para peserta juga diminta mengisi kuesioner mengenai sejarah seksualnya. Hasilnya menemukan bahwa wanita yang mengalami endometriosis parah cenderung telah berhubungan seksual sebelum usianya mencapai 18 tahun. Indikator ini juga bisa dijadikan sebagai pertanda daya tarik wanita.
"Meskipun tidak benar-benar jelas diketahui mengapa wanita yang mengalami endometriosis parah lebih menarik daripada wanita lain, hormon estrogen agaknya bisa memainkan peran. Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita yang menarik memiliki tingkat estrogen lebih tinggi yang juga berkaitan dengan perkembangan endometriosis," kata Vercellini.
Tingkat estrogen yang tinggi seringkali membuat wanita menjadi terlihat menarik. Hormon khas wanita inilah yang diduga memicu munculnya penyebab endometriosis, terutama pada wanita yang amat feminim.
Endometriosis adalah peradangan akibat pertumbuhan jaringan endometrium atau lapisan rahim. Gejalanya berupa kram parah ketika menstruasi yang terasa hingga ke punggung dan kaki. Penyebabnya belum diketahui dengan jelas sampai saat ini, namun diketahui dapat mengganggu kesuburan sampai-sampai dapat membuat mandul. Untuk mengobatinya, bisa menggunakan pemberian hormon dan pembedahan.
Gangguan endometriosis parah disebut endometriosis rektovaginal. Dalam laporan yang dimuat jurnal Fertility and Sterility, ditemukan bahwa sebanyak 31 persen wanita yang mengalami endometriosis parah ternyata memiliki penampilan menarik hingga sangat menarik.
"Beberapa peneliti percaya bahwa ada fenotipe umum yang berkaitan dengan penyakit ini. Mungkin tipe tubuh yang lebih feminin merupakan hasil dari karakteristik fisik yang mempengaruhi terjadinya endometriosis parah," kata Dr Paolo Vercellini, dokter kandungan dan ginekolog di Universita Degli di Milan seperti dilansir Fox News, Senin (24/9/2012).
Dalam penelitian ini, para peneliti mengamati 100 orang wanita yang menderita endometriosis rektovaginal, 100 wanita yang mengalami endometriosis ringan dan 100 wanita yang tidak mengidap endometriosis namun menjalani operasi ginekologi untuk alasan lain. Sebagian besar wanita dalam penelitian berusia akhir 20 tahunan hingga awal 30 tahunan.
Sebanyak 2 orang laki-laki awam dan 2 orang dokter wanita yang tidak tahu diagnosa peserta diminta menemui semua peserta selama beberapa menit. Keempat orang ini diminta menilai daya tarik peserta pada skala 5 poin. Peneliti juga mengukur indeks massa tubuh, perbandingan pinggang dengan pinggul dan mengukur payudara peserta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan endometriosis parah memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah serta memiliki payudara yang lebih besar dibandingkan wanita yang tidak mengidap endometriosis.
Para peserta juga diminta mengisi kuesioner mengenai sejarah seksualnya. Hasilnya menemukan bahwa wanita yang mengalami endometriosis parah cenderung telah berhubungan seksual sebelum usianya mencapai 18 tahun. Indikator ini juga bisa dijadikan sebagai pertanda daya tarik wanita.
"Meskipun tidak benar-benar jelas diketahui mengapa wanita yang mengalami endometriosis parah lebih menarik daripada wanita lain, hormon estrogen agaknya bisa memainkan peran. Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita yang menarik memiliki tingkat estrogen lebih tinggi yang juga berkaitan dengan perkembangan endometriosis," kata Vercellini.
Tingkat estrogen yang tinggi seringkali membuat wanita menjadi terlihat menarik. Hormon khas wanita inilah yang diduga memicu munculnya penyebab endometriosis, terutama pada wanita yang amat feminim.
0 comments:
Posting Komentar