Libur panjang bagi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) berdampak pada pelayanan
kesehatan di wilayah Sidoarjo.
Salah satunya terjadi antrian di Puskesmas
Porong. Selain karena ada renovasi di puskesmas
tersebut, minimnya tenaga medis di
Puskesmas Porong ini berdampak pada
pelayanan kesehatan pasien.
Informasi yang dihimpun Radar Sidoarjo,
sebagian pegawai puskesmas memanfaatkan
libur cuti bersama berwisata ke Bandung.
Dampaknya, kemarin pasien sampai
berjubel di ruang IGD maupun di rungan
tunggu obat. Membludaknya pasien untuk
mendapatkan perawatan medis tersebut
diakibatkan minimnya pegawai puskesmas
yang ada pada hari itu.
Salah satunya pasien rawat inap, Talita
(2) asal Tanggulangin yang berada di ruang
inap mawar ini harus rela menunggu lama
untuk mendapat infus ulang. Sebelumnya
balita tersebut infusnya terlepas dari tangan
kirinya dini hari sekitar pukul 02.00. “Ketika
kita memberitahukan memberitahukan
pada petugas jaga di puskesmas, namun
pihak petugas jaga tidak berani dan harus
menunggu dokter,” ucap salah satu keluarga
pasien. Ia tidak mau disebutkan namanya. Menurutnya, keluarga kecewa
atas pelayanan di puskemas tersebut.
Pelayanan pemasangan
infus baru dilakukan pukul
10.30. “Harus menunggu hingga
siang hari baru dipasang. Katanya
petugas jaga tidak ada
orangnya,” tambah sumber ini.
Dikonfirmasi, petugas jaga dr
Sri Rejeki mengatakan puskesmas
Porong memang overload
sejak kemarin. Terjadi penumpukan
pasien karena banyak
ruangan yang masih direhab (renovasi).
Hanya ada dua ruangan
yang bisa digunakan yakni
ruang Anyelir dan Mawar.
Satu ruangan mampu menampung
6 orang. Padahal pasien
yang menjalani rawat inap ada
27. Rinciannya, 11 pasien anak
dan 16 pasien dewasa. “Terpaksa
ruangan harus disekat
dengan triplek agar semua bisa
tertampung,” ucapnya.
Dia menambahkan, mayoritas
pasien yang menderita muntaber
dan thypus harus berjejal dan
antri panjang. Sebagian pasien
memilih berada di luar karena
mereka tak tahan dengan pengapnya
ruangan. “Selain itu
ventilasi ruangannya kurang, tidak
ada kipas angin,” tambahnya.
Dia mengakui, banyak pegawai
medis di puskesmas Porong cuti
bersama. Meski demikian
Puskesmas Porong tetap buka
termasuk layanan-layanannya
seperti IGD, apotik dan unit
pelayanan lain. Masing-masing
pelayanan hanya diberi diberi satu
petugas. “Petugasnya memang
kurang,” terang Sri Rejeki.
Dari pantauan Radar Sidoarjo,
kurang maksimalnya layanan
juga terlihat di bagian pengambilan
obat. Biasanya layanan obat
selesai sekitar pukul 11.00. Namun,
karena hanya dilayani satu
petugas, banyak antrean yang terjadi
hingga siang hari. Puluhan pasien
atau keluarga pasien harus
menunggu lama hanya untuk menebus
obat. Tak sedikit dari mereka
yang terlihat marah-marah
karena lamanya antrean tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo Ika
Harnasti belum bisa dikonfirmasi.
Dihubungi nomor teleponnya
tidak diangkat, di-SMS juga
tidak membalas.
Negeri Sipil (PNS) berdampak pada pelayanan
kesehatan di wilayah Sidoarjo.
Salah satunya terjadi antrian di Puskesmas
Porong. Selain karena ada renovasi di puskesmas
tersebut, minimnya tenaga medis di
Puskesmas Porong ini berdampak pada
pelayanan kesehatan pasien.
Informasi yang dihimpun Radar Sidoarjo,
sebagian pegawai puskesmas memanfaatkan
libur cuti bersama berwisata ke Bandung.
Dampaknya, kemarin pasien sampai
berjubel di ruang IGD maupun di rungan
tunggu obat. Membludaknya pasien untuk
mendapatkan perawatan medis tersebut
diakibatkan minimnya pegawai puskesmas
yang ada pada hari itu.
Salah satunya pasien rawat inap, Talita
(2) asal Tanggulangin yang berada di ruang
inap mawar ini harus rela menunggu lama
untuk mendapat infus ulang. Sebelumnya
balita tersebut infusnya terlepas dari tangan
kirinya dini hari sekitar pukul 02.00. “Ketika
kita memberitahukan memberitahukan
pada petugas jaga di puskesmas, namun
pihak petugas jaga tidak berani dan harus
menunggu dokter,” ucap salah satu keluarga
pasien. Ia tidak mau disebutkan namanya. Menurutnya, keluarga kecewa
atas pelayanan di puskemas tersebut.
Pelayanan pemasangan
infus baru dilakukan pukul
10.30. “Harus menunggu hingga
siang hari baru dipasang. Katanya
petugas jaga tidak ada
orangnya,” tambah sumber ini.
Dikonfirmasi, petugas jaga dr
Sri Rejeki mengatakan puskesmas
Porong memang overload
sejak kemarin. Terjadi penumpukan
pasien karena banyak
ruangan yang masih direhab (renovasi).
Hanya ada dua ruangan
yang bisa digunakan yakni
ruang Anyelir dan Mawar.
Satu ruangan mampu menampung
6 orang. Padahal pasien
yang menjalani rawat inap ada
27. Rinciannya, 11 pasien anak
dan 16 pasien dewasa. “Terpaksa
ruangan harus disekat
dengan triplek agar semua bisa
tertampung,” ucapnya.
Dia menambahkan, mayoritas
pasien yang menderita muntaber
dan thypus harus berjejal dan
antri panjang. Sebagian pasien
memilih berada di luar karena
mereka tak tahan dengan pengapnya
ruangan. “Selain itu
ventilasi ruangannya kurang, tidak
ada kipas angin,” tambahnya.
Dia mengakui, banyak pegawai
medis di puskesmas Porong cuti
bersama. Meski demikian
Puskesmas Porong tetap buka
termasuk layanan-layanannya
seperti IGD, apotik dan unit
pelayanan lain. Masing-masing
pelayanan hanya diberi diberi satu
petugas. “Petugasnya memang
kurang,” terang Sri Rejeki.
Dari pantauan Radar Sidoarjo,
kurang maksimalnya layanan
juga terlihat di bagian pengambilan
obat. Biasanya layanan obat
selesai sekitar pukul 11.00. Namun,
karena hanya dilayani satu
petugas, banyak antrean yang terjadi
hingga siang hari. Puluhan pasien
atau keluarga pasien harus
menunggu lama hanya untuk menebus
obat. Tak sedikit dari mereka
yang terlihat marah-marah
karena lamanya antrean tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo Ika
Harnasti belum bisa dikonfirmasi.
Dihubungi nomor teleponnya
tidak diangkat, di-SMS juga
tidak membalas.
0 comments:
Posting Komentar