Rencana kenaikan tarif air PDAM Delta Tirta memantik gelombang protes dari DPRD Sidoarjo.
Para legislator itu ramai-ramai menolak
rencana tersebut. Bahkan, sebagian anggota dewan langsung mengevaluasi
kinerja Dirut PDAM Djajadi.
’’Kami tegas menolak rencana ke naikan tarif PDAM,’’ ucap anggota komisi B (bidang ekonomi dan keua ngan) Tarkit Erdianto.
Dia mengatakan, kenaikan itu tidak pantas diberlakukan saat ini. Sebab, keluhan terkait pelayanan PDAM masih banyak.
Dia lantas me nyinggung kinerja Dirut PDAM Djajadi yang sangat standar.Padahal, Djajadi sudah menjabat selama dua periode.
”Standar saja, tidak ada kema juan yang berarti,” kata Tarkit.
Hal itu dibuktikan dengan masih
banyaknya komplain dari masyarakat tentang layanan PDAM. Tarkit mengaku
pernah mendapat laporan dari warga di Sedati yang sudah lama mengajukan
pemasangan air, namun sampai sekarang belum dipasang oleh PDAM.
Selain itu, tingkat kehilangan air di
PDAM Sidoarjo masih besar, sekitar 30 persen. Padahal, toleransi yang
diizinkan harus di bawah 20 persen.
Menurut Tarkit, kenaikan tarif tersebut
tidak sama dengan apa yang selama ini diagung-agungkan Djajadi. Djajadi
pernah mengatakan bahwa PDAM Sidoarjo berbasis social oriented dan
mengutamakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
”Namun, buktinya tarif malah naik. Kebijakan ini tidak pro-rakyat,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, PDAM berencana
menaikkan tarif air hingga 10 persen. Kenaikan itu berlaku untuk semua
kelompok pelanggan, mulai rumah tangga sampai industri.
Komentar pedas juga terlontar dari
Khusman, anggota Komisi A Sidoarjo. Khusman menilai, PDAM Sidoarjo tidak
pantas disebut perusahaan yang menyediakan air minum.
”Perusahaan kok bi sanya hanya menjual
air,” jelasnya. Dia lantas mencontohkan air PDAM yang diambil dari
Umbulan dan Tawangsari.
’’PDAM membeli air di dua tempat itu, lalu menjualnya lagi ke warga Sidoarjo. Pantas saja harganya mahal,’’ ucapnya.
Bahkan, Khusman menyebut PDAM adalah
perusahaan yang gagal. Sebab, sebagai perusahaan monopoli dan aset
senilai Rp 218 miliar, PDAM hanya mampu memberikan sumbangan pendapatan
asli daerah (PAD) Rp 2 miliar.
Jelas kalah jauh jika dibandingkan dengan PDAM Surabaya yang mampu memberikan PAD Rp 60–70 miliar.
”Sebab, PDAM Surabaya dibangun dan
dikelola sendiri, tidak seperti Sidoarjo,” jelas anggota pansus
penyertaan modal pada PDAM Delta Tirta tersebut. Untuk itu, dia
mengatakan akan segera mengevaluasi kinerja PDAM.
0 comments:
Posting Komentar