SIDOARJO—Kesan saling lempar
tanggung jawab untuk menangani
ambrolnya plengsengan sungai
pucang di Desa Pagerwojo, ditepis
Dinas PU Bina Marga dan
Dinas PU Pengairan. Keduanya,
akhirnya gotong-royong memasang
penahan dan papan peringatan kepada
pengguna jalan agar berhatihati
saat melintas.
Pemasangan penahan berupa sesek
dan tonggak bambu itu dilakukan
oleh PU Pengairan dengan
menggunakan backhoe. Selanjutnya,
pemasangan papan rambu peringatan
dilaksanakan PU Bina Marga. Pemasangan tersebut dikabarkan
oleh Kepala PU Pengairan,
Fatchurrahman dan Kepala Dinas
PU Bina Marga, Sigit Setyawan secara
terpisah, kemarin sore. Namun,
sebelumnya keduanya bertemu
satu meja untuk menanggapi
kesan saling lempar atas ambrolnya
plengsengan tersebut kepada
Radar Sidoarjo.
“Riwayatnya, jalan itu dulu jalan
inspeksi pengairan. Dalam perkembangannya
jalan diperlebar dan
menjadi arus lalu lintas truk-truk
bertonase besar. Sebab, kendaraan
besar dari arah Surabaya ke Krian
melalui Sidoarjo tidak lagi lewat Jl
Pahlawan, begitu juga sebaliknya,”
papar Sigit Setyawan.
Perubahan fungsi jalan tersebut
belum diimbangi perubahan kontruksi
plengsengan yang semula hanya
menahan air, menjadi penahan
beban jalan. Hal tersebut juga
dibenarkan Fatchurrahman. “Memang
betul apa yang dikatakan Pak
Sigit. Konstruksi plengsengan sangat
jauh berbeda,” kata Fatchurrahman.
Sigit dan Fatchurrahman mengatakan
bahwa masalah pembanggunan
plengsengan di kawasan
tersebut sudah dibicarakan dengan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten (Bapekab),
Sulaksono. “Untuk tahun 2013, kita
minta anggaran senilai Rp 5 miliar.
Nah, itu mau ditempatkan ke Bina
Marga atau Pengairan, kita lihat
saja nanti,” kata Sigit.
Direncanakan, plengsengan yang
saat ini terbuat dari batu kali, akan
diganti dengan sheet pile. “Kita
belum tahu sampai berapa meter
pengerjaan belum dilakukan. Apakah
dana sebesar itu bisa disetujui
juga belum tahu karena anggaran
tahun 2013 sendiri belum digedog,”
katanya.
tanggung jawab untuk menangani
ambrolnya plengsengan sungai
pucang di Desa Pagerwojo, ditepis
Dinas PU Bina Marga dan
Dinas PU Pengairan. Keduanya,
akhirnya gotong-royong memasang
penahan dan papan peringatan kepada
pengguna jalan agar berhatihati
saat melintas.
Pemasangan penahan berupa sesek
dan tonggak bambu itu dilakukan
oleh PU Pengairan dengan
menggunakan backhoe. Selanjutnya,
pemasangan papan rambu peringatan
dilaksanakan PU Bina Marga. Pemasangan tersebut dikabarkan
oleh Kepala PU Pengairan,
Fatchurrahman dan Kepala Dinas
PU Bina Marga, Sigit Setyawan secara
terpisah, kemarin sore. Namun,
sebelumnya keduanya bertemu
satu meja untuk menanggapi
kesan saling lempar atas ambrolnya
plengsengan tersebut kepada
Radar Sidoarjo.
“Riwayatnya, jalan itu dulu jalan
inspeksi pengairan. Dalam perkembangannya
jalan diperlebar dan
menjadi arus lalu lintas truk-truk
bertonase besar. Sebab, kendaraan
besar dari arah Surabaya ke Krian
melalui Sidoarjo tidak lagi lewat Jl
Pahlawan, begitu juga sebaliknya,”
papar Sigit Setyawan.
Perubahan fungsi jalan tersebut
belum diimbangi perubahan kontruksi
plengsengan yang semula hanya
menahan air, menjadi penahan
beban jalan. Hal tersebut juga
dibenarkan Fatchurrahman. “Memang
betul apa yang dikatakan Pak
Sigit. Konstruksi plengsengan sangat
jauh berbeda,” kata Fatchurrahman.
Sigit dan Fatchurrahman mengatakan
bahwa masalah pembanggunan
plengsengan di kawasan
tersebut sudah dibicarakan dengan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten (Bapekab),
Sulaksono. “Untuk tahun 2013, kita
minta anggaran senilai Rp 5 miliar.
Nah, itu mau ditempatkan ke Bina
Marga atau Pengairan, kita lihat
saja nanti,” kata Sigit.
Direncanakan, plengsengan yang
saat ini terbuat dari batu kali, akan
diganti dengan sheet pile. “Kita
belum tahu sampai berapa meter
pengerjaan belum dilakukan. Apakah
dana sebesar itu bisa disetujui
juga belum tahu karena anggaran
tahun 2013 sendiri belum digedog,”
katanya.
0 comments:
Posting Komentar