SIDOARJO – Kasus flu burung yang akhir-akhir ini menghebohkan Jatim sudah menyerang Sidoarjo.
Wabah virus H5N1 itu kemarin terdeteksi di Desa Kemiri, Kecamatan Sidoarjo.
Virus berbahaya tersebut menyerang
peternakan ayam dan unggas milik Sabar, 32. Sabar yang sehari-hari
beternak ayam untuk aduan itu kemarin siang kaget ketika melihat seekor
ayamnya mati. Itu merupakan kejadian yang ketujuh dalam bulan ini.
Satu per satu ayam milik Sabar mati
tanpa tahu penyebabnya. ’’Padahal, setiap hari selalu saya kasih makan
dan kandangnya juga dibersihkan rutin,’’ jelasnya.
Mulanya, dia menganggap ayam-ayam itu
mati karena sakit biasa. Namun, ketika diteliti, ternyata ada yang aneh
dengan kematian ayam tersebut. Terakhir, Sabar melihat tubuh ayamnya
yang mati membiru. Jenggernya juga biru.
’’Padahal, sehari sebe lumnya tidak ada
tanda-tanda sakit,’’ ujarnya. Di antara total 20 ekor ayam milik Sabar,
kini tersisa 13 ekor.
Salah seekor ayam juga diindikasikan
terkena virus tersebut. Banyak luka di kulit ayam tersebut. Ketika
berjalan, ayam tampak lemas. Sabar mengaku takut wabah tersebut kembali
menyerang. Karena itu, dia langsung memisahkan ayam tersebut dari
kandang yang berukuran 3 x 4 meter.
Pria yang mempunyai dua anak itu
menuturkan, ayam ternaknya tersebut digu nakan untuk aduan. Harga seekor
ayam mencapai Rp 2 juta.
Ayam tersebut dibeli Sabar dari luar
Sidoarjo. Biasanya dari Pekalongan. Sabar mengaku mengalami kerugian Rp 7
juta. Selain ayam, seekor angsa milik Sabar juga mati mendadak.
Ciri-cirinya sama dengan ayam yang mati.
Sabar melaporkan kasus tersebut kepada pemkab. Kejadian itu langsung
direspons Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan (DP3) Sidoarjo.
Petugas mendatangi peternakan milik
Sabar dengan membawa semprotan disinfektan. Petugas langsung menyemprot
kandang ayam milik Sabar dengan disinfektan.
Nuning S. Pujiastuti, kepala seksi
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat DP3 Sidoarjo, menjelaskan,
wabah yang me nyerang ayam milik Sabar positif mengalami flu burung.
’’Ciricirinya, tubuh dan jengger biru,’’ katanya. Dia menuturkan, virus H5N1 berkembang saat musim penghujan.
Pergantian cuaca mengakibatkan ayam dan
unggas rentan terkena penyakit. Jenis virus flu burung yang menyerang
ayam adalah H5N1 kleith 2.1. Sementara itu, kini berkembang jenis virus
baru, yaitu H5N1 2.3.
Virus yang menyerang ayam tersebut,
lanjut Naning, bisa dideteksi dengan rapid test. Setelah penyemprotan
disinfektan, Nuning menyarankan agar Sabar membuat kandang baru.
Kandang yang lama harus dibakar. Sebab,
menurut dia, virus-virus tersebut masih mengendap di kandang. Tahun
lalu, virus flu burung juga menyerang Sidoarjo. Namun, tidak ada warga
yang terjangkit virus mematikan itu.
Tahun ini, flu burung sudah terdeteksi di Balongbendo dan Jabon.
0 comments:
Posting Komentar