Tidak seragamnya nilai Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) kepada
siswa SMP Negeri dengan siswa SMPN Swasta yang saat ini berjalan,
mendorong beberapa fraksi DPRD Sidoarjo aktif memperjuangkan tambahan
dana Bopda pada APBD tahun 2013.
“Selama ini Bosda yang diterima siswwa SMP Negeri dengan SMP swasta tidak sama. Bopda yang diterima siswa SMP Negeri lebih besar dari yang diterima SMP swasta,” terang Sekretaris FKB DPRD Sidoarjo, Shodiqun Said, kemarin.
Menurut Shodiqun, untuk besaran nilai Bosda yang diterima siswa SMP Negeri, nilainya sebesar Rp 32.500 per siswa. Sedangkan Bosda yang diterima siswa SMP Swasta hanya Rp 15.000 per siswa.
Dengan nilai yang njomplang itu, menjadikan mayoritas guru SMP swasta merasa dianak tirikan.
“Banyak guru SMP swasta yang mengeluh soal jomplangnya dana Bosda ini. Dan keluhan ini kita tampung untuk diperjuangkan pada pembahasan anggaran 2013,” terang Shodiqun lagi.
Ketua komisi D DPRD Sidoarjo H.Machmud yang juga wakil sekretaris FPAN DPRD Sidoarjo menambahkan, pada prinsipnya pihaknya setuju dengan keinginan untuk menyamakan dana Bosda bagi seluruh siswa SMPN dan SMP Swasta yang ada di Sidoarjo.
Pasalnya, dengan penyamarataan bantuan itu, maka akan terwujud perhatian yang sama kepada seluruh siswa sekolah SMP di Sidoarjo.
“Pada prinsipnya, Bopda itu meringankan biaya pendidikan bagi siswa. Dengan kesamaan bantuan Bosda itu, setidaknya kwalitas pendidikan tingkat SMP di Sidoarjo akan semakin meningkat,” terang Machmud.
Sementara itu, jika rencana penambahan bantuan ini benar-benar dllakukan, nilai anggaran yang dibutuhkan mencapai nilai Rp 12 miliar pada APBD 2013 nanti.
JIka dilihat dari anggaran yang begitu besar itu menurut Machmud, maka harus ada solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tambahan Bosda itu.
“Kalau ternyata dana tambahan Rp 12 M itu belum bisa dipenuhi, kita usahakan ada penambahan separuh dari nilai usulan,” tutur Machmud.
“Selama ini Bosda yang diterima siswwa SMP Negeri dengan SMP swasta tidak sama. Bopda yang diterima siswa SMP Negeri lebih besar dari yang diterima SMP swasta,” terang Sekretaris FKB DPRD Sidoarjo, Shodiqun Said, kemarin.
Menurut Shodiqun, untuk besaran nilai Bosda yang diterima siswa SMP Negeri, nilainya sebesar Rp 32.500 per siswa. Sedangkan Bosda yang diterima siswa SMP Swasta hanya Rp 15.000 per siswa.
Dengan nilai yang njomplang itu, menjadikan mayoritas guru SMP swasta merasa dianak tirikan.
“Banyak guru SMP swasta yang mengeluh soal jomplangnya dana Bosda ini. Dan keluhan ini kita tampung untuk diperjuangkan pada pembahasan anggaran 2013,” terang Shodiqun lagi.
Ketua komisi D DPRD Sidoarjo H.Machmud yang juga wakil sekretaris FPAN DPRD Sidoarjo menambahkan, pada prinsipnya pihaknya setuju dengan keinginan untuk menyamakan dana Bosda bagi seluruh siswa SMPN dan SMP Swasta yang ada di Sidoarjo.
Pasalnya, dengan penyamarataan bantuan itu, maka akan terwujud perhatian yang sama kepada seluruh siswa sekolah SMP di Sidoarjo.
“Pada prinsipnya, Bopda itu meringankan biaya pendidikan bagi siswa. Dengan kesamaan bantuan Bosda itu, setidaknya kwalitas pendidikan tingkat SMP di Sidoarjo akan semakin meningkat,” terang Machmud.
Sementara itu, jika rencana penambahan bantuan ini benar-benar dllakukan, nilai anggaran yang dibutuhkan mencapai nilai Rp 12 miliar pada APBD 2013 nanti.
JIka dilihat dari anggaran yang begitu besar itu menurut Machmud, maka harus ada solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tambahan Bosda itu.
“Kalau ternyata dana tambahan Rp 12 M itu belum bisa dipenuhi, kita usahakan ada penambahan separuh dari nilai usulan,” tutur Machmud.
0 comments:
Posting Komentar