Umumnya nasi sate di sandingkan dengan gule. Namun tidak diwarung "Bu Supi" warga Desa/ Kecamatan Prambon Sidoarjo.
Nasi sate yang disajikan Dewi Utari penerus Ny Supi itu di sajikan dengan kuah sop.
Warung yang berdiri mulai tahun 1950 itu sampai kini masih tetap menjadi jujukan pelanggan setianya. Bukanya warung tersebut juga tetap, mulai pagi hari dampai malam hari.
Setiap harinya, daging yang di masak, dalam kondisi ramai, biasanya sampai menghabiskan 50 kilogram. Harga yang dipatok satu porsi dengan menu nasi, kuah sop, dua tusuk sate daging sapi ukuran besar dan minuman es teh, senilai Rp 11 ribu.
"Syukur pelanggan kami mulai dari luar kota sampai warga sekitar, masih setia meluangkan waktu untuk makan, mulai sarapan pagi, makan siang hingga makan malam. Pelanggan yang sesudah makan, juga kadang membungkus sate untuk dibawah pulang," puji Dewi Sabtu (5/1/2012).
Dia menuturkan, pelanggan yang datang hingga antri-antri, biasanya terjadi pada hari libur, seperti Hari Minggu dan hari libur lainnya. Biasanya yang datang, mulai pagi hingga malam, ramai sekali.
"Tenaga kami yang berjumlah tiga orang, hampir kuwalahan. Namun syukur tidak sampai mengecewakan pelanggan, meski terjadi antri panjang," papar dia.
Dewi mengemukakan, dalam mempersiapkan makanan yang disajikannya, keluarganya harus menanak nasi, memasak kuah sop, memotongi daging sapi pertusuknya terdiri dari lima buah daging dan membuat bumbu sate kacang berambang, mulai sehabis sholat shubuh. "Warung ini kami kelolah bersama keluarga dan juga melibatkan saudara yang lainnya," pungkas Dewi.
Nasi sate yang disajikan Dewi Utari penerus Ny Supi itu di sajikan dengan kuah sop.
Warung yang berdiri mulai tahun 1950 itu sampai kini masih tetap menjadi jujukan pelanggan setianya. Bukanya warung tersebut juga tetap, mulai pagi hari dampai malam hari.
Setiap harinya, daging yang di masak, dalam kondisi ramai, biasanya sampai menghabiskan 50 kilogram. Harga yang dipatok satu porsi dengan menu nasi, kuah sop, dua tusuk sate daging sapi ukuran besar dan minuman es teh, senilai Rp 11 ribu.
"Syukur pelanggan kami mulai dari luar kota sampai warga sekitar, masih setia meluangkan waktu untuk makan, mulai sarapan pagi, makan siang hingga makan malam. Pelanggan yang sesudah makan, juga kadang membungkus sate untuk dibawah pulang," puji Dewi Sabtu (5/1/2012).
Dia menuturkan, pelanggan yang datang hingga antri-antri, biasanya terjadi pada hari libur, seperti Hari Minggu dan hari libur lainnya. Biasanya yang datang, mulai pagi hingga malam, ramai sekali.
"Tenaga kami yang berjumlah tiga orang, hampir kuwalahan. Namun syukur tidak sampai mengecewakan pelanggan, meski terjadi antri panjang," papar dia.
Dewi mengemukakan, dalam mempersiapkan makanan yang disajikannya, keluarganya harus menanak nasi, memasak kuah sop, memotongi daging sapi pertusuknya terdiri dari lima buah daging dan membuat bumbu sate kacang berambang, mulai sehabis sholat shubuh. "Warung ini kami kelolah bersama keluarga dan juga melibatkan saudara yang lainnya," pungkas Dewi.
0 comments:
Posting Komentar