TIM anggaran (Timgar) Pemkab
Sidoarjo dan Badan Anggaran
(Banggar) DPRD Sidoarjo, akhirnya
mencapai kata sepakat mengenai
besaran belanja modal yang dulunya
hanya 18,54 dari total RAPBD 2013.
Mengkritik anggaran dari pemkab
tidak sesuai Peraturan Presiden
(Perpres) nomor 5 tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2010-2014 bahwa
belanja modal setidaknya harus 29
persen, setelah dituruti kini belanja
modal justru diturunkan lagi.
Dalam rapat lanjutan kemarin
disepakati belanja modal tidak
dicantumkan langsung 29 persen.
Belanja ini akan dialokasikan
terpisah alias dicicil. Dalam APBD
2013 akan dicantumkan 24 persen,
sisanya yang 5 persen akan diajukan
lewat perubahan APBD m2013 atau
biasa disebut Perubahan Anggaran
Keuangan (PAK).
“Itu hitung-hitungan yang realistis,”
kata anggota Banggar I Wayan
Dendra. Rupanya kebingungan
mencari solusi kenaikan belanja
modal itu membuat belanja modal
harus diturunkan lagi. Dengan
belanja modal 29 persen, maka akan
terjadi pemotongan anggaran yang cukup banyak dan bisa
berpengaruh terhadap
pelayanan publik.
Anggota banggar lainnya,
Emir Firdaus dan HM Zainul
Lutfi mengamini penurunan
belanja modal ini. Emir
Firdaus mengelak penurunan
ini karena belanja modal tidak
bisa dipaksakan. “Kalau
dipaksakan tetap 29 persen,
banyak anggaran yang harus
dipangkas,” katanya.
HM Zainul Lutfi menilai saat ini
jumlah belanja modal disepakati
24 persen sangat logis, sedangkan
yang 5 persen dimasukkan lewat
PAK. “Yang penting dalam
setahun total belanja modal 29
persen,” katanya.
Jika langsung dipatok 29
persen, banyak anggaran
kegiatan yang terpotong.
“Akan banyak kegiatan yang
tidak jalan, seperti normalisasi
sungai yang Rp 9 miliar akan
menjadi Rp 4 miliar. Biaya
BBM angkutan sampah pun
hanya cukup empat bulan. Lha
sisanya diangkut pakai apa.
Bisa-bisa Sidoarjo ini banjir
sampah,” ungkap dia.
Dengan kesepatan ini,
Banggar dan Timgar masih
akan melanjutkan
pembahasan. Meski sudah ada
penurunan belanja modal tetap
akan ada pos anggaran yang
akan dipotong.
Sidoarjo dan Badan Anggaran
(Banggar) DPRD Sidoarjo, akhirnya
mencapai kata sepakat mengenai
besaran belanja modal yang dulunya
hanya 18,54 dari total RAPBD 2013.
Mengkritik anggaran dari pemkab
tidak sesuai Peraturan Presiden
(Perpres) nomor 5 tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2010-2014 bahwa
belanja modal setidaknya harus 29
persen, setelah dituruti kini belanja
modal justru diturunkan lagi.
Dalam rapat lanjutan kemarin
disepakati belanja modal tidak
dicantumkan langsung 29 persen.
Belanja ini akan dialokasikan
terpisah alias dicicil. Dalam APBD
2013 akan dicantumkan 24 persen,
sisanya yang 5 persen akan diajukan
lewat perubahan APBD m2013 atau
biasa disebut Perubahan Anggaran
Keuangan (PAK).
“Itu hitung-hitungan yang realistis,”
kata anggota Banggar I Wayan
Dendra. Rupanya kebingungan
mencari solusi kenaikan belanja
modal itu membuat belanja modal
harus diturunkan lagi. Dengan
belanja modal 29 persen, maka akan
terjadi pemotongan anggaran yang cukup banyak dan bisa
berpengaruh terhadap
pelayanan publik.
Anggota banggar lainnya,
Emir Firdaus dan HM Zainul
Lutfi mengamini penurunan
belanja modal ini. Emir
Firdaus mengelak penurunan
ini karena belanja modal tidak
bisa dipaksakan. “Kalau
dipaksakan tetap 29 persen,
banyak anggaran yang harus
dipangkas,” katanya.
HM Zainul Lutfi menilai saat ini
jumlah belanja modal disepakati
24 persen sangat logis, sedangkan
yang 5 persen dimasukkan lewat
PAK. “Yang penting dalam
setahun total belanja modal 29
persen,” katanya.
Jika langsung dipatok 29
persen, banyak anggaran
kegiatan yang terpotong.
“Akan banyak kegiatan yang
tidak jalan, seperti normalisasi
sungai yang Rp 9 miliar akan
menjadi Rp 4 miliar. Biaya
BBM angkutan sampah pun
hanya cukup empat bulan. Lha
sisanya diangkut pakai apa.
Bisa-bisa Sidoarjo ini banjir
sampah,” ungkap dia.
Dengan kesepatan ini,
Banggar dan Timgar masih
akan melanjutkan
pembahasan. Meski sudah ada
penurunan belanja modal tetap
akan ada pos anggaran yang
akan dipotong.
0 comments:
Posting Komentar