Berbagai even unik digelar untuk memperingati hari Kartini. Semua itu
diharapkan kita dapat meneladani apa yang penah dikerjakan Ibu Kita
Kartini. Termasuk anak-anak para korban Lumpur lapindo, mereka bersama
puluhan anak lainnya, Sabtu kemarin (21/4/12) memperingati hari itu di
area Lumpur Lapindo di titik 25 dekat pusat semburan lumpur. Dalam
aksinya, anak korban lumpur yang masuk peta terdampak itu, juga
mendoakan agar sisa pembayaran ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya
segera terealisasi.
Puluhan anak-anak laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia tersebut datang sambil membawa poster yang bertuliskan, 'Penderitaan yang dialami orang tua jangan diwariskan kepada anak bangsa', yang lain bertuliskan 'Dengan peringatan Hari Kartini kita tuntut ganti rugi sampai mati', ada juga yang berkata, 'Biarpun kami tertindas kami tetap semangat demi kemajuan bangsa'.
Anak-anak yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK) Dharma Wanita II Renojoyo, Porong, Sidoarjo, diajak gurunya mengelilingi bibir tanggul. Oleh gurunya diceritakan, bahwa di dalam lumpur Lapindo dahulu terdapat perkampungan warga. "Di bawah lumpur ini dulu adalah kampung nenek moyang kalian," ujar Siti Muqaidah salah satu guru TK Dharma Wanita Renojoyo.
Setelah berkeliling di bibir tanggul dekat titik 25, mereka menggelar doa agar apa yang diharapkan orang tuanya yakni sisa pembayaran ganti rugi segera dapat dibayar oleh PT Minarak Lapindo Jaya. Siswi TK asal Desa Renojoyo bernama Reza, dengan lugunya mengatakan, "Saya ke sini memperingatai Hari kartini, agar bapak cepet dibayar oleh Lapindo," jelasnya.
Puluhan anak-anak laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia tersebut datang sambil membawa poster yang bertuliskan, 'Penderitaan yang dialami orang tua jangan diwariskan kepada anak bangsa', yang lain bertuliskan 'Dengan peringatan Hari Kartini kita tuntut ganti rugi sampai mati', ada juga yang berkata, 'Biarpun kami tertindas kami tetap semangat demi kemajuan bangsa'.
Anak-anak yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK) Dharma Wanita II Renojoyo, Porong, Sidoarjo, diajak gurunya mengelilingi bibir tanggul. Oleh gurunya diceritakan, bahwa di dalam lumpur Lapindo dahulu terdapat perkampungan warga. "Di bawah lumpur ini dulu adalah kampung nenek moyang kalian," ujar Siti Muqaidah salah satu guru TK Dharma Wanita Renojoyo.
Setelah berkeliling di bibir tanggul dekat titik 25, mereka menggelar doa agar apa yang diharapkan orang tuanya yakni sisa pembayaran ganti rugi segera dapat dibayar oleh PT Minarak Lapindo Jaya. Siswi TK asal Desa Renojoyo bernama Reza, dengan lugunya mengatakan, "Saya ke sini memperingatai Hari kartini, agar bapak cepet dibayar oleh Lapindo," jelasnya.
0 comments:
Posting Komentar