Seorang siswa SMPN di Sidoarjo berinisial DS harus rela menjalani Ujian Nasional (UN) di Lapas Kelas IIA Sidoarjo. Pasalnya pemuda 16 tahun itu terjerat kasus pengeroyokan hingga menghilangkan nyawa seseorang yang sudah divonis bersalah selama 2,8 tahun oleh Pengadilan Negeri Sidoarjo.
Dari pantauan detiksurabaya.com, pemuda yang tinggal di Buduran, itu mengerjakan mata pelajaran Bahasa Indonesia di ruang rapat Lapas didampingi 2 guru pengawas, satu Wakasek dan satu polisi. Meski mengerjakan soal sendirian, DS terlihat tenang mengerjakan soal.
Menurut Kalapas Sidoarjo Kelas II A Abdul Hany, pihaknya sudah menyediakan tempat untuk DS, agar bisa mengerjakan soal UN serentak digelar hari ini, Senin (23/4/2012).
"DS selama di lapas diberi kesempatan untuk belajar dalam menghadapi Unas ini. Selain itu kita juga menyediakan perpustakaan," kata Abdul Hany kepada wartawan.
Hany menambahkan, DS terpidana kasus 170 dan atau 338, menjalani proses hukuman di Lapas 24 Maret 2012. Dalam vonisnya, terpidana juga bersama 4 teman lainnya. Namun yang lain tidak menjalankan UN karena ada yang masih kelas I SLTA dan lainnya.
"Anaknya sudah menjalani masa hukuman 1 bulan di Lapas Sidoarjo," tandasnya.
Kedua orang tua korban juga ikut mendampingi terpidana dalam UN ini. Namun keduanya duduk di depan ruang rapat. Keduanya juga enggan berkomentar soal anaknya menjalankan UN ini.
Sebelumnya, DS salah pelaku penggeroyokan bersama teman-temannya pada 21 Januari 2012 silam di kawasan Nambangan terhadap Anggar Pratama hingga meninggal dunia.
Mereka berhasil ditangkap Polres Sidoarjo pada 25 Januari, kemudian pengadilan Negeri sidoarjo memvonis pada 23 maret kemarin. Motif pengeroyokan itu dilatarbelakangi salah paham. Apalagi saat itu juga di bawah pengaruh minuman keras. Karena, sudah mabuk, kemudian DS bertanya kepada Anggar "kamu bonek apa arema" begitu dijawab "aku arema" korban lansung dipukuli beramai-ramai.
0 comments:
Posting Komentar