Diterimanya usulan Indonesia agar tempe memiliki
standar internasional menjadi angin segar bagi kalangan industri.
Mereka berkesempatan untuk menembus pasar ekspor ke sejumlah negara,
terutama yang memiliki kelompok vegetarian cukup banyak. Standardisasi
menjadi jaminan bagi konsumen akan kelayakan produk yang mereka
konsumsi.
Usulan Indonesia tersebut diterima oleh Codex, yakni
wadah bersama antara Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dengan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Usulan tersebut disampaikan pada
sidang ke-34 Codex di Geneva, Swiss, 4-9 Juli 2011. Sejak itu,
standardisasi internasional untuk tempe pun disiapkan. Indonesia
menjadi salah satu negara yang ditugasi sebagai tim penyusun
standardisasi. Sampai saat ini, standar internasional itu masih terus
digodok.
Badan Standardisasi Nasional, sebagai tim yang terlibat,
menyatakan, standar internasional dibuat secara bertahap. Pertama
untuk kawasan Asia Pasifik, setelah itu baru melebar ke kawasan Eropa,
Afrika, dan kawasan lainnya. Poin-poin penting dalam standar tempe
adalah mengenai kualitas, daya tahan, dan kandungan tempe.
Untuk
tataran lokal sebenarnya sudah ditetapkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) untuk tempe sejak Oktober 2009. Kode SNI-nya adalah SNI3144:2009.
Dalam standar tersebut, tempe kedelai didefinisikan sebagai produk
yang diperoleh dalam fermentasi biji kedelai dengan menggunakan kapang
Rhizopus sp, berbentuk padatan kompak, berwarna putih sedikit
keabu-abuan, dan berbau khas tempe.
Sayangnya, masih banyak
produksi tempe yang tidak memenuhi standar tersebut. Hanya tempe
berorientasi ekspor yang berusaha keras memenuhi standar tersebut.
Namun, standar tersebut belum tentu diterima semua negara sehingga
dibutuhkan standar internasional.
Tempe yang menjadi makanan khas
Indonesia juga dikonsumsi oleh masyarakat sejumlah negara, seperti
Australia, Jepang, Korea, India, dan Malaysia. Konsumennya sebagian
besar kaum vegetarian. Tren vegetarian terus bertambah setiap tahun. Di
India, misalnya, jumlah vegetarian diperkirakan mencapai 399 juta
orang, sementara di Amerika Serikat sekitar 20 juta orang.
0 comments:
Posting Komentar