Informasi Sidoarjo on http://www.infosda.com

Rabu, 30 Mei 2012

Industri Kerajinan Kulit Tanggulangin Sidoarjo Mulai Bangkit

AKIBAT semburan lumpur Lapindo di Porong, sentra industri kulit di Tanggulangin hampir mati. Banyak gerai yang tutup dan perajin berhenti berproduksi. Tapi, secara perlahan, kini mulai banyak konsumen yang kembali berbelanja di sana sehingga para pengusaha dan perajin kembali bergairah.
BANGKIT: Sentra industri tas dan koper Tanggulangin yang terkena dampak lumpur Lapindo kini mulai tumbuh lagi
Kini banyak gerai di sepanjang Jalan Kludan, Raya Tanggulangin, Sidoarjo, yang kembali ramai. Geraigerai itu memajang aneka tas, koper, hingga jaket kulit. Jika dibandingkan dengan kondisi sebelum ada semburan lumpur, saat ini jumlah toko di Tanggulangin belum menyamai jumlah toko sebelum luapan lumpur terjadi.
Jika dulu terdapat deretan toko di sepanjang jalan, kini masih banyak rumah dengan etalase kaca yang dibiarkan kosong melompong. Ada juga beberapa toko yang berubah menjadi konter handphone.
Ketua I Koperasi Intako Sihabudin menyatakan, tahun ini kondisi Tanggu langin pada umumnya sudah lebih baik jika dibandingkan dengan 2006 dan 2007. Kala itu, gara-gara luapan lumpur, akses ke Tang gulangin seakan terputus dari manamana. Kemacetan menjadi momok calon pengunjung.
Sebab, jalan ter sebut menjadi jalur alternatif bagi yang ingin menghindari kema cetan di Jalan Raya Porong. Belum lagi ada kesalahan persepsi bahwa sentra kerajinan Tanggulangin ikut tenggelam gara-gara semburan lumpur. Padahal, yang terbenam adalah Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS).
Yang tidak tahu menganggap bahwa industri tas Tanggulangin berada satu kawasan dengan perumahan tersebut. Padahal, jarak antara pusat semburan dan Tanggulangin sekitar 5 km.
”Saya masih ingat, omzet kami turun drastis. Hingga 70 persen. Jum lah tenaga kerja perajin di Intako juga berkurang. Banyak yang beralih menjadi pekerja pabrik dan banyak toko yang mengalihkan fungsinya,” cerita dia saat ditemui di showroom Intako. Namun, dua tahun terakhir, kawasan Tanggulangin mulai mengge liat.
Para perajin existing menam bah jumlah produksi sehingga kembali menarik tenaga kerja terampil. ”Sekarang jumlah pekerja di pengusaha dan perajin Intako sekitar 7.000 orang,” kata Sihabudin.
Tanggulangin bisa bertahan hingga kini bukan saja karena semangat pantang menyerah pengusaha mau pun perajinnya, namun juga di dorong keinginan untuk me lestarikan kebudayaan peninggalan ke luarga mereka.
Apalagi, keterampilan para perajin Tanggulangin sudah memiliki standar internasional yang tak perlu diragukan lagi kualitasnya.

0 comments:

Posting Komentar

Tukar Link Disini :

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Templates


Powered By Blogger
Informasi Sidoarjo 2012. Diberdayakan oleh Blogger.