Untuk memberdayakan dan meningkatkan kebutuhan ekonomi keluarga nelayan, khususnya ibu-ibu rumah tangga di daerah terpencil. Pemkab Sidoarjo memberikan pelatihan beberapa macam cara memasak ikan dan cabut duri bandeng.
Yang menjarik
justru dalam pelatihan cabut duri ikan bandeng. Ternyata mereka mengeluh
sangat merasa kesulitan, padahal sehari-harinya berkecimpung dengan
ikan, termasuk ikan bandeng.
Keluhan ibu-ibu disampaikan tatkala
Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPM PKB)
bersama Asisten II Sekretariat Pemkab Sidoarjo blusukan melakukan
pembinaan dan pelatihan masakan ikan dan dan cabut duri di dusun
terpencil, Dusun Kali Kajang dan Dusun Pucukkan Desa Gebang Kecamatan
Sidoarjo, Senin (4/6) kemarin.
Salah satu peserta Urobah, warga
Dusun Kali Kajang ini, merasa sangat senang dengan pelatihan yang
diberikan Pemkab Sidoarjo. Menurutnya, mencabut duri ikan bandeng itu
ternyata sangat sulit, njlimet, dan memerlukan kesabaran yang serius.
‘’Kalau tidak sabar bisa-bisa daging ikan hancur, tidak laku dijual,’’
tuturnya.
Kebiasaan saya setiap hari hanya nyisiki
(mengupas sisiknya). Kalau cabut duri harus mencari duri induk dulu
yang dicabut, setelah itu kita harus mencabut duri halusnya. ‘’Disitulah
yang sangat sulit dan memerlukan kesabaran. Ikan bandeng satu, bisa
memerlukan waktu 1/5 jam, tetapi kalau mahir seperti pembinanya, hanya
butuh waktu 5 sampai 7 menit saja,’’ keluh Urobah yang suaminya sebagai
nelayan.
Hal yang sama juga dirasakan
kesulitannya oleh Suhartatik, warga Dusun Pucukkan. Namun ada kesenangan
tersendiri, mendapat pelajaran baru. Padahal mereka setiap hari
berkecimpung menangani ikan, baik ikan laut maupun ikan bandeng, tetapi
tidak bisa melakukan cabut duri, katanya.
Betul-betul sulit, tetapi senang. Sebuah pengalaman yang menarik baginya.
‘’Harapan kami, pelatihan ini kalau bisa dilakukan lagi, agar kami betul-betul bisa. Kalau cuma satu kali, ya nanggung,’’ harap Suhartati yang suaminya juga nelayan sejak kecil.
Betul-betul sulit, tetapi senang. Sebuah pengalaman yang menarik baginya.
‘’Harapan kami, pelatihan ini kalau bisa dilakukan lagi, agar kami betul-betul bisa. Kalau cuma satu kali, ya nanggung,’’ harap Suhartati yang suaminya juga nelayan sejak kecil.
Sementara itu, Kepala BPM PKB Sidoarjo,
Dra Arsiyah MSi mengatakan kalau program ini untuk meningkatkan kualitas
ibu-ibu yang kurang mampu. Tujuannya agar mereka bisa membantu benban
suami untuk mencari tambahan rejeki.
Selain melakukan cabut duri, mereka juga
diberi pelatihan mengolah ikan, diantaranya membuat krispi, nugget,
rolade dan ikado. ‘’Harapan kami kalau mereka kreatif membuat pengolahan
ikan dan bisa dijual, tentu akan menambah pertumbuhan ekonomi mereka,’’
katanya.
Tak ketinggalan Asisten II Sekretariat
Pemkab Sidoarjo, Suyono SH juga mengatakan kepada ibu-ibu, walaupun di
daerah terpencil tetapi harus tetap semangat, berjuang untuk hidup, demi
meningkatkan ekonomi keluarga.
Kegiatan ini seperti ini tidak bisa
dilakukan dengan sembarangan, terprogram secara baik oleh Pemerintah
Sidoarjo. ‘’Makanya ibu-ibu yang bisa bergabung disini merupakan ibu-ibu
pilihan, tidak semuanya para ibu-ibu bisa mengikuti. Ini kesempatan
langka,’’ katanya.
0 comments:
Posting Komentar