Yang bandel, agresif, pendiam,
suka be rkelahi, pemalas, minderan, manja, pemalu, dikumpulkan.
Hasilnya, 45 murid sekecamatan Krian dan Prambon, kemarin (4/6), dikirim
ke Batu untuk ‘sekolah kepribadian’. Mereka dianggap mengalami
permasalahan sosial.
PROGRAM perbaikan diri ini dinamai
tetirah. Pesertanya adalah murid kelas IV, V dan VI sekolah dasar (SD).
25 di antaranya berasal dari SD Negeri Tambak Kemerakan, Krian, dan 20
sisanya dari SD Negeri Prambon 2, Prambon. Kemarin, Bupati Saiful Ilah
memberangkatkan mereka semua ke Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan
Sosial Petirahan Anak di Batu, Malang.
“Mereka akan mengikuti tetirah selama
sebulan,” jelas Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Sumarbowo, yang
mendampingi Saiful di Pendapa Delta Wibawa Pemkab Sidoarjo. Selama di
Batu, para murid tinggal di asrama, tanpa ditemani orang tua.
Peran orang tua digantikan oleh
kehadiran masing-masing satu guru pembimbing dari tiap sekolah. Murid
dijadwalkan mendapat pelajaran tambahan di kelas, mengikuti berbagai
kegiatan outbound yang dirancang khusus sesuai kebutuhan mereka, serta
menjalani konseling rutin dengan psikolog.
Mereka dibimbing agar memiliki semangat
belajar dan kemandirian, baik di rumah maupun sekolah. Sumarbowo
menekankan, permasalahan sosial yang dihadapi siswa, bisa membuat
prestasi belajar mereka menurun.
“Jadi, prestasi drop bukan karena
kemampuannya menyerap pelajaran yang lambat. Me- lainkan karena malas,
minder, suka menyendiri, kurang bertanggung jawab, doyan berkelahi dan
sejenisnya,” beber Sumarbowo.
Diharapkan, setelah sebulan tetirah,
murid-murid pulang membawa perubahan prilaku yang lebih baik. Misalnya,
lebih patuh pada orang tua dan berinisiatif mengerjakan PR tanpa harus
diingatkan lagi.
Para peserta terjaring berdasar data
Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo tentang murid, yang paling banyak
dikeluhkan guru dan wali murid. Sebagian besar peserta begitu ceria saat
hendak diberangkatkan. Mereka tidak tampak sedih harus sebulan hidup
mandiri, jauh dari orang tua. Sebaliknya, mereka mengaku justru senang
gumbul teman ramairamai sebulan penuh. Saiful berharap, kegiatan tetirah
bisa memberi suasana baru bagi siswa dalam belajar.
Titik beratnya bukan pada kecerdasan
ntelektual saja, melainkan pada aspek kecerdasan emosional dan
spiritual. Dia pun berpesan agar para peserta memanfaatkan program ini
sebaik-baiknya. Mereka juga harus mentaati aturan dan arahan-arahan
pembimbing.
“Nanti, kalau belajar di sana harus
sungguh-sungguh. Betulbetul belajar, jangan sampai di sana main-main,
lupa dengan pelajarannya,” pesan mantan wakil bupati dua periode ini.
Para orang tua peserta diminta ikhlas melepas putraputranya.
Tidak perlu mencemaskan mereka selama
mengikuti tetirah. Segala fasilitas, termasuk makan dan asrama,
ditanggung penuh pemerintah.
0 comments:
Posting Komentar