Selepas subuh di bulan Ramadan ini, bekas jalan tol Gempol lama ramai
didatangi warga. Ribuan warga memadati jalan yang sudah tak digunakan
itu mulai dari titik 41 hingga ke exit tol lama Gempol atau kurang lebih
sepanjang 2,5 km.
Dari pantauan detiksurabaya.com, Minggu (22/7/2012), warga yang kebanyakan muda mudi mulai berdatangan sejak pukul 05.00 WIB. Tidak hanya warga Porong, warga dari daerah lain bahkan kota lain seperti Waru, Sidoarjo kota, Bangil dan Pandaan juga berbondong-bondong datang.
Muda mudi yang datang kebanyakan mengendarai motor. Mereka datang secara simultan atau tidak berbarengan dalam satu kelompok besar mulai dari puluhan hingga ratusan orang. Sayangnya mereka datang dengan tidak mengindahkan aturan lalu lintas seperti berboncengan tiga dan tidak mengenakan helm.
Setelah berada di lokasi, tiap-tiap kelompok berusaha memamerkan kelebihan kelompok masing-masing. Mereka menggeber motor dengan suara keras hingga memekakkan telinga. Ada juga yang memamerkan kebolehannya mengendarai motor sambil berdiri dengan melepas tangan.
Sayangnya lagi, kelompok-kelompok bermotor itu seakan-akan mengotori bulan suci Ramadan. Dari pengamatan, mereka malah terlihat merokok. Beberapa bahkan ada yang membawa minuman keras dalam botol. Itu belum ditambah lagi adanya tawuran yang sempat terjadi saat salah satu kelompok bersenggolan dengan kelompok lain. Untunglah tawuran itu langsung dicegah oleh petugas Polsek Jabon yang berjaga di lokasi.
"Di sini kami hanya memantau. Biasanya kalau sudah beranjak siang, kelompok-kelompok bermotor ini akan membubarkan diri dengan sendirinya," ujar kapolsek Jabon, AKP SUnarjo.
Mengenai kenakalan remaja tersebut yang berujung kepada tawuran, Sunarjo mengatakan bahwa minggu depan pihaknya akan mengintensifkan penjagaan denghan menambah anggota yang berjaga.
"Keramaian seperti ini hanya terjadi pada hari minggu saja," tandas Sunarjo.
Dari pantauan detiksurabaya.com, Minggu (22/7/2012), warga yang kebanyakan muda mudi mulai berdatangan sejak pukul 05.00 WIB. Tidak hanya warga Porong, warga dari daerah lain bahkan kota lain seperti Waru, Sidoarjo kota, Bangil dan Pandaan juga berbondong-bondong datang.
Muda mudi yang datang kebanyakan mengendarai motor. Mereka datang secara simultan atau tidak berbarengan dalam satu kelompok besar mulai dari puluhan hingga ratusan orang. Sayangnya mereka datang dengan tidak mengindahkan aturan lalu lintas seperti berboncengan tiga dan tidak mengenakan helm.
Setelah berada di lokasi, tiap-tiap kelompok berusaha memamerkan kelebihan kelompok masing-masing. Mereka menggeber motor dengan suara keras hingga memekakkan telinga. Ada juga yang memamerkan kebolehannya mengendarai motor sambil berdiri dengan melepas tangan.
Sayangnya lagi, kelompok-kelompok bermotor itu seakan-akan mengotori bulan suci Ramadan. Dari pengamatan, mereka malah terlihat merokok. Beberapa bahkan ada yang membawa minuman keras dalam botol. Itu belum ditambah lagi adanya tawuran yang sempat terjadi saat salah satu kelompok bersenggolan dengan kelompok lain. Untunglah tawuran itu langsung dicegah oleh petugas Polsek Jabon yang berjaga di lokasi.
"Di sini kami hanya memantau. Biasanya kalau sudah beranjak siang, kelompok-kelompok bermotor ini akan membubarkan diri dengan sendirinya," ujar kapolsek Jabon, AKP SUnarjo.
Mengenai kenakalan remaja tersebut yang berujung kepada tawuran, Sunarjo mengatakan bahwa minggu depan pihaknya akan mengintensifkan penjagaan denghan menambah anggota yang berjaga.
"Keramaian seperti ini hanya terjadi pada hari minggu saja," tandas Sunarjo.
0 comments:
Posting Komentar