Keluhan puluhan pasien gagal ginjal (Hemodialisa/HD)
yang tidak bisa mendapatkan penanganan cuci darah di rumah sakit daerah
Sidoarjo, akhirnya bisa merasa lega. Pasalnya, Bupati Sidoarjo, Saiful
Ilah meminta agar pihak RSUD Sidoarjo tetap memberikan pelayanan pada
warga miskin yang membutuhkan pelayanan cuci darah tersebut.
“Saya sudah minta kepada pihak rumah sakit untuk kembali melayani warga yang memerlukan penanganan cuci darah ini. Itu sudah saya tegaskan pada mereka agar pasien tak mampu cuci darah bisa diatasi,” terang Saiful Ilah, Kamis (19/7).
“Saya sudah minta kepada pihak rumah sakit untuk kembali melayani warga yang memerlukan penanganan cuci darah ini. Itu sudah saya tegaskan pada mereka agar pasien tak mampu cuci darah bisa diatasi,” terang Saiful Ilah, Kamis (19/7).
Sebagaimana diketahui,
akibat tidak masuk dalam database validasi SKTM sejak 1 Juli 2012
banyak pasien tak mampu dan harus menjalani cuci darah tidak terlayani.
Mereka pun sempat mengadu dan memprotes ke Komisi D, DPRD Sidoarjo.
Pengaduan dan protes mereka mendapat perhatian khusus Bupati Sidoarjo H.Saiful Ilah SH.MHum. Sebab, Saiful Ilah secara tegas memerintahkan kepada direktur rumah sakit Sidoarjo untuk kembali melayani pasien HD pengguna SKTM, meski namanya tak tercantum di database terbaru.
Pengaduan dan protes mereka mendapat perhatian khusus Bupati Sidoarjo H.Saiful Ilah SH.MHum. Sebab, Saiful Ilah secara tegas memerintahkan kepada direktur rumah sakit Sidoarjo untuk kembali melayani pasien HD pengguna SKTM, meski namanya tak tercantum di database terbaru.
Masih
menurut bupati, soal layak tidaknya mereka mendapat layanan itu, nanti
akan diuji melalui verifikasi yang tengah dilakukan Pemkab. ‘’Mereka
harus tetap dilayani, soal layak tidaknya mendapatkan SKTM kita lakukan
verifikasi lagi sambil jalan,” tegas Saiful Ilah didampingi Wabup
Sidoarjo HMG Hadi Sutjipto.
Ditempat terpisah Direktur RSD Sidoarjo, dr H Eddy Koestantono Moehadji mengatakan sudah membolehkan pasien SKTM untuk mencuci darah. “Sebelumnya, mereka memang tidak terlayani untuk cuci darah karena namanya tidak ada di database. Tapi sekarang sudah kami buka lagi,” terangnya.
Ditempat terpisah Direktur RSD Sidoarjo, dr H Eddy Koestantono Moehadji mengatakan sudah membolehkan pasien SKTM untuk mencuci darah. “Sebelumnya, mereka memang tidak terlayani untuk cuci darah karena namanya tidak ada di database. Tapi sekarang sudah kami buka lagi,” terangnya.
Lontaran Direktur RSD Sidoarjo ini, sejalan dengan Ahmad Habibul Muiz anggota komisi D DPRD Sidoarjo.
Menurutnya, sesuai dengan hasil rapat kordinasi antara komisi D DPRD Sidoarjo, Sekretaris daerah, Dirut RSD Sidoarjo, Kepala Dinas Kesehatan dan BPMPKB, disepakati bahwa pasien cuci darah yang tidak masuk dalam database, dapat melanjutkan kontrol dan pengobatannya kembali ke RSD Sidoarjo.
“Semua persoalan ini akibat data base per 1 Juli 2012 kemarin, yang mana sebagian pasien HD itu tidak masuk dalam database SKTM. Akibatnya pihak rumah sakit tidak bisa melayaninya,” ungkaop Habib.
Selain itu, Pemkab juga berjanji akan melakukan pendataan internal untuk validasi angka kemiskinan, sebagai pertimbangan untuk menentukan anggaran yang ada.
Menurutnya, sesuai dengan hasil rapat kordinasi antara komisi D DPRD Sidoarjo, Sekretaris daerah, Dirut RSD Sidoarjo, Kepala Dinas Kesehatan dan BPMPKB, disepakati bahwa pasien cuci darah yang tidak masuk dalam database, dapat melanjutkan kontrol dan pengobatannya kembali ke RSD Sidoarjo.
“Semua persoalan ini akibat data base per 1 Juli 2012 kemarin, yang mana sebagian pasien HD itu tidak masuk dalam database SKTM. Akibatnya pihak rumah sakit tidak bisa melayaninya,” ungkaop Habib.
Selain itu, Pemkab juga berjanji akan melakukan pendataan internal untuk validasi angka kemiskinan, sebagai pertimbangan untuk menentukan anggaran yang ada.
“Nantinya kita harapkan kuota anggaran akan tepat sasaran,” tutup Habibul.
Seperti diketahui, akibat tidak mendapatkan layanan cuci darah, puluhan pasien yang tergabung dalam forum komunikasi keluarga Hemodialisa, Rabu (18/7/2012) mendatangi gedung DPRD Sidoarjo untuk mengadukan nasib.
Dengan membawa poster tuntutan bahkan beberpa diantaranya masih menggunakan kursi roda, pasien cuci darah ini meminta dewan khususnya komisi D DPRD Sidoarjo, untuk bisa memberikan jalan keluar persoalan mereka.
“Penderita Hemodialisa sudah susah dengan keharusan untuk cuci darah, kenapa malah dipersulit untuk mendapatkan SKTM,” tutur Imam Fatoni kordinator forum.
Dipersulitnya
mendapatkan SKTM ini lanjut Fatoni, karena nama-nama pasien yang
tergabung dalam forum komunikasi keluarga Hemodialisa ini tidak
tercantum dalam database penerima SKTM. Akibatnya, saat mengajukan
permohonan SKTM baru, mereka tidak bisa masuk ke database yang ada.Seperti diketahui, akibat tidak mendapatkan layanan cuci darah, puluhan pasien yang tergabung dalam forum komunikasi keluarga Hemodialisa, Rabu (18/7/2012) mendatangi gedung DPRD Sidoarjo untuk mengadukan nasib.
Dengan membawa poster tuntutan bahkan beberpa diantaranya masih menggunakan kursi roda, pasien cuci darah ini meminta dewan khususnya komisi D DPRD Sidoarjo, untuk bisa memberikan jalan keluar persoalan mereka.
“Penderita Hemodialisa sudah susah dengan keharusan untuk cuci darah, kenapa malah dipersulit untuk mendapatkan SKTM,” tutur Imam Fatoni kordinator forum.
0 comments:
Posting Komentar