Meskipun terus berkutat dengan persoalan
lumpur, namun Kabupaten Sidoarjo tetap mampu menjaga stabiilisasi
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA).
Dan hasilnya, Sidoarjo bersama Pemkot
Malang, menerima bantuan pendampingan berupa workshop dari pemerintah
pusat yang bekerjasama dengan United State Agency for International and
Development (USAID).
Bantuan teknis untuk Provinsi Jawa Timur
diberikan ke Kota Malang dan Kabupaten Sidoarjo ini, diungkapkan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, dr. Ika Harnasti, pada laporan
kegiatan Workshop Penilaian Kapasitas Pelayanan Kegawatdaruratan Ibu
Hamil dan Bayi Baru Lahir Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.
“Sidoarjo terpilih sebagai penerima
bantuan bukan karena Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayinya
tertinggi se-Jawa Timur, akan tetapi karena mempunyai sumber daya
kesehatan yang cukup besar untuk mendukung program ini. Hal ini terbukti
meski di Sidoarjo pernah terjadi bencana lumpur, tetapi dapat menjaga
kestabilan kualitas pelayanan kesehatan Ibu Hamil dan Bayi Baru Lahir”
terang dr Ika.
Kegiatan workshop yang diadakan 5 – 14
Juli 2012 tersebut, merupakan langkah awal Tim Expanding Maternal and
Neonatal Survival (EMAS) Pusat dan Tim Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan
(LKBK) Jakarta dalam melakukan pendampingan di Kabupaten Sidoarjo.
Dalam program yang akan berakhir pada
tahun 2016 ini, Tim EMAS dan LKBK telah membentuk jaringan yang terdiri
dari 3 Rumah Sakit dan 8 Puskesmas di Kabupaten Sidoarjo bagian Utara.
Yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Sidoarjo, RS Siti Khodijah Sepanjang, RS Anwar Medika, Puskesmas Taman,
Puskesmas Sukodono, Puskesmas Krian, Puskesmas Wonoayu, Puskesmas
Balongbendo, Puskesmas Tarik, Puskesmas Waru, dan Puskesmas Sedati untuk
menjalankan sejumlah kegiatan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas
penanganan kegawatdaruratan ibu hamil dan bayi baru lahir.
“Saya harap program ini tetap
berkesinambungan dan dijamin keberlangsungannya meskipun nanti telah
berakhir , karena setelahnya Kabupaten Sidoarjo diharapkan mampu menjadi
mentor untuk daerah-daerah lainnya” ujar dr Ika lagi.
0 comments:
Posting Komentar