KONDISI terminal Porong baru di Desa Juwet Kenongo kini sepi.
Para sopir angkutan kota dan desa enggan masuk ke terminal yang berlokasi persis di depan Pasar Porong Baru.
Padahal, awal pembangunan terminal 
Porong pada 2005 silam itu dilakukan dengan harapan, kendaraan angkutan 
umum bisa menempati terminal tersebut.
Bahkan, terminal lama di depan Pasar 
Porong lama juga sudah tidak difungsikan. Beberapa kali pihak Dinas 
Perhubungan Kabupaten Sidoarjo melakukan razia terminal bayangan yang 
ada di dekat Jl Raya Porong, termasuk dekat akses masuk terminal.
Namun, setelah penertiban, terminal 
bayangan tetap menjamur. Kepala Dinas Perhubungan Sidoarjo M Husni 
Thamrin mengatakan beberapa kiat akan diterapkan agar terminal itu bisa 
difungsikan sebagaimana mestinya. Salah satunya rencana untuk melakukan 
rekayasa lalin (lalu lintas).
“Kita akan membicarakan ini dengan pihak
 Satlantas Polres Sidoarjo,” ujar Husni. Rekayasa lalin perlu dilakukan 
agar kendaraan penumpang umum bisa masuk terminal. Selain itu, rekayasa 
lalin perlu dilakukan mengingat saat ini ada jalur baru yaitu arteri 
Raya  Porong.
Kini hanya beberapa kendaraan umum yang masuk ke terminal. Itu pun hanya satu jurusan yaitu Malang-Surabaya.
Padahal, seridaknya da 24 jurusan yang 
harus mampir di sana. Awalnya,  para pengemudi kendaraan umum enggan 
masuk ke terminal dengan alasan menunggu relokasi Pasar Porong.
Namun, saat Pasar Porong lama sudah 
dipindah, mereka juga enggan ke sana dengan alasan sepi penumpang. Kini 
terminal pun beralih fungsi. Puluhan PKL berjualan di tempat yang 
harusnya dijadikan jalur kendaraan umum.
”Saya hanya ikut saja jualan di sini karena banyak rekan pedagang lain yang jualan,” dalih Solikin, salah satu pedagang.











0 comments:
Posting Komentar