Rumah Wakil Bupati (Wabup) Hadi Sutjipto
ramai benar kemarin siang. Padahal, sang tuan rumah masih mengikuti
halalbihalal dengan para pegawai negeri sipil (PNS) di Pendapa Delta
Wibawa.
Mereka ternyata adalah ratusan warga
kampung Gajah Magersari yang menunggu sejak pagi. Ada pula tamu unik
pemain siter bernama Sutrisno dari Wonoayu. Para tamu itu menikmati
berbagai menu katering yang sudah disiapkan hingga puas.
Begitu lelaki yang akrab disapa Pak Tjip
tersebut muncul, mereka langsung berebut jabat tangan, lalu pamit.
Namun, tak lama kemudian, berdatangan tamu-tamu lain.
Mereka adalah para PNS dari berbagai
wilayah dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Antara lain, PNS dinas
pasar, kantor perpustakaan, dinas infokom (dulu), Kecamatan Candi, dan
dinas pendidikan.nKehadiran mereka lebih mirip reuni sesama bekas teman
kerja yang kini sudah pindah tugas dan kangen bertemu lagi.
”Rata-rata kami dulu pernah dipimpin Pak
Tjip,” kata salah seorang tamu kepada Jawa Pos. Ada pula yang pernah
bekerja di bawah pimpinan istri Pak Tjip, yaitu Nanik Hadi Sutjipto.
Ternyata, halalbihalal seperti itu
berlangsung sejak 1980-an, sejak Pak Tjip masih jadi Kasubbag protokol.
Menurut Pak Tjip, tidak pernah ada undangan untuk tamu-tamu yang ingin
berkumpul di rumahnya.
Mereka berdatangan begitu saja. Beberapa
tamu mengaku sengaja gantian berseliweran di depan rumah tersebut mulai
pagi. Setelah yang ditunggu-tunggu datang, sebagian segera memberi tahu
warga lain agar cepatcepat menyusul.
Mereka pamit sesudah berjabat tangan dan
menikmati hidangan makanan. Dari tahun ke tahun, mereka selalu kumpul
pada hari pertama kerja. Tanpa diundang, tamu-tamu pasti datang.
”Saya tidak pernah mengundang. Mereka
tahu bahwa pada hari pertama masuk kerja pasti ada halalbihalal di
sini,” ucap Pak Tjip. Karena itu, silaturahmi itu tidak disebut open
house, melainkan halalbihalal yang lebih mirip acara reuni.
Karena Pak Tjip berpindah-pindah tugas,
jumlah bekas anak buahnya pun semakin banyak. Mereka sengaja datang
karena berharap sekaligus bisa reuni. ”Banyak dari mereka yang pindah
tugas. Namun karena halalbihalal kali ini mereka jadi bertemu lagi,”
tambah Pak Tjip.
Karena banyaknya tamu, parkiran rumah
Pak Tjip pun tidak cukup menampung kendaraan. Jalan Gajah Magersari yang
tergolong sempit juga tidak mungkin jadi tempat parkir banyak
kendaraan.
Untunglah para tetangga bersedia
meminjamkan halaman rumahnya untuk menampung kendaraan tamu-tamu
halalbihalal tersebut. Soalnya, banyak tamu yang datang dan pulang
berbarengan.
Bahkan, sebagian tamu mengaku kadangkala
sengaja tidak melakukan halalbihalal sendirisendiri lebih dulu. ”Nggak
urung nanti di rumah Pak Cip pasti ketemu,” ujar salah seorang tamu dari
Candi.
Di antara para tamu itu, ada Sutrisno,
pengamen alat musik siter dari Wonoayu. Lantunan suara alat musik petik
Sutrisno itu menjadi hiburan gratis bagi tamu-tamu.
Pak Tjip pun duduk di lantai untuk
menemani tamu-tamunya menyantap hidangan dan mendengarkan suara
Sutrisno. Mereka tampak dekat dan akrab.
0 comments:
Posting Komentar