Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
(Dispendukcapil) Sidoarjo siap mengantisipasi arus balik. Serbuan
pendatang baru ke Sidoarjo bakal menjadi masalah jika tidak diantisipasi
sejak awal.
Sidoarjopunya daya tarik bagi pendatang
karena biaya hidup yang relatif lebih rendah daripada Surabaya. Kepala
Dispendukcapil Medi Yulianto menyatakan, Sidoarjo mempunyai semacam
magnet untuk menarik orang dari daerah lain untuk mengadu nasib.Daya
tarik itu, antara lain, banyaknya industri.
’’Mereka berangga pan, kesempatan
mendapat pekerjaan semakin terbuka lebar,’’ ujarnya. Faktor lain adalah
biaya hidup yang relatif murah jika dibanding Surabaya.
Dia membandingkan harga perumahan di
Sidoarjo dengan Surabaya. Para pendatang mungkin bekerja di Surabaya,
tapi membeli rumah di Sidoarjo. Jika dihitung, perbandingan orang yang
datang ke Sidoarjo dan yang keluar adalah 2,5 : 1.
Dispendukcapil segera melakukan operasi
yustisi, tepatnya pada 14 September. Operasi tersebut selalu dilakukan
setiap awal dan akhir tahun. Tahun ini, operasi yustisi dilakukan dua
kali pada Januari, tepatnya saat tahun baru.
Pada akhir tahun, operasi dilakukan
untuk menanggulangi membeludaknya pendatang tak bersurat. Menurut Medi,
dispendukcapil tidak bisa menghalangi orang datang ke Sidoarjo karena
merupakan hak setiap orang.
Operasi yustisi juga tidak bertujuan
membatasi orang masuk ke Sidoarjo, tapi menertibkan administrasi
penduduk. ’’Jika mereka bisa menunjukkan surat-surat lengkap seperti
KTP, surat pindah, akta nikah, dan kartu keluarga (KK), silakan saja
datang ke Sidoarjo,’’ ujarnya.
Anggota Komisi A (hukum dan
pemerintahan) DPRD Sidoarjo Adhi Samsetyo menyatakan, sulit menekan
orang yang datang ke Sidoarjo. Dia mendukung langkah dispendukcapil
untuk melakukan operasi yustisi.
Tidak menjadi masalah jika yang datang
bukan penganggur. Adhi menekankan perlunya tertib administrasi. ’’Kalau
yang tidak membawa surat-surat lengkap, lebih baik dipulangkan,’’
tegasnya.
0 comments:
Posting Komentar