Duduk seharian di depan TV memang menyenangkan, apalagi sambil menonton
film kesukaan. Meski bagus untuk meredakan stres, kebiasaan ini tidak
boleh jadi kebiasaan karena lama-lama bisa merusak ginjal kalau tidak
diimbangi olahraga.
Para peneliti di Inggris baru-baru ini membuktikan bahwa lamanya waktu yang dihabiskan untuk duduk berhubungan erat dengan risiko kerusakan ginjal yang sifatnya kronis. Makin sering duduk dan jarang bergerak, makin tinggi risiko mengalami sakit ginjal.
Dalam penelitian ini, Thomas Yates dari University of Leicester melibatkan tak kurang dari 5.650 orang dewasa di Inggris. Para partisipan dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan lamanya duduk dalam sehari, yakni risiko tinggi (8 - 24 jam), sedang (3,2 - 7,8 jam) dan rendah (0 - 3 jam).
Saat dibandingkan dengan risiko kerusakan ginjalnya, Yates mengungkap bahwa kelompok dengan risiko sedang memiliki risiko kerusakan ginjal 30 persen lebih dibanding kelompok risiko tinggi. Kelompok risiko sedang, risiko kerusakan ginjalnya 20 persen lebih rendah dari kelompok risiko tinggi.
Data ini menunjukkan bahwa makin lama waktu yang dihabiskan seseorang untuk duduk, makin besar pula risiko kerusakan ginjal yang dihadapi. Namun dalam penelitian ini, pengaruhnya lebih teramati pada partisipan perempuan dibanding partisipan laki-laki.
Celakanya lagi, olahraga hanya bisa mengurangi dan tidak benar-benar menghilangkan risiko kerusakan ginjal kalau tidak dilakukan rutin. Malahan pada perempuan, seperti dikutip dari NBC News, Minggu (30/9/2012), olahraga bahkan tidak menutupi efek dari terlalu banyak duduk.
Belum diketahui pasti bagaimana keduanya bisa saling mempengaruhi, namun sejak dahulu terlalu banyak duduk memang dianggap tidak sehat. Bukan hanya merusak ginjal, tetapi juga meningkatkan risiko kegemukan, diabetes mellitus tipe 2 serta gangguan jantung dan pembuluh darah.
Para peneliti di Inggris baru-baru ini membuktikan bahwa lamanya waktu yang dihabiskan untuk duduk berhubungan erat dengan risiko kerusakan ginjal yang sifatnya kronis. Makin sering duduk dan jarang bergerak, makin tinggi risiko mengalami sakit ginjal.
Dalam penelitian ini, Thomas Yates dari University of Leicester melibatkan tak kurang dari 5.650 orang dewasa di Inggris. Para partisipan dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan lamanya duduk dalam sehari, yakni risiko tinggi (8 - 24 jam), sedang (3,2 - 7,8 jam) dan rendah (0 - 3 jam).
Saat dibandingkan dengan risiko kerusakan ginjalnya, Yates mengungkap bahwa kelompok dengan risiko sedang memiliki risiko kerusakan ginjal 30 persen lebih dibanding kelompok risiko tinggi. Kelompok risiko sedang, risiko kerusakan ginjalnya 20 persen lebih rendah dari kelompok risiko tinggi.
Data ini menunjukkan bahwa makin lama waktu yang dihabiskan seseorang untuk duduk, makin besar pula risiko kerusakan ginjal yang dihadapi. Namun dalam penelitian ini, pengaruhnya lebih teramati pada partisipan perempuan dibanding partisipan laki-laki.
Celakanya lagi, olahraga hanya bisa mengurangi dan tidak benar-benar menghilangkan risiko kerusakan ginjal kalau tidak dilakukan rutin. Malahan pada perempuan, seperti dikutip dari NBC News, Minggu (30/9/2012), olahraga bahkan tidak menutupi efek dari terlalu banyak duduk.
Belum diketahui pasti bagaimana keduanya bisa saling mempengaruhi, namun sejak dahulu terlalu banyak duduk memang dianggap tidak sehat. Bukan hanya merusak ginjal, tetapi juga meningkatkan risiko kegemukan, diabetes mellitus tipe 2 serta gangguan jantung dan pembuluh darah.
0 comments:
Posting Komentar