Kedengarannya aneh memang, tetapi sebuah penelitian menemukan bahwa
risiko diabetes pada remaja dapat ditekan dengan menggetarkan tubuh. Tak
hanya itu, menggetarkan tubuh juga dapat mengurangi peradangan,
menurunkan kadar glukosa darah dan menghalau gangguan sering buang air
kecil.
Penelitian ini dilakukan pada tikus muda yang telah dimodifikasi reseptor leptin atau hormon rasa kenyangnya. Akibatnya tikus akan makan berlebihan sampai muncul gejala prediabetes atau menjelang diabetes. Ketika digetarkan tubuhnya selama 20 menit setiap hari selama 8 minggu, gangguan yang muncul akibat prediabetes bisa dipulihkan.
"Pada tikus normal, melakukan getaran selama 4 hari akan meningkatkan kemampuan tubuh mengatur lonjakan glukosa setelah makan makanan berkalori tinggi. Jika makan 0,5 kg gula, glukosa darah akan naik. Pada penderita prediabetes, kenaikan yang terjadi membutuhkan waktu lebih lama agar dapat turun," kata peneliti, Dr Jack C. Yu, dari Georgia Health Sciences University seperti dilansir Science Blog.
Yang menarik, getaran ini tidak akan menghasilkan efek yang sama pada tikus tua dan tikus normal yang sehat. Dalam acara Third World Congress of Plastic Surgeons of Chinese Descent, Yu menjelaskan bahwa mengguncang tulang akan lebih efektif dibandingkan mengguncangkan otot. Cara ini dianggap efisien menipu tulang agar mengira tubuh sedang berolahraga.
"Ini juga salah satu cara untuk menghadapi kenyataan bahwa banyak orang tidak berolahraga secara teratur," imbuh Yu.
Sayangnya, Yu yang seorang ahli bedah ini belum dapat menjelaskan bagaimana persisnya getaran tubuh dapat menghasilkan efek positif. Ia menduga ada kaitannya dengan dampak gerakan terhadap kesehatan tulang. Getaran akan meniru gerakan yang dialami tulang saat berolahraga.
Gerakan ini memicu produksi osteocalcin, protein yang penting dalam pembentukan tulang yang juga memberi sinyal kepada pankreas untuk bersiap untuk memproses makanan. Pankreas sendiri sangat berperan penting dalam menghasilkan hormon insulin, pengurai glukosa darah.
Setelah melihat efek getaran yang dihasilkan pada darah tikus, peneliti juga menemukan adanya peningkatan sistem kekebalan tubuh dan peningkatan fungsi ginjal. Getaran juga secara signifikan mengurangi gejala diabetes tikus seperti sering buang air kecil dan urine yang encer.
Mete Juga Membantu
Selain kegiatan fisik, berbagai jenis kacang-kacangan ternyata dapat menjadi pengendali kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes. Para peneliti di Kanada sangat menganjurkan penderita diabetes tipe 2 untuk menambahkan kacang-kacangan ini sebagai menu diet mereka.
Selain mengendalikan diabetes, makanan kaya serat dan protein ini juga akan menyehatkan jantung, karena indeks glisemik-nya yang rendah. "Kacang-kacangan, yang selalu kita pikir baik untuk jantung ternyata juga bekerja untuk kadar gula darah pada penderita diabetes. Tidak hanya kontrol glukosa mereka yang menjadi lebih baik, tapi konsumsi kacang ini juga memberikan kejutan bagi kami, karena juga memberikan efek signifikan pada tekanan darah," Dr. David Jenkins, peneliti dari Canada Research Chair in Nutrition and Metabolism, University of Toronto.
Jenis kacang-kacangan yang dimaksud adalah buncis, kedelai, mete, almond, walnut, dan yang lainnya. "Bagi orang-orang dengan diabetes tipe 2, kacang sebagai menu diet adalah tambahan yang bagus. Tidak hanya kacang-kacangan yang memiliki indeks glikemik yang relatif rendah, tapi juga kacang yang banyak mengandung antioksidan dan mineral," Jenkins menerangkan.
Penelitian ini dilakukan pada tikus muda yang telah dimodifikasi reseptor leptin atau hormon rasa kenyangnya. Akibatnya tikus akan makan berlebihan sampai muncul gejala prediabetes atau menjelang diabetes. Ketika digetarkan tubuhnya selama 20 menit setiap hari selama 8 minggu, gangguan yang muncul akibat prediabetes bisa dipulihkan.
"Pada tikus normal, melakukan getaran selama 4 hari akan meningkatkan kemampuan tubuh mengatur lonjakan glukosa setelah makan makanan berkalori tinggi. Jika makan 0,5 kg gula, glukosa darah akan naik. Pada penderita prediabetes, kenaikan yang terjadi membutuhkan waktu lebih lama agar dapat turun," kata peneliti, Dr Jack C. Yu, dari Georgia Health Sciences University seperti dilansir Science Blog.
Yang menarik, getaran ini tidak akan menghasilkan efek yang sama pada tikus tua dan tikus normal yang sehat. Dalam acara Third World Congress of Plastic Surgeons of Chinese Descent, Yu menjelaskan bahwa mengguncang tulang akan lebih efektif dibandingkan mengguncangkan otot. Cara ini dianggap efisien menipu tulang agar mengira tubuh sedang berolahraga.
"Ini juga salah satu cara untuk menghadapi kenyataan bahwa banyak orang tidak berolahraga secara teratur," imbuh Yu.
Sayangnya, Yu yang seorang ahli bedah ini belum dapat menjelaskan bagaimana persisnya getaran tubuh dapat menghasilkan efek positif. Ia menduga ada kaitannya dengan dampak gerakan terhadap kesehatan tulang. Getaran akan meniru gerakan yang dialami tulang saat berolahraga.
Gerakan ini memicu produksi osteocalcin, protein yang penting dalam pembentukan tulang yang juga memberi sinyal kepada pankreas untuk bersiap untuk memproses makanan. Pankreas sendiri sangat berperan penting dalam menghasilkan hormon insulin, pengurai glukosa darah.
Setelah melihat efek getaran yang dihasilkan pada darah tikus, peneliti juga menemukan adanya peningkatan sistem kekebalan tubuh dan peningkatan fungsi ginjal. Getaran juga secara signifikan mengurangi gejala diabetes tikus seperti sering buang air kecil dan urine yang encer.
Mete Juga Membantu
Selain kegiatan fisik, berbagai jenis kacang-kacangan ternyata dapat menjadi pengendali kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes. Para peneliti di Kanada sangat menganjurkan penderita diabetes tipe 2 untuk menambahkan kacang-kacangan ini sebagai menu diet mereka.
Selain mengendalikan diabetes, makanan kaya serat dan protein ini juga akan menyehatkan jantung, karena indeks glisemik-nya yang rendah. "Kacang-kacangan, yang selalu kita pikir baik untuk jantung ternyata juga bekerja untuk kadar gula darah pada penderita diabetes. Tidak hanya kontrol glukosa mereka yang menjadi lebih baik, tapi konsumsi kacang ini juga memberikan kejutan bagi kami, karena juga memberikan efek signifikan pada tekanan darah," Dr. David Jenkins, peneliti dari Canada Research Chair in Nutrition and Metabolism, University of Toronto.
Jenis kacang-kacangan yang dimaksud adalah buncis, kedelai, mete, almond, walnut, dan yang lainnya. "Bagi orang-orang dengan diabetes tipe 2, kacang sebagai menu diet adalah tambahan yang bagus. Tidak hanya kacang-kacangan yang memiliki indeks glikemik yang relatif rendah, tapi juga kacang yang banyak mengandung antioksidan dan mineral," Jenkins menerangkan.
0 comments:
Posting Komentar