MENGAKU tergiur kehidupan glamor, Andi Dwi
Afrianto (34) memaksakan diri untuk gonta-ganti
mobil. Berlagak bossy meski aslinya tak punya
pekerjaan untuk menghidupi istri dan empat orang
anaknya, pria yang tinggal di Kapas Baru, Kelurahan
Gading, Tambaksari, itu menghalalkan segala cara
untuk memenuhi gaya hidupnya tersebut.
Akibatnya, ia dilaporkan oleh Hj Rosidah (48), warga
Sidokerto, Buduran, dengan tuduhan menggelapkan
mobil yang disewanya. Mobil Xenia nopol W 1947 PR
itu dikelola Nanang Yuwanto (35), warga Sidokerto.
Lewat Nanang, Andi menyewa mobil warna silver
itu selama tiga hari pada Februari 2012 lalu dengan
biaya sewa Rp 225 ribu. Rupanya sejak mobil
berpindah tangan, tak pernah dikembalikan oleh
tersangka meski telah jatuh tempo. Padahal, uang
sewa belum dibayarkan sama sekali karena
tersangka sudah mengenal Nanang dengan baik.
Alhasil, korban Hj Rosidah yang kebingungan
melakukan pencarian mobilnya hingga melaporkan
dugaan penggelapan itu ke Mapolsek Buduran.
Tersangka baru berhasil ditangkap di rumah
kontrakannya, perumahan Mutiara Citra Asri,
beberapa waktu lalu. Tapi, mobil korban ternyata
sudah tidak ada karena digadaikan Rp 24 juta oleh
Andi Dwi Afrianto kepada seseorang.
“Pengakuannya, uang itu telah digunakan untuk
bersenang-senang dan menyewa mobil-mobil lain
secara bergantian,” kata Kapolsek Buduran, Kompol
Hendy Kurniawan.
Dalam pemeriksaan, terungkap kalau tersangka juga
pernah ditahan pada tahun 2002 lalu karena kasus penipuan
dan penggelapan. Dia dihukum dua bulan penjara.
Untuk kasus yang menjeratnya kali ini, Andi Dwi Afrianto
mengaku uangnya habis dipakai foya-foya.
“Saya pakai karaoke sama makan-makan bareng
teman-teman purel. Saya memang terpengaruh
kehidupan begitulah, akhirnya sering ganti-ganti
mobil untuk jaga gengsi meski dengan cara sewa,”
ucapnya.
Afrianto (34) memaksakan diri untuk gonta-ganti
mobil. Berlagak bossy meski aslinya tak punya
pekerjaan untuk menghidupi istri dan empat orang
anaknya, pria yang tinggal di Kapas Baru, Kelurahan
Gading, Tambaksari, itu menghalalkan segala cara
untuk memenuhi gaya hidupnya tersebut.
Akibatnya, ia dilaporkan oleh Hj Rosidah (48), warga
Sidokerto, Buduran, dengan tuduhan menggelapkan
mobil yang disewanya. Mobil Xenia nopol W 1947 PR
itu dikelola Nanang Yuwanto (35), warga Sidokerto.
Lewat Nanang, Andi menyewa mobil warna silver
itu selama tiga hari pada Februari 2012 lalu dengan
biaya sewa Rp 225 ribu. Rupanya sejak mobil
berpindah tangan, tak pernah dikembalikan oleh
tersangka meski telah jatuh tempo. Padahal, uang
sewa belum dibayarkan sama sekali karena
tersangka sudah mengenal Nanang dengan baik.
Alhasil, korban Hj Rosidah yang kebingungan
melakukan pencarian mobilnya hingga melaporkan
dugaan penggelapan itu ke Mapolsek Buduran.
Tersangka baru berhasil ditangkap di rumah
kontrakannya, perumahan Mutiara Citra Asri,
beberapa waktu lalu. Tapi, mobil korban ternyata
sudah tidak ada karena digadaikan Rp 24 juta oleh
Andi Dwi Afrianto kepada seseorang.
“Pengakuannya, uang itu telah digunakan untuk
bersenang-senang dan menyewa mobil-mobil lain
secara bergantian,” kata Kapolsek Buduran, Kompol
Hendy Kurniawan.
Dalam pemeriksaan, terungkap kalau tersangka juga
pernah ditahan pada tahun 2002 lalu karena kasus penipuan
dan penggelapan. Dia dihukum dua bulan penjara.
Untuk kasus yang menjeratnya kali ini, Andi Dwi Afrianto
mengaku uangnya habis dipakai foya-foya.
“Saya pakai karaoke sama makan-makan bareng
teman-teman purel. Saya memang terpengaruh
kehidupan begitulah, akhirnya sering ganti-ganti
mobil untuk jaga gengsi meski dengan cara sewa,”
ucapnya.
0 comments:
Posting Komentar