Keluarga almarhum
Didik alias Mamet (30), warga
Gamping Kulon RT 6 RW 4, Jeruk
Gamping, Krian, yang jasadnya
ditemukan mengambang di Sungai
Ngaresrejo, Kecamatan Sukodono,
meminta polisi segera menangkap
semua pelaku pengeroyokan terhadap
korban.
Sebab selain tersangka Moch Nur
Muhajir (18), warga Gresikan RT
5 RW II, Kelurahan Krian, Kecamatan
Krian, ada empat orang
lainnya yang diduga terkait dengan
perkara tersebut dan hingga kini
masih belum diamankan.
Hal itu disampaikan Anton Haryo
alias Jdor, kakak ipar korban.
“Kami tahu kalau Muhajir sudah
diamankan. Tetapi, sebenarnya
masih ada empat orang lain yang
masih bebas berkeliaran,” kata
Anton, kemarin.
Anton menyebut nama empat
orang yang diduga terkait dengan
kematian adik iparnya, Didik.
Nama itu didapat dari Maulana,
salah satu korban yang dirawat di
rumah sakit dan saat malam kejadian
bersama korban. “Saya sudah
ketemu sama Riki dan Maulana.
Mereka tahu siapa yang menyerang
adik saya,” katanya.
Dikatakan Anton, pada malam
nahas, Sabtu (6/10), Didik memang
sedang minum-minuman keras
bersama bersama teman-temannya
di pinggir sungai Gresikan, Krian.
“Sebagian dari mereka kemudian
meninggalkan tempat. Sebagian
lagi masih di TKP. Tak lama
kemudian datang Muhajir dan
teman-temannya melakukan penyerangan,”
katanya.
Kapolsek Krian, Kompol Koirul
Anam, yang ditemui mengaku bahwa
kasus tersebut masih terus dikembangkan.
“Pencarian pelaku
lain pasti kami lakukan. Tapi tidak
semudah membalikkan tangan.
Syukur-syukur kalau memang ada
yang mengetahui posisinya bisa
memberitahu kami untuk segera
dilakukan penangkapan,” katanya.
Mantan kapolsek Balongbendo
ini mengaku identitas empat rekan
Muhajir memang sudah diketahui.
Diduga kuat, pembunuhan terhadap
korban sudah direncanakan.
Motifnya, pelaku jengkel karena
beberapa jam sebelum kejadian,
korban Didik sempat berkelahi dengan
teman Muhajir di Lapangan
Ngingas, Krian.
Dalam kejadian, itu, imbuh Koirul,
tersangka Muhajir memukul
korban. Sementara rekannya membacokkan
pedang.
Didik alias Mamet (30), warga
Gamping Kulon RT 6 RW 4, Jeruk
Gamping, Krian, yang jasadnya
ditemukan mengambang di Sungai
Ngaresrejo, Kecamatan Sukodono,
meminta polisi segera menangkap
semua pelaku pengeroyokan terhadap
korban.
Sebab selain tersangka Moch Nur
Muhajir (18), warga Gresikan RT
5 RW II, Kelurahan Krian, Kecamatan
Krian, ada empat orang
lainnya yang diduga terkait dengan
perkara tersebut dan hingga kini
masih belum diamankan.
Hal itu disampaikan Anton Haryo
alias Jdor, kakak ipar korban.
“Kami tahu kalau Muhajir sudah
diamankan. Tetapi, sebenarnya
masih ada empat orang lain yang
masih bebas berkeliaran,” kata
Anton, kemarin.
Anton menyebut nama empat
orang yang diduga terkait dengan
kematian adik iparnya, Didik.
Nama itu didapat dari Maulana,
salah satu korban yang dirawat di
rumah sakit dan saat malam kejadian
bersama korban. “Saya sudah
ketemu sama Riki dan Maulana.
Mereka tahu siapa yang menyerang
adik saya,” katanya.
Dikatakan Anton, pada malam
nahas, Sabtu (6/10), Didik memang
sedang minum-minuman keras
bersama bersama teman-temannya
di pinggir sungai Gresikan, Krian.
“Sebagian dari mereka kemudian
meninggalkan tempat. Sebagian
lagi masih di TKP. Tak lama
kemudian datang Muhajir dan
teman-temannya melakukan penyerangan,”
katanya.
Kapolsek Krian, Kompol Koirul
Anam, yang ditemui mengaku bahwa
kasus tersebut masih terus dikembangkan.
“Pencarian pelaku
lain pasti kami lakukan. Tapi tidak
semudah membalikkan tangan.
Syukur-syukur kalau memang ada
yang mengetahui posisinya bisa
memberitahu kami untuk segera
dilakukan penangkapan,” katanya.
Mantan kapolsek Balongbendo
ini mengaku identitas empat rekan
Muhajir memang sudah diketahui.
Diduga kuat, pembunuhan terhadap
korban sudah direncanakan.
Motifnya, pelaku jengkel karena
beberapa jam sebelum kejadian,
korban Didik sempat berkelahi dengan
teman Muhajir di Lapangan
Ngingas, Krian.
Dalam kejadian, itu, imbuh Koirul,
tersangka Muhajir memukul
korban. Sementara rekannya membacokkan
pedang.
0 comments:
Posting Komentar