Tanggung Jawab Pengelolaan Air Mancur Monumen Batik Sidoarjo

Wakil Ketua Komisi C, I Wayan Dendra,
menyoroti lemahnya koordinasi antar-satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) di pemkab Sidoarjo.
Kritikan itu disampaikan terkait tidak adanya
kepastian siapa pihak yang berwenang mengelola
taman air mancur di monunen batik Jl Gajah Mada.
“Seharusnya ada koordinasi yang bagus antar-SKPD.
Tidak seperti sekarang ini. Masak sudah ada pembangunan
air mancur di monumen batik, tapi setelah
itu tidak jelas siapa yang melakukan perawatan rutin,”
kritik I Wayan Dendra, kemarin (17/5).
Seharusnya, kata dia, saat pembangunan monumen
batik itu sudah ada proyeksi siapa yang akan melakukan
pengelolaan maupun perawatan terhadap proyek
fisik yang dibangun Dinas PU Cipta Karya tersebut.
Dengan demikian, bangunan fisik yang didirikan
dengan menelan dana APBD sekitar Rp 1,4 milar
itu bisa terawat dengan baik.
“Kalau setelah membangun setelah itu tidak tahu
akan dikemanakan, ini patut dipertanyakan. Jangan
sampai ke depan antar-SKPD saling lempar tanggung
jawab,” tegas I Wayan Dendra yang juga ketua DPC
Partai Hanura Sidoarjo.
Sebelumnya, pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) tidak mau melakukan perawatan monumen
kampung batik yang disertai bangunan air mancur
itu. Dalihnya, DKP tidak ikut melakukan pembangunan
dan tidak ada ada penyerahan secara resmi
ke DKP. Padahal, tugas DKP salah satunya menjaga
dan merawatan taman-taman di Sidoarjo termasuk
air mancurnya.