Tumpukan sampah
di Tempat Pembuangan Sementara
(TPS) di Jl Raya Kemiri,
Sidoarjo yang sudah seminggu
tidak diangkut, karena kerusakan
truk sampah. Dinas Kebersihan
dan Pertamanan (DKP) Pemkab
Sidoarjo bingung karena sampah
semestinya memang sudah diangkut
ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).
“Kami tetap berusaha mengangkut
sampah dari TPS secepatnya,
tapi truk rusak menjadi kendala,”
kata Kepala DKP M Safiq.
Menurut dia beberapa truk yang
biasa digunakan mengangkut
sampah dari TPS ke TPA sedang
mengalami kerusakan. Imbasnya
adalah proses pembuangan ke
TPA terganggu, “(pengangkutan
sampah) tidak bisa dilakukan
secara cepat,” terusnya.
Pantauan di lapangan, setelah
disorot, volume sampah di TPS Jl
Raya Kemiri, terlihat sudah ada
pengurangan. Tidak seperti sebelumnya
yang menumpuk, kemudian
dilakukan pembakaran untuk
mengurangi. Sedangkan kemarin,
terlihat empat orang terlihat
sibuk menurunkan sampah
dari beberapa gerobak warna
kuning. Sedangkan tiga bak yang
terbuat dari dinding, masih ada
tumpukan sampah yang belum
diangkut, termasuk di dua bak
kontainer.
Abdullah, warga salah satu perumahan
di Kemiri, membenarkan
terlihatnya pengurangan
volume sampah ini. Ia memperkirakan
ada sampah yang diangkut
dengan truk DKP ke TPA
di Kupang, Jabon. “Memang terlihat
sudah ada pengurangan.
Tetapi rasanya lokasi itu sudah
tidak layak. Masak sampah dari
Buduran juga dibuang ke situ,”
katanya.
Abdullah menilai sampah yang
masuk ke TPS hendaknya langsung
diangkut ke TPA, apalgi
harus menunggu sampai sehari
atau dua hari. “Apalagi, TPS-nya
sekarang terlihat meluas. Bukan
hanya tiga bak yang dipakai,
tetapi sudah melebar ke arah
barat,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini, M Safiq
menyatakan telah memikirkan
hal itu. “Pemikiran ada tetapi
sulit mencari lokasi yang tepat,”
katanya. “Di mana lahan yang
dapat digunakan untuk TPS? “
katanya balik bertanya.
Sementara itu terkait dengan
rumah makan yang membuang
sampahnya langsung ke TPS, ia
menerangkan hal tersebut sudah
ditangani oleh petugas di lapangan.
“Harus dibuang ke TPA
sekalipun menggunakan truk
DKP, karena mereka ternyata
sudah membayar retribusi,” imbuhnya.
di Tempat Pembuangan Sementara
(TPS) di Jl Raya Kemiri,
Sidoarjo yang sudah seminggu
tidak diangkut, karena kerusakan
truk sampah. Dinas Kebersihan
dan Pertamanan (DKP) Pemkab
Sidoarjo bingung karena sampah
semestinya memang sudah diangkut
ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).
“Kami tetap berusaha mengangkut
sampah dari TPS secepatnya,
tapi truk rusak menjadi kendala,”
kata Kepala DKP M Safiq.
Menurut dia beberapa truk yang
biasa digunakan mengangkut
sampah dari TPS ke TPA sedang
mengalami kerusakan. Imbasnya
adalah proses pembuangan ke
TPA terganggu, “(pengangkutan
sampah) tidak bisa dilakukan
secara cepat,” terusnya.
Pantauan di lapangan, setelah
disorot, volume sampah di TPS Jl
Raya Kemiri, terlihat sudah ada
pengurangan. Tidak seperti sebelumnya
yang menumpuk, kemudian
dilakukan pembakaran untuk
mengurangi. Sedangkan kemarin,
terlihat empat orang terlihat
sibuk menurunkan sampah
dari beberapa gerobak warna
kuning. Sedangkan tiga bak yang
terbuat dari dinding, masih ada
tumpukan sampah yang belum
diangkut, termasuk di dua bak
kontainer.
Abdullah, warga salah satu perumahan
di Kemiri, membenarkan
terlihatnya pengurangan
volume sampah ini. Ia memperkirakan
ada sampah yang diangkut
dengan truk DKP ke TPA
di Kupang, Jabon. “Memang terlihat
sudah ada pengurangan.
Tetapi rasanya lokasi itu sudah
tidak layak. Masak sampah dari
Buduran juga dibuang ke situ,”
katanya.
Abdullah menilai sampah yang
masuk ke TPS hendaknya langsung
diangkut ke TPA, apalgi
harus menunggu sampai sehari
atau dua hari. “Apalagi, TPS-nya
sekarang terlihat meluas. Bukan
hanya tiga bak yang dipakai,
tetapi sudah melebar ke arah
barat,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini, M Safiq
menyatakan telah memikirkan
hal itu. “Pemikiran ada tetapi
sulit mencari lokasi yang tepat,”
katanya. “Di mana lahan yang
dapat digunakan untuk TPS? “
katanya balik bertanya.
Sementara itu terkait dengan
rumah makan yang membuang
sampahnya langsung ke TPS, ia
menerangkan hal tersebut sudah
ditangani oleh petugas di lapangan.
“Harus dibuang ke TPA
sekalipun menggunakan truk
DKP, karena mereka ternyata
sudah membayar retribusi,” imbuhnya.
0 comments:
Posting Komentar