Festival Batik Nasional berlangsung 5-18 November 2013 di Sun City Mall Sidoarjo

SELAIN mengenalkan batik
Sidoarjo, festival ini juga
menghadirkan motif batik dari
luar daerah. Misalnya Madura,
Pekalongan, Cirebon, Jogjakarta
dan Solo.
Humas Sun City Mall, Erna
Redita mengatakan batik
sudah menjadi pakaian nasional.
Meski demikian tetap
perlu digebyar kegiatan untuk
lebih memasyarakatkan batikbatik
Indonesia. “Sebab masing-
masing daerah memiliki
ciri khas batik sendiri-sendiri,”
ungkapnya.
Dalam festival ini, selain
mengenalkan batik, juga
digelar dalam rangka memperingati
hari batik nasional
yang jatuh awal bulan Oktober.
Nantinya juga akan
dilaksanakan fashion show
dengan tema batik. Masyarakat
yang mengunjung
festival pun dapat menjajal
pengalaman untuk belajar
membatik. “Kita memberikan
kesempatan bagi pengunjung
yang ingin belajar batik,” terus
Erna.
Salah satu peserta membatik,
Isabel Wijaya mengatakan
sangat senang bisa
belajar membatik. Siswi salah
satu SD swasta berusia 10
tahun ini menuturkan dia
sangat suka batik. “Di rumah
punya tiga batik,” kata Isabel.
Ia mengaku tidak kesulitan
membatik. Sebab dalam
lembaran kain putih yang
akan dibatik sudah ada polanya.
“Sudah ada polanya,
tinggal mengikuti polanya
saja,” terusnya kemudian.
Ketua Paguyuban Batik
Sidoarjo, Nurul Huda menyambut
antusias festival ini. Ia
menilai batik perlu dikenalkan
secara dini kepada masyarakat.
“Agar tradisi batik ini bisa
dilestarikan oleh anak cucu kita
kelak,” ujar Nurul Huda.
Selain itu ia juga menjelaskan
perbedaan Batik Sidoarjo
dengan batik dari
daerah lain. “Batik Sidoarjo itu
merupakan penggabungan
antara Batik Jawa dan Batik
Madura, selain kaya warna
Batik Sidoarjo juga kaya
motif,” ungkapnya.