UMK 2013 Sidoarjo Diusulkan Rp 1.560.000

Dewan Pengupahan
Sidoarjo mengusulkan
Upah Minimum Kabupaten
(UMK) 2013 senilai Rp
1.560.000. Usulan itu merupakan
keputusan dari tidak
adanya titik temu antara
unsur pengusaha dan buruh.
“Saat diusulkan UMK Rp
1.560.000, dewan pengupahan
dari unsur pengusaha
memilih walk out dan tidak
ikut menentukan usulan itu,”
ujar Ketua Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apkindo)
Sidoarjo Sukiyanto, kemarin.
Usulan UMK sebesar itu,
kata Sukiyanto, merupakan
keputusan yang diambil
pemerintah daerah. Sebab
saat rapat dewan pengupahan
untuk mengusulkan
UMK 2013, unsur pengusaha
memilih keluar rapat.
“Alasannya karena perhitungan
UMK-nya tidak
sesuai dengan hitungan
riil,” tegasnya.
Untuk itu, pihak pengusaha
tetap pada pendirian
awal jika UMK 2013 diusulkan
naik sekitar 10 sampai
20 persen dari UMK
2012 sebesar Rp 1.252.000.
Sedangkan usulan dari
kalangan buruh atau pekerja
meminta UMK 2013
naik Rp 1.620.000.
Sekarang usulan dari dewan
pengupahan itu sudah
disampaikan ke Bupati Sidoarjo
dan diteruskan ke
Gubernur Jatim. Sejauh ini
pihak Apindo menunggu keputusan
final berapa UMK
2013 yang akan diputuskan
oleh Gubernur Jatim.
“Sebenarnya kita tidak
mempermasalahkan besaran
UMK sepanjang perhitungannya
masuk akal. Tapi kalau
ditetapkan tanpa perhitungan,
kami menolak,” terangnya. Penentuan UMK ini memang alot.
Itulah kenapa beberapa kali digelar
rapat di dewan pengupahan selalu
belum ada titik temu. Terlebih ada
beberapa item yang belum ada kata
sepakat antara unsur pengusaha dan
buruh, seperti item kos-kosan dan
transportasi.
Sementara itu, Sugiono salah satu
buruh yang turut datang di kantor
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker)
Sidoarjo mengakui jika rapat
dewan pengupahan memang alot. Saat
itu beberapa perwakilan buruh dari
beberapa elemen turut hadir di kantor
Dinsosnaker menunggu hasil rapat
dewan pengupahan memutuskan
usulan UMK 2013.
“Ternyata saat rapat itu, dewan
pengupahan dari unsur pengusaha memilih
walk out,” ujarnya.