Promosi terhadap produk kerajinan di
Tanggulangin terus dilakukan oleh
para perajin. Tidak hanya memperkuat
pasar lokal saja, namun promosi di
luar Sidoarjo juga intens dilakukan.
Salah satunya dengan menggelar
pelatihan produk kulit pemuda Kabupaten
Mesuji, Lampung. Kegiatan ini
sudah dimulai sejak 26 November dan
berakhir 24 Desember mendatang. BUKAN memasarkan produk,
apalagi promosi. Kali ini pengrajin
yang tergabung dalam Industri Tas Koper (Intako) memilih cara
yang berbeda dibandingkan
biasanya. Intako memberikan
pelatihan produk kulit kepada 20
pemuda Kabupaten Mesuji,
Lampung di Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI) di Tanggulangin.
Sebanyak 20 pemuda Mesuji
selama satu bulan penuh diajari
khusus dari tujuh pembimbing dari
Intako serta dua dari BPIPI.
Mereka diajarkan secara dasar
pengembangan tas yang menggunakan
bahan kulit sintesis.
Langsung dari sang pakar di Tanggulangin,
tahap demi tahap mereka
mempraktikkan cara mencetak
serta merangkai tas. Mustofa, salah satu peserta pelatihan
begitu serius menyimak
materi yang diberikan. Rupanya
ia memang sangat tertarik
dengan kerajinan tas di Tanggulangin.
Apalagi ketika mendapatkan
tawaran dari Pemkab
Mesuji untuk diajarkan pembuatan
kerajian tas, ia tak menyianyiakan
kesempatan itu.
“Saya langsung senang saat
diajak ke Tanggulangin untuk
mebuat tas,” ungkapnya.
Pria ini mengaku, kerajinan
tas dari kulit serta kerajinan
lain di Mesuji masih minim.
Apalagi yang murni dibuat dari
Mesuji sendiri. Karena itu dengan
bakat serta ketrampilan
yang diberikan selama 30 hari
ini, dia ingin memperoleh hasil
positif. “Semoga setelah selesai
pelatihan, kami bisa mengembangkan
usaha kerajinan kulit
di sana (Mesuji),” tambahnya.
Ketua Intako Syihabudin mengakui,
pelatihan yang diberikan
pada 20 pemuda Mesuji merupakan
salah bentuk promosi
yang dilakukan. Dengan memberikan
pelatihan, diharapkan
produk di Tanggulangin semakin
terkenal di luar Sidoarjo,
terutama di Lampung.
“Niat kita promosi bahwa di
Tanggulangin ini memang masih
banyak pengrajin kulit yang
berkualitas,” ungkapnya.
Apakah nantinya tidak menjadi
kompetitor? Syihabudin
mengungkapkan pihaknya tidak
akan menganggap para
pengrajin yang berkembang di
Mesuji adalah saingan. Justru
dengan ilmu yang didapatkan
dari pengrajin Tanggulangin,
para pemuda Mesuji ini mampu
mempromosikan ilmu yang mereka
dapat. “Kita harapkan pengrajin
di Tanggulangin ini terus mengembangkan
sayap,” katanya.
Menurutnya, ada empat item
yang diperkenalkan untuk pelatihan pelatihan
dasar mengolah kulit.
Yakni untuk tas wanita, tas pesta,
tas kerja dan tas sekolah.
Tas sekolah dianggap masih
menjadi kebutuhan dan terus
berkembang hingga saat ini.
“Kita ajarkan dasar-dasar mengolah
kulit sintesis untuk tas
saja,” tambahnya.
Mengapa pilih Mesuji? Selain
menjadi mitra dari Pemkab Sidoarjo,
Mesuji minim pengrajinnya.
Di kawasan tersebut hanya
berkembang bidang pertanian
dan perkebunan. Karena
itu promosi pengrajin tas di
Tanggulangin diharapkan bisa
menembus kawasan Mesuji.
“Sejak adanya semburan
lumpur kita sempat jatuh. Namun
dari tahun-ke tahun kita
niatkan untuk berkembang
dan saat ini memang sedang
mengembangkan potensi yang
ada di Tanggulangin,” pungkasnya.
Tanggulangin terus dilakukan oleh
para perajin. Tidak hanya memperkuat
pasar lokal saja, namun promosi di
luar Sidoarjo juga intens dilakukan.
Salah satunya dengan menggelar
pelatihan produk kulit pemuda Kabupaten
Mesuji, Lampung. Kegiatan ini
sudah dimulai sejak 26 November dan
berakhir 24 Desember mendatang. BUKAN memasarkan produk,
apalagi promosi. Kali ini pengrajin
yang tergabung dalam Industri Tas Koper (Intako) memilih cara
yang berbeda dibandingkan
biasanya. Intako memberikan
pelatihan produk kulit kepada 20
pemuda Kabupaten Mesuji,
Lampung di Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI) di Tanggulangin.
Sebanyak 20 pemuda Mesuji
selama satu bulan penuh diajari
khusus dari tujuh pembimbing dari
Intako serta dua dari BPIPI.
Mereka diajarkan secara dasar
pengembangan tas yang menggunakan
bahan kulit sintesis.
Langsung dari sang pakar di Tanggulangin,
tahap demi tahap mereka
mempraktikkan cara mencetak
serta merangkai tas. Mustofa, salah satu peserta pelatihan
begitu serius menyimak
materi yang diberikan. Rupanya
ia memang sangat tertarik
dengan kerajinan tas di Tanggulangin.
Apalagi ketika mendapatkan
tawaran dari Pemkab
Mesuji untuk diajarkan pembuatan
kerajian tas, ia tak menyianyiakan
kesempatan itu.
“Saya langsung senang saat
diajak ke Tanggulangin untuk
mebuat tas,” ungkapnya.
Pria ini mengaku, kerajinan
tas dari kulit serta kerajinan
lain di Mesuji masih minim.
Apalagi yang murni dibuat dari
Mesuji sendiri. Karena itu dengan
bakat serta ketrampilan
yang diberikan selama 30 hari
ini, dia ingin memperoleh hasil
positif. “Semoga setelah selesai
pelatihan, kami bisa mengembangkan
usaha kerajinan kulit
di sana (Mesuji),” tambahnya.
Ketua Intako Syihabudin mengakui,
pelatihan yang diberikan
pada 20 pemuda Mesuji merupakan
salah bentuk promosi
yang dilakukan. Dengan memberikan
pelatihan, diharapkan
produk di Tanggulangin semakin
terkenal di luar Sidoarjo,
terutama di Lampung.
“Niat kita promosi bahwa di
Tanggulangin ini memang masih
banyak pengrajin kulit yang
berkualitas,” ungkapnya.
Apakah nantinya tidak menjadi
kompetitor? Syihabudin
mengungkapkan pihaknya tidak
akan menganggap para
pengrajin yang berkembang di
Mesuji adalah saingan. Justru
dengan ilmu yang didapatkan
dari pengrajin Tanggulangin,
para pemuda Mesuji ini mampu
mempromosikan ilmu yang mereka
dapat. “Kita harapkan pengrajin
di Tanggulangin ini terus mengembangkan
sayap,” katanya.
Menurutnya, ada empat item
yang diperkenalkan untuk pelatihan pelatihan
dasar mengolah kulit.
Yakni untuk tas wanita, tas pesta,
tas kerja dan tas sekolah.
Tas sekolah dianggap masih
menjadi kebutuhan dan terus
berkembang hingga saat ini.
“Kita ajarkan dasar-dasar mengolah
kulit sintesis untuk tas
saja,” tambahnya.
Mengapa pilih Mesuji? Selain
menjadi mitra dari Pemkab Sidoarjo,
Mesuji minim pengrajinnya.
Di kawasan tersebut hanya
berkembang bidang pertanian
dan perkebunan. Karena
itu promosi pengrajin tas di
Tanggulangin diharapkan bisa
menembus kawasan Mesuji.
“Sejak adanya semburan
lumpur kita sempat jatuh. Namun
dari tahun-ke tahun kita
niatkan untuk berkembang
dan saat ini memang sedang
mengembangkan potensi yang
ada di Tanggulangin,” pungkasnya.
0 comments:
Posting Komentar